RIAUPOS.CO - Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi tengkes (stunting) di Provinsi Riau berada pada angka 17 persen, ini lebih baik dibandingkan tahun 2021 sebesar 22,3 persen.
Meskipun angka tengkes di Provinsi Riau turun 5,3 persen. Wakil Gubernur Riau (Wagubri) yang juga Ketua Pelaksana Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Riau Edy Natar Nasution mengingatkan supaya Provinsi Riau tidak lengah, menurutnya angka tersebut bisa saja berubah-ubah, untuk itu diperlukan kewaspadaan.
Pencapaian prevalensi tengkes tahun 2022, sebut Wagubri, telah mencapai target perubahan RPJMD Provinsi Riau yaitu pada angka 18,4 persen, dan mencapai target WHO yaitu 20 persen.
“Meskipun demikian, kita tidak boleh lengah dan harus waspada, karena angka ini bisa saja berubah kembali. Oleh karena itu kita harus bisa bekerja keras untuk memastikan prevalensi tengkesdi Provinsi Riau jangan sampai naik kembali,” jelas Wagubri.
Disampaikan Wagubri, percepatan penurunan tengkes merupakan program prioritas nasional yang harus mendapat perhatian serius, baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, yang menargetkan pada tahun 2024 angkasa tengkes Indonesia diharapkan bisa mencapai pada angka 14 persen.
“Prevalensi Riau tahun 2022 pada angka 17 persen, jadi dengan sisa waktu yang hanya tinggal satu tahun enam bulan ini, kita harus bisa menurunkan minimal 3 persen untuk kita mencapai angka 14 persen di tahun 2024,” imbuh Edy Nasution.
Untuk diketahui, tengkes merupakan ancaman terhadap kualitas hidup, produktivitas, dan daya saing terhadap pembangunan sumber daya manusia, sebagai dampak dari terganggunya pertumbuhan otak dan perkembangan metabolisme tubuh dalam jangka panjang.
Selain itu juga, tengkes dapat mempengaruhi kemampuan anak belajar, menyebabkan keterbelakangan mental dan munculnya penyakit kronis ditubuh anak.
Seringkali masalah-masalah nonkesehatan menjadi akar dari masalah tengkes, baik itu masalah ekonomi, politik, sosial, budaya, kemiskinan, kurangnya pemberdayaan perempuan, serta masalah degradasi lingkungan.
Tetapi, tengkes bisa dicegah dengan menerapkan pola makan atau asupan gizi yang cukup dan seimbang, pola asuh, serta sanitasi dan akses air bersih.(gem)
Laporan SOLEH SAPUTRA, Pekanbaru