JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- WAKIL Presiden Ma’ruf Amin menyampaikan pemerintah Indonesia sudah menyiapkan skenario untuk evakuasi WNI yang ada di Wuhan, Cina. Hanya saja dengan status Wuhan yang masih terisolasi, karena menjadi pusat penyebaran virus corona, Ma’ruf mengatakan menjadi hambatan dalam proses evakuasi. Dia menjelaskan saat ini Wuhan dan sejumlah daerah lainnya ditetapkan sebagai daerah isolasi oleh pemerintah Cina.
"Sehingga tidak boleh ada orang masuk dan tidak boleh ada yang keluar," katanya di kantor Wakil Presiden, Rabu (29/1).
Dengan kondisi tersebut, Ma’ruf mengatakan pemerintah Indonesia masih menunggu kebijakan atau sikap dari pemerintah Cina. Bahkan dia mengatakan sejumlah armada pesawat dari negara lain yang sudah terbang ke Cina, juga mengalami hambatan untuk evakuasi warganya.
Ma’ruf mencontohkan evakuasi oleh pemerintah Amerika Serikat. Saat ini kabar yang beredar konsulat AS di Wuhan tutup sementara. Sedangkan untuk evakuasi warga AS yang ada di sana, masih belum bisa dilakukan.
"Jadi memang situasi ini karena dia (Wuhan, red) dijadikan sebagai daerah isolasi," tuturnya.
Namun Ma’ruf menegaskan pemerintah sudah siap melakukan evakuasi, jika ada perkembangan status isolasi oleh pemerintah Cina. Dia menegaskan kalau memungkinkan untuk evakuasi, pemerintah Indonesia siap melaksanakannya. Menurutnya semua negara yang memiliki warga negara di Wuhan sedang menjalankan diplomasi ke Cina. Namun dia menegaskan otoritas yang bisa memutuskan orang di Wuhan boleh keluar atau tidak adalah pemerintah setempat.
Desakan supaya pemerintah mengambil langkah penyelamatan WNI di Wuhan juga disuarakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Sa’adi menyampaikan permintaan kepada pemerintah Indonesia untuk langkah-langkah penyelamatan WNI di Wuhan serta daerah lain yang terpapar corona.
"Agar mereka mendapatkan perlindungan kesehatan dan keselamatan jiwanya," jelasnya.
Pria yang juga menjadi Wakil Menteri Agama itu menjelaskan jika memungkinkan prose evakuasi para WNI bisa dilakukan segera. MUI menuturkan proses evakuasi itu tentu mempertimbangkan prosedur keselamatan dan standar kebijakan dari pemerintah Cina.
Mahasiswa Riau Ucapkan Terima Kasih
Enam warga Riau yang terdiri dari lima mahasiswa dan satu anak-anak mengirim surat ke Gubernur Riau (Gubri) H Syamsuar, Rabu (29/1). Surat tersebut berisi ucapan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan kepada mereka. Dalam surat yang diterima Riau Pos, penulis surat itu adalah salah satu mahasiswa asal Riau Langen Nidhana, yang mengaku mewakili rekan-rekannya. Selain mengucapkan terima kasih, para mahasiswa juga menyampaikan bahwa kondisi mereka saat ini baik-baik saja.
"Perlu Ananda sampaikan, bahwa keadaan kami sehat walafiat. Sajak awal kemunculan wabah, kami terus jalin komunikasi dengan pemerintah Indonesia termasuk pemerintah Riau," tulis Langen dalam surat tersebut.
Langen melanjutkan, bantuan berupa uang tunai yang dikirimkan Pemerintah Provinsi Riau juga sudah mereka terima. Untuk itu, mereka juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu.
"Semoga upaya dan tindakan nyata ini membantu kami bertahan hingga proses evakuasi pemerintah pusat dilaksanakan," tulis Langen.
Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau Yan Prana Jaya mengatakan, bantuan berupa uang yang ditransfer ke masing-masing rekening warga Riau tersebut dimaksudkan agar bisa membantu memenuhi keperluan logistik mereka selama berada di Wuhan.
"Bantuan ini guna meringankan beban mereka di sana. Jumlahnya masing-masing Rp10 juta," katanya.
Sementara itu Gubri mengatakan, terkait virus corona yang membuat pemerintah Cina mengambil kebijakan melakukan isolasi penduduk Kota Wuhan, termasuk WNI yang berada di sana, ia turut memantau perkembangan informasi tersebut.
"Pemprov melalui Wagub dan Sekdaprov saya minta untuk terus memantau perkembangan situasi warga Riau tersebut dengan pihak terkait. Alhamdulillah dilaporkan mereka dalam kondisi baik. Sekdaprov juga sudah dapat berkomunikasi dengan salah satu dari warga Riau di sana," sebutnya.
Dalam kesempatan itu, Syamsuar juga mengajak semua masyarakat Riau untuk terus mendoakan yang terbaik untuk warga Riau yang saat ini masih berada di Wuhan. Pihaknya percaya dan yakin, pemerintah melalui KBRI akan melakukan hal terbaik melindungi seluruh WNI termasuk warga Riau.
"Mari kita doakan situasi di sana lekas membaik, dan semoga saudara-saudara kita berada dalam kondisi sehat walafiat, di manapun mereka berada," ajaknya.
Periksa 4 Artis Taiwan dan Malaysia
Empat artis asal Taiwan dan Malaysia yang akan menghibur masyarakat Tionghoa di Kelenteng Hock Ann Kiong Bengkalis dalam perayaan Imlek menjalani pemeriksaan oleh Dinas Kesehatan (Diskes) Bengkalis. Hal itu dilakukan untuk pencegahan virus corona dengan menggunakan alat Forehead Thermometer. Tim terpadu Diskes melakukan cek kesehatan para artis tersebut yang dilakukan dr Harris Wahyu dari Puskesmas Bengkalis.
"Intinya kami sudah melakukan berbagai upaya yang bersifat cegah dan tangkal masuknya virus corona ke Kabupaten Bengkalis ini," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Diskes Bengkalis, Alwizar SKM kepada wartawan usak pemeriksaan, Rabu (29/1).
Upaya tersebut antara lain, kata Alwizar, mengaktifkan sistem kewaspadaan dini di seluruh wilayah dan memaksimalkan upaya deteksi dini dengan melakukan screening penumpang yang turun pada dua pelabuhan. Yakni Pelabuhan Bandar Sri Setia Raja di Selatbaru dan Bandar Laksamana di Kecamatan Bengkalis. Di samping itu juga dilakukan screening terhadap ABK kapal kargo di Pelabuhan Pertamina Sri Pakning.
"Upaya deteksi di pelabuhan ini berkerja sama dengan KKP. Upaya yang kedua adalah menyiapkan fasilitas di RSUD Bengkalis sebagai pelayanan sementara sebelum dirujuk ke rumah sakit rujukan," ungkap Alwizar.
Sementara itu Diskes Kepulauan Meranti dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) melakukan pengawasan virus corona di jalur domestik, Rabu (29/1). Pengawasan manual menggunakan pemindai suhu tubuh (thermal scanner) penumpang di Pelabuhan Tanjung Harapan, Selatpanjang. Kepala Diskes dr Misri mengatakan, langkah ini dilakukan untuk menghindari bobolnya pengawasan dari KKP Kepri.(wan/jpg/sol/esi/wir/ted)
Laporan: JPG