LABORATORIUM PENGUJIAN SAMPEL SWAB CORONA TERKENDALA BARANG

TKI Pulang, ODP Riau Naik

Riau | Sabtu, 28 Maret 2020 - 07:43 WIB

TKI Pulang, ODP Riau Naik
Ratusan WNI asal Kepulauan Meranti baru tiba dari Malaysia melalui Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, Kamis (26/3/2020). Kedatangan WNI ini dipisahkan dan diperiksa oleh Tim Gugus Tugas Covid-19.(WIRA SAPUTRA/RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- KEPULANGAN tenaga kerja Indonesia (TKI) dari Malaysia secara otomatis langsung menambah jumlah orang dalam pemantauan (ODP) di Riau. Pasalnya, saat ini Malaysia menjadi salah satu negara yang banyak ditemukan kasus positif corona. Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, meskipun para TKI tersebut sebelum sampai ke Riau melalui Pelabuhan Dumai terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kesehatan di Pelabuhan Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Namun hal itu tidak menjamin para TKI tersebut sudah terbebas dari virus corona.

"Otomatis TKI yang datang dari Malaysia akan jadi ODP. Karena itu setiap hari ODP di Riau akan meningkat. Ini dilakukan sebagai upaya pencegahan agar virus corona tidak berkembang di Riau," ujar Kadiskes.


Lebih lanjut dikatakannya, pada Kamis (26/3) jumlah ODP di Riau mencapai 3.277 orang. Sedangkan pada Jumat (27/3), jumlah ODP di Riau menjadi 4.434 orang. Dari jumlah tersebut, 4.377 di antaranya masih menjalani pemantauan, sementara 57 orang lainnya sudah selesai dilakukan pemantauan. "Untuk data pasien dalam pengawasan (PDP) ada sebanyak 72 pasien. Di mana 50 orang masih dirawat dan 22 orang sudah diperbolehkan pulang. Sementara itu yang positif tetap satu orang," sebutnya.

Khusus untuk ODP tersebut, pihaknya bekerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota di Riau akan melakukan pemantauan selama 14 hari. Jika dalam kurun waktu 14 hari itu, ODP tidak mengalami gejala seperti penderita virus corona, maka pemantauan dianggap selesai.

"Tapi jika ada gejala, maka akan langsung diperiksa di rumah sakit rujukan penanganan virus corona yang sudah ditunjuk sebelumnya. Para ODP tersebut juga diberikan kartu kontrol kesehatan," jelasnya.

Sementara untuk pembuatan laboratorium penelitian sampel swab pasien suspect di Riau masih terkendala pada pengadaan barang-barang laboratorium. Pengadaan barang tersebut dilakukan karena barang-barang di laboraturium yang ada di Riau tidak bisa lagi digunakan. Untuk itu harus melakukan pengadaan barang baru. Sembari menunggu barang-barang perlengkapan laboratorium tersebut datang, pihaknya juga mengurus izin ke Kementerian Kesehatan. Sedangkan untuk sumber daya manusia (SDM) akan digunakan dari Fakultas Kedokteran Universitas Riau. "Kalau SDM sudah tidak ada masalah. Hanya tinggal menunggu perlengkapan datang dan izin Kementerian Kesehatan. Mudah-mudahan bulan ini juga bisa difungsikan, agar kita tidak lagi harus menunggu hasil uji sampel dari Jakarta yang memakan waktu lama," ujarnya.

Gubernur Riau H Syamsuar mengatakan, Pemprov Riau bersama Pemko Dumai telah menerima 82 TKI yang dipulangkan dari Malaysia, melalui Pelabuhan Domestik Bandar Sri Junjungan Dumai. Pada hari pertama pemulangan, Kamis (26/3) sebanyak 21 orang telah datang, dan selanjutnya pada hari Jumat (27/3) sebanyak 61 orang. “Dari pemulangan secara bertahap TKI ke Pelabuhan Dumai, tidak ada satupun TKI yang terinfeksi corona. Karena para TKI ini terlebih dahulu telah cek kesehatan di Pelabuhan Tanjungpinang. Sehingga TKI yang dipulangkan tersebut merupakan TKI yang sudah melalui tahap pemeriksaan” katanya.

2.521 WNI Tiba di Meranti Diawasi
Beberapa pekan terakhir, jumlah kedatangan WNI di Kepulauan Meranti terus mengalami peningkatan signifikan. Bahkan dari pendataan Gugus Tugas Covid-19 daerah setempat, saat ini terdapat 2.521 orang yang tiba dari negara tetangga Malaysia, Jumat (27/3). Jumlah itu juga termasuk keberadaan WNI yang tidak berasal dari Kepulauan Meranti. Mereka menjadikan Meranti sebagai satu pilihan terbaik sebagai jalur transit WNI dari luar dan dalam setelah pintu masuk: Dumai, Meranti dan Bengkalis ditutup oleh Pemprov Riau.

Karena di saat yang sama, terdapat seratusan WNI asal Bengkalis yang telantar di Meranti. Mereka ketinggalan kapal tujuan Bengkalis. Kondisi itu dibenarkan oleh salah seorang dari mereka.

"Kami dari Malaysia, tadinya ke Tanjung Balai Karimun, transit ke Meranti menuju ke Bengkalis. Namun setibanya di sini (Meranti, red), telantar karena sudah tidak ada lagi kapal tujuan Bengkalis. Kami sudah tidak ada uang untuk sewa penginapan," ujarnya.

Menyikapi hal itu, Pemkab Kepulauan Meranti siap menampung mereka jelang Sabtu (28/3) siang sampai transportasi tersedia.

"Iya sedang kami usahakan agar mereka bisa bermalam di sini. Nih sedang dicari jalan keluarnya," ujar Ketua Tim Gugus Tugas Covid-19 dr H Misri kepada Riau Pos.

Ia tidak menyangkal jumlah kedatangan WNI terus mengalami peningkatan imbas lockdown Pemerintah Malaysia, sejak 18 Maret 2020 lalu.

"Saat ini sudah terdata oleh Tim Gugus Tugas. Terdapat 2.521 orang WNI yang datanya telah kita pegang dan kita awasi," ujarnya. Dari informasi yang diterima Riau Pos, saat ini masih banyak WNI yang telantar di Malaysia karena tidak dapat transportasi darat dampak sosial distancing dan kapal laut yang penuh dari Malaysia.

Menanggapi kondisi itu Bupati Kepulauan Meranti Irwan Nasir mengaku kebijakan tersebut di luar kewenangan pemerintah daerah. Dirinya mengatakan saat ini jalur pemulangan WNI dari Malaysia tetap dibuka melalui Tanjung Balai Karimun Provinsi Kepri, dan Dumai Provinsi Riau. "Dari Panglima TNI dan Kapolri bahwa untuk pintu masuk untuk pemulangan WNI di Sumatera tersedia dua jalur. Pertama, pintu masuk dari Tanjung Balai Karimun, dan kebijakan kedua yang kembali dibukanya pintu Dumai untuk jalur Riau," bebernya.(sol/hsb/wir/esi/yus/ted)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook