RIAU (RIAUPOS.CO) --Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Riau, H Indra Gunawan Eet Phd melaksanakan reses di dua kecamatan di Kabupaten Bengkalis, Jumat (28/2). Pada kesempatan itu, lelaki yang akrab disapa Engah Eet itu mendatangi dua desa di Kecamatan Bantan. Dua desa itu adalah Desa Muntai Barat dan Desa Jangkang.
Di tempat pertama, Desa Muntai Barat, Engah disambut 300-an masyarakat yang sudah hadir sejak pagi hari. Bertempat di aula desa, politisi Golkar itu langsung menyalami satu persatu masyarakat yang hadir. Dalam kesempatan itu ia menyampaikan bahwa reses merupakan kewajiban DPRD untuk menjaring aspirasi masyarakat untuk diperjuangkan di pemerintahan.
Tanpa basa-basi, ada banyak warga yang memberikan pertanyaan serta menyampaikan keinginan kepada Engah. Salah satunya disampaikan Kepala SDN 26 Desa Muntai Barat, Jamalia. Ia mengeluhkan akan kondisi gedung sekolah dasar yang jauh dari kata layak. Seperti kondisi plafon yang sudah mulai koyak, jendela yang sudah hampir sudah tidak ada hingga tidak adanya pagar sekolah.
"Kalau hujan turun, semua basah. Kasihan kita anak-anak. Bahkan untuk gedung, kalau kita boleh katakan kuburan saja dipagar. Sekolah kami sama sekali tidak ada pagar. Bapak boleh lihat ke sana," ujar Jamalia.
Mendengar hal itu, Engah langsung menelepon Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bengkalis melalui telepon genggamnya. Saat itu ia meminta agar sang wakil rakyat segera memperbaiki serta merombak habis gedung sekolah. Karena untuk sekolah dasar sendiri merupakan kewenangan pemerintah kabupaten. Pemerintah provinsi hanya memfasilitasi pembangunan sekolah menengah atas (SMA) sederajat.
Warga lainnya, Zulfi mengeluhkan dengan fasilitas pemadam api jika terjadi kebakaran hutan dan lahan. Padahal, jika terjadi karhutla yang lokasinya cukup jauh, warga bersama aparat setempat cukup kesulitan mengakses lokasi. Sehingga dikhawatirkan api dapat meluas begitu cepat karena pemadaman sangat sulit.
Tidak hanya persoalan itu, salah seorang warga Muhammad meminta agar pemerintah dapat lebih memperhatikan kondisi rumah ibadah masjid. Bahkan pada masjid Nurul Falah yang terletak di Desa Muntai Barat kondisinya cukup memprihatinkan. Ia mengatakan, sejak otonomi daerah masjid tersebut beluk tersentuh rehabilitasi.
"Posisi masjidnya sudah macam dekat betul dengan air laut. Pembangunan fisiknya. Kami usulkan ke kabupaten tak jelas sampai sekarang," keluhnya. Persoalan lainnnya disampaikan Wati, warga Desa Muntai Barat. Kata dia, bila musim kemarau datang air sangat sulit didapat. Sekalinya ada, kondisi air sangat tidak bersih. Sehingga tidak bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci bahkan untuk memasak. Ia kemudian meminta agar anggota DPRD bisa memperjuangkan penambahan pompa air sumur bor.
Mendengar hal itu, Engah menjanjikan bakal memperjuangkan seluruh aspirasi masyarakat. Termasuk akses jalan masuk desa yang terdiri dari kerikil dan pasir. Sehingga sangat menyulitkan masyarakat ketika harus berkendara di jalan desa. Kata dia, seluruh aspirasi yang merupakan kewenangan pemerintah provinsi akan diperjuangkan dia sekuat tenaga agar bisa terwujud. Sedangkan untuk aspirasi yang merupakan kewenangan pemerintah kabupaten, ia akan mengkoordinasikan dengan DPRD setempat.
"Kita ini kan terbagi. Ada yang merupakan kewenangan provinsi ada yang kabupaten. Bila bisa di provinsi, saya akan pastikan bisa terwujud. Akan kami perjuangkan bisa terealisasi. Sedangkan untuk kewenangan Pemkab, kami akan segera berkoordinasi," ucapnya.
Ia pun mengucapkan banyak terimakasih kepada warga yang telah mengahadiri kegiatan reses tersebut. Sehingga, fungsi dirinya sebagai anggota legislatif bisa berjalan sesuai dengan kewajiban. Yakni memperjuangkan aspirasi yang telah disampaikan masyarakat. Begitu juga dengan aspirasi yang disampaikan masyarakat Desa Jangkang. Engah juga menjanjikan hal yang sama kepada warga.
"Pastinya akan kami perjuangkan semua. Saya terimakasih kepada bapak ibu yang telah memberikan masukan terhadap kami," tutup engah.(adv)
Narasi: Afiat Ananda
Foto: Humas DPRD Riau