PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Setelah sukses berkongres, Pengurus Ikatan Keluarga Alumni Universitas Riau (IKA Unri) periode 2021-2025, pun resmi terbentuk. SK Kepengurusan suda'h ditandatangani oleh Rektor Unri Prof Dr Ir H Aras Mulyadi DEA.
Ketua Umum terpilih, H Wan M Hasyim pun bergerak cepat, diadakan rapat pengurus perdana. Karena dalam situasi pandemi Covid 19, rapat ini dilakukan secara daring, dan hampir semua pengurus hadir pada rapat ini.
“Rapat pengurus ini sekaligus ajang silaturahmi pengurus IKA Unri. Beberapa rencana kerja pengurus dalam waktu dekat juga dibahas di rapat ini," kata Suhu Wan, sapaan akrab Wan M Hasyim dalam keterangan resminya, Jumat (30/7/2021).
Salah satu pembahasan di rapat pengurus ini, lanjut Suhu Wan, soal rencana pengukuhan pengurus IKA Unri periode 2021-2025. Termasuk membahas beberapa amanah kongres, di antaranya soal menuntaskan revisi AD ART IKA Unri dan soal iuran anggota.
"Untuk rencana pengukuhan dan rapat kerja, kita sepakat pada pekan akhir Agustus. Apakah nanti langsung atau daring, kita akan lihat situasi Covid 19 ini dulu. Mudah-mudahan rencana ini bisa terlaksana. Soal amanah kongres, merevisi AD ART dan iuran anggota, nanti akan dibentuk tim adhock dan diputuskan dalam rapat kerja," jelas Suhu Wan.
Sekum Aiden, bersama tim Kesekretariatan pun sudah merampungkan beberapa pekerjaan, seperti menyiapkan Sekretariat dan memfasilitasi beberapa rapat pengurus. Dalam waktu dekat, IKA Unri pun, lanjut Suhu Wan, akan membuka usaha Warung Kopi Alumni di Pekanbaru. Di lokasi ini juga akan ada ruang training center dan kantor IKA Unri.
Suhu Wan juga tak menampik sempat ada riak-riak, saat tim formatur menyusun kepengurusan IKA Unri. Namun, ia menyebut, bahwa ini merupakan dinamika organisasi. Karena ini adalah organisasi alumni, tentu tujuannya baik, yakni mengabdi untuk alumni dan almamater.
"Alhamdulillah, dari 94 nama yang saat ini ada di SK pengurus, diluar dewan penasehat dan dewan pertimbangan semuanya kita letakkan pada komposisi sesuai dengan kapasitas masing-masing, mereka tidak ada yang meminta posisi untuk diletakkan dijabatan yang mana dalam kepengurusan. Bahkan beberapa orang awalnya sempat menolak, namun setelah didiskusikan terkait perlunya mereka untuk memperkuat dalam struktur kepengurusan tersebut akhirnya bersedia mengabdikan diri untuk alumni dan almamater. Jadi, kamilah yang memilih dan meminta teman-teman masuk di kepengurusan, termasuk daftar usulan nama dari ketua ika fakultas dan komisariat," kata Suhu Wan.
Memang, tambahnya, dalam rapat formatur ada tarik ulur dalam menempatkan komposisi dalam struktur kepengurusan, sempat terjadi beberapa kali skorsing, dan komposisi terakhir yang kita berharap sudah dapat disepakati oleh seluruh tim formatur dengan telah memasukkan ke-7 nama ketua ika fakultas dan komisariat yang saat ini menyatakan keberatan dengan menyampaikan rilis media. "Sebenarnya ke-7 nama ketua itu sudah kita akomodir, yakni 2 sebagai ketua, 1 sekretaris, 1 bendahara, 1 ketua departeman, 1 sekretaris departeman, 1 anggota departemen, termasuk 1 orang formatur lg (diluar 7 nama tersebut) juga duduk sebagai ketua" jelas Suhu Wan
Namun, 1 orang formatur ngotot minta salah satu dari 3 jabatan, Ketua Harian, Sekum atau Bendum. Jika permintaan tidak dipenuhi, maka 1 formatur yang bersangkutan meminta nama-nama mereka dikeluarkan dari struktur kepengurusan.
“Ini yang terakhir saya tolak karena chemistry dan dari awal sebelum kongres saya juga sudah sampaikan untuk 3 posisi tersebut sudah ada tim yang memang saya merasa sesuai untuk bekerjasama dengan mereka, jadi teman-teman tersebut sudah tahu, tetapi kenapa tetap ngotot untuk memaksa mendapatkan posisi tersebut. Saat rapat mau closing, kita minta jeda waktu sebentar, namun saat rapat mau dimulai ternyata 3 formatur sudah pulang tanpa pemberitahuan kepada tim formatur yang masih tinggal," tambah Suhu Wan lagi.
Akhirnya, kata Suhu Wan, rapat tetap dilanjutkan dengan 4 formatur yang ada. Nama-nama yang masuk dalam kepengurusan akhirnya memang diputuskan tidak ada 7 nama tersebut, hal ini sesuai dengan permintaan agar mereka minta dikeluarkan saja jika tidak ada yang duduk sebagai ketua harian, sekretaris umum atau Bendahara umum.
“Namun kita sudah mengakomodir semua perwakilan Ika fakultas, kecuali Ika Fakultas Keperawatan yang memang tidak bersedia masuk kepengurusan karena ingin fokus membesarkan IKA Fakultas mereka dan kita sangat apresiasi dengan sikap IKA Fakultas Keperawatan ini, dan kita juga berharap teman-teman yang tidak masuk dalam struktur IKA Universitas Riau tetap bisa mengabdikan diri di IKA Fakultas masing-masing, mari kita sama-sama bersinergi untuk membesarkan nama alumni dan almamater Universitas Riau, dimanapun posisi kita saat ini" ujar Suhu Wan, sambil menimpali, sebenarnya rapat formatur itu tidak deadlock, bukan walkout juga, tetapi ada formatur yang pulang meninggalkan rapat tanpa izin.
Langkah-langkah konsolidasi alumni dan pengurus tentu, kata Suhu Wan, akan terus dijalankan. Tujuannya agar IKA Unri periode ini bisa berjalan baik, sesuai amanah Kongres.
Laporan: Helfizon Assyafei (Pekanbaru)
Editor: Eka G Putra