PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Persoalan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi salah satu atensi Polda Riau. Hal itu dibuktikan dengan pengusutan kasus karhutla yang sampai saat ini telah menetapkan 13 tersangka. Mereka berasal dari kasus perorangan dan menyebar di 12 kabupaten/kota se-Riau. Hal itu diungkapkan Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto kepada Riau Pos, Senin (28/6).
Dijelaskan dia, saat ini jumlah lahan yang terbakar dan dilakukan penyelidikan oleh Polda Riau berjumlah sebanyak 67,79 hektare. Sedangkan untuk proses hukum yang sudah masuk tahap dua ada sebanyak 9 kasus.
"Ini merupakan kasus perorangan yang sampai saat ini sudah ditetapkan sebanyak 13 orang tersangka. Penyelidikan maupun penyidikan dilakukan oleh beberapa satuan. Seperti Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) dan selebihnya ada di polres," sebut Sunarto.
Ia kemudian merincikan kasus karhutla yang ditangani Ditreskrimsus Polda Riau ada sebanyak 1 kasus dengan luas lahan terbakar mencapai 37 hektare. Kemudian dilanjutkan dengan Polres Dumai sebanyak 2 kasus dengan luas lahan yang terbakar mencapai 10,25 hektare. Disusul Polres Indragiri Hilir sebanyak 2 kasus dengan luas lahan mencapai 10 hektare.
"Terbanyak itu untuk tersangka ada di Bengkalis. Dengan total tersangka sebanyak 3 orang dari 3 dugaan tindak pidana. Luas lahan yang terbakar 3,5 hektare. Ada juga Polres Kampar sebanyak 2 kasus dengan luas lahan yang terbakar seluas 1,5 hektare. Selebihnya beberapa kabupaten dengan jumlah satu kasus saja," paparnya.
Untuk diketahui, karhutla memang sudah masif terjadi di beberapa daerah di Riau. Bahkan data harian Polda Riau atas kasus kebakaran atau kemunculan titik api mencapai ratusan setiap harinya. Petugas di lapangan saat ini terus berjibaku melakukan upaya pemadaman dan pendinginan.
Riau Berpotensi Diguyur Hujan Sepekan ke Depan
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, Senin (28/6) sore mendeteksi 24 titik panas tersebar di Pulau Sumatera. Titik tersebut berada di Jambi 3, Sumatera Barat 2, Sumatera Utara 4, Sumatera Selatan 2, Kepulauan Bangka Belitung 1, dan Riau sebanyak 12 titik.
"Untuk di Provinsi Riau sendiri titik panas tersebut tersebar di Kabupaten Bengkalis 1, Kabupaten Siak 1, Kabupaten Kepulauan Meranti 2, Kabupaten Pelalawan 4, dan Kabupaten Indragiri Hilir 4 titik, " ucap prakirawan BMKG Pekanbaru, Anggun.
Sementara itu untuk visibility update tercatat Pekanbaru 10 km, Rengat 8 km, Dumai 7 km, Pelalawan 9 km, dan Tambang 9 km.
"Berdasarkam pantauan kami dalam sepekan ke depan masih berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang di sebagian wilayah Riau bagian utara, barat, dan selatan," tegasnya.
Gubri Minta Gakkum Segera Selidiki Karhutla di Rohil
Di bagian lain, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar menduga karhutla yang terjadi di Kecamatan Sinaboi, Rokan Hilir (Rohil) sengaja dilakukan oleh pihak tidak bertanggung jawab. Karena itu, Gubri meminta tim penegakan hukum (gakum) untuk menyelidiki hal tersebut.
"Saya dan Kepala BPDB Riau memonitor, saat ini ada karhutla di Rohil. Kebakaran di Rohil ini memang kesannya sengaja dilakukan," kata Gubri.
Lebih lanjut dikatakannya, karhutla di Rohil tepatnya di Kecamatan Sinaboi tersebut diduga disengaja dibakar oknum tidak bertanggung untuk membuat perkebunan.
"Kebakaran di Rohil ini memang kesannya diduga ada orang usaha di situ," terangnya.
Karena itu, lanjut Gubri, karhutla di Rohil itu tetap menjadi perhatian pihaknya dan diharapkan Gakkum Karhutla segera menangkap oknum yang sengaja membakar lahan untuk perkebunan.
"Kami minta bantuan penegak hukum, sehingga kiranya kita tahu siapa pelaku oknum yang membuka lahan dengan cara membakar. Kalau tertangkap sanksinya tentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan berlaku," ujarnya.
Dijelaskan Gubri, terkait karhutla tersebut, saat ini di Indragiri Hilir (Inhil) juga sudah ada pelaku pembakar lahan yang ditangkap Gakkum Satgas Karhutla. Karena itu Gubri berharap pelaku pembakar lahan di Rohi bisa ditangkap.
"Mudah-mudahan di Rohil juga ada yang tertangkap. Karena kebakaran di Sinaboi, Rohil itu saya dapat laporan Kepala BPBD, kebakarannya terbagi di blok-blok. Artinya, ada oknum yang sengaja memanfaatkan musim kering ini membakar lahan," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gubri juga mengatakan bahwa dalam waktu dekat pemerintah pusat akan mengirimkan pesawat untuk melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Riau. Pasalnya, saat ini curah hujan di Riau sudah mulai berkurang.
"Pesawat untuk TMC informasi nya tanggal 1 Juli akan datang ke Riau. TMC terutama akan dilakukan di daerah pesisir Riau karena di sana curah hujannya sudah mulai berkurang," sebutnya.(nda/ayi/sol)