PANGKALANKERINCI (RIAUPOS.CO) - Satelit NOAA 18 telah merilis data pada Kamis (27/9), Kabupaten Pelalawan dinyatakan nihil hotspot (titik panas) dan titik api (hotfire), namun diselimuti kabut asap.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan, juga memastikan saat ini tidak lagi ditemukan titik kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di wilayah Negeri Seiya Sekata.
Namun demikian, saat ini sejumlah daerah di Kabupaten Pelalawan, khususnya Kecamatan Pangkalankerinci, telah mulai diselimuti kabut asap. Sedangkan munculnya kabut asap tersebut, telah mengakibatkan jarak pandang masyarakat menjadi terganggu, meski tidak menyebabkan Indeks Standart Pencemaran Udara (ISPU) Kabupaten Pelalawan masuk dalam kategori membahayakan.
“Memang kabut asap tipis mulai terlihat menyelimuti sejumlah daerah di Kabupaten Pelalawan dalam waktu dua hari belakangan ini. Namun demikian, kabut asap ini tidak menyebabkan indeks standar pencemaran udara (ISPU) masuk dalam kategori membahayakan atau tidak sehat. Pasalnya, ISPU Kabupaten Pelalawan masih masuk dalam kategori sedang. Dan kabut asap yang menyelimuti sejumlah daerah, khususnya Kecamatan Pangkalankerinci, merupakan asap kiriman dari Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil). Hal ini disebabkan arah angin yang bertiup dari Selatan menuju Barat, sehingga menyebabkan Kabupaten Pelalawan dan juga Kota Pekanbaru mulai diselimuti kabut asap tipis,” terang Kepala Dinas Lingkungan Hidup (BLH) Pelalawan Syamsul Anwar SH MH, Kamis (27/9) di ruang kerjanya.
Mantan Sekretaris Dinas Kehutan Pelalawan ini mengungkapkan, suhu udara panas serta musim kemarau yang cukup panjang dengan tiupan angin yang tidak menentu, tentunya mengakibatkan sejumlah daerah di Provinsi Riau, khususnya Kabupaten Pelalawan, sangat rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Dan kita dari BLH Pelalawan, tentunya selalu siaga mengawasi dan mencermati kondisi cuaca yang terjadi. Begitu juga melakukan pengawasan secara kontinyu, sehingga apa yang terjadi di lapangan dapat langsung dikoordinasikan dengan instansi terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pelalawan. Untuk itu, maka kita mengimbau kepada masyarakat untuk senantiasa menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah, sehingga dapat mencegah terjadinya penyebaran penyakit infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA. Apalagi akibat kabut asap ini, jarak pandang hanya dapat dijangkau dalam jarak 300 meter,” ujarnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan Drs Hadi Penandio mengatakan, bahwa pihaknya mengakui adanya muncul kabut asap tipis yang menyelimuti sejumlah daerah di Kabupaten Pelalawan khususnya kecamatan Pangkalankerinci. Namun demikian, pihaknya memastikan kabut asap tersebut bukan berasal dari kabupaten Pelalawan. Pasalnya, saat ini tidak lagi ditemukan titik karhutla yang terjadi di Kabupaten Pelalawan.
“Memang tiga hari terakhir, Senin (22/9) hingga Rabu (26/9), kita dari BPBD Pelalawan telah berjibaku memadamkan api akibat terjadinya karhutla di sejumlah daerah. Seperti di Desa Kuala Terusan, Kecamatan Pangkalankerinci, karhutla terjadi di lahan kosong seluas 20 hektare dan Dusun Kopau, Kelurahan Kerumutan, Kecamatan Kerumutan seluas 5 hektare.
Namun demikian, kita pastikan dua titik karhutla ini telah padam setelah kita lakukan pendinginan dan asap tidak lagi muncul,’’ jelasnya.
Di mana kita sangat komit melakukan penanggulangan karhutla dengan intens melakukan patroli di lapangan, sehingga dapat cepat mengantisipasi terjadi karhutla agar tidak meluas.
Intinya, kabut asap ini bukan berasal dari Kabupaten Pelalawan, melainkan dari luar Kabupaten Pelalawan salah satunya Kabupaten Inhil,” tutupnya, seraya menyebutkan Kabupaten Pelalawan telah menetapkan status siaga karhutla sejak 1 Juli hingga 31 Oktober mendatang.(amn)