PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Beberapa pekan jelang Ramadan 1444 H sejumlah harga keperluan bahan pokok di Kota Pekanbaru dan beberapa kabupaten/kota di Riau masih terbilang cukup tinggi. Pedagang pun meminta pemerintah untuk segera menstabilkan harga.
Pantauan Riau Pos di Pasar Agus Salim dan Pasar Kodim, Pekanbaru, Senin (27/2), harga bahan pokok seperti cabai dan beras masih menjadi komoditas cukup dikeluhkan oleh masyarakat. Harga cabai merah asal Bukittinggi kini sudah mencapai Rp70.000 per kg, sedangkan cabai rawit merah hampir menembus Rp100.000 per kg.
Salah seorang pedagang cabai Nasrul mengaku, kenaikan harga cabai merah sudah mulai terjadi selama awal Februari 2023. Kenaikan harga secara bertahap tersebut diakibatkan buruknya cuaca di kawasan pemasok cabai sehingga harganya jualnya kepada pedagang pun mulai meroket.
Dikatakan Nasrul, untuk harga jual cabai merah dari Bukittinggi yang ia miliki berkisar Rp70.000 per kg. Sebelumnya ia menjual cabai tersebut hanya berkisar Rp55.000 per kg. Hal serupa juga terjadi pada harga cabai asal Aceh, di mana sebelumnya dijual sekitar Rp45.000 per kg hingga Rp50.000 per kg, kini naik menjadi Rp60.000 per kg.
Cabai rawit merah juga ikut mengalami kenaikan dan hampir menembus di angka Rp100.000 per kg, biasanya hanya dijual berkisar Rp60.000 per kg hingga Rp70.000 per kg sehingga
membuat para pedagang kesulitan untuk menjual cabai rawit merah kepada masyarakat.
''Kalau cabai rawit merah itu sekarang harganya Rp90.000 per kg, biasanya saya jual Rp60.000 per kg sampai Rp70.000 per kg paling mahal. Sekarang masih cenderung naik lagi karena dari pemasok juga melakukan kenaikan harga,'' katanya.
Menurut Nasrul, kenaikan harga jual cabai merah terus terjadi akibat banyaknya petani cabai yang mengalami gagal panen sehingga stok cabai merah yang bisanya melimpah dan dijual dengan harga murah kini malah jauh lebih tinggi.
''Kalau karena faktor jelang Ramadan sih belum ya. Ini karena faktor cuaca saja, di sana banyak petani yang gagal panen. Ditambah lagi jalanan menuju ke Riau ini banyak yang mengalami kemacetan sehingga kualitas cabai yang layak jual juga berkurang,'' ucapnya.
''Kami berharap pemerintah bisa segera membantu para pedagang untuk menstabilkan harga jual cabai merah tersebut karena banyak diminati oleh masyarakat,'' tambahnya.
Sementara itu, salah seorang pedagang di Pasar Agus Salim Yolanda mengaku kenaikan harga cabai dan bahan keperluan pokok lainnya sudah terjadi sejak awal tahun 2023 lalu. Harga cabai hanya sempat turun di kisaran harga Rp35.000 per kg dan dalam waktu yang singkat kini kembali melonjak hampir mencapai harga tertinggi seperti tahun 2022 lalu.
''Kemarin itu turun karena stok mulai banyak dan tidak terlalu bagus. Tapi sekarang sudah naik lagi karena dari pemasoknya tidak banyak stok lagi,'' kata dia.
Tak hanya cabai, harga bawang merah dan bawang putih pun kini mulai ikut melonjak. Yolanda menjelaskan, untuk harga bawang merah dari sebelumnya hanya berkisar Rp30.000 per kg hingga Rp40.000 kg, kini dijual seharga Rp42.000 per kg hingga Rp45.000 per kg, tergantung ukuran.
Sedangkan untuk harga bawang putih kini dijual berkisar Rp38.000 per kg dari sebelumnya hanya Rp20.000 per kg. Di sini lain, harga tomat juga masih mengalami kenaikan harga. Sebelumnya tomat hanya dijual di kisaran Rp6.000 per kg, kini naik menjadi Rp12.000 per kg.
Sementara itu, Forkopimda Pekanbaru menggelar rapat membahas sejumlah isu di Aula Zapin Polresta Pekanbaru, Senin (27/2). Salah satu bahasan pokok adalah mengantisipasi gejolak inflasi jelang Ramadan. Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Pria Budi menegaskan, setiap penyelewengan dan penimbunan sembako akan mendapat tindakan tegas.
Kombes Pol Pria Budi menyebutkan, pihaknya berkomitmen ikut mengawal distribusi bahan pokok di Pekanbaru. Selain upaya pencegahan penyebab lonjakan inflasi, Polresta juga akan mengusut setiap indikasi penyelewengan dan penimbunan.
''Setiap ada informasi dan laporan akan kami tindaklanjuti. Sudah dapat dipastikan lonjakan harga akan terjadi, namun kami tetap sesuai kewenangan akan membantu pemerintah menekan inflasi di Kota Pekanbaru,'' sebut Kombes Pol Pria Budi, Senin (27/2).
Pria Budi menambahkan, Polresta Pekanbaru memiliki satuan tugas (satgas) sendiri dalam melakukan pengawasan harga bahan pokok yakni Satgas Pangan yang secara khusus memantau bahan-bahan pokok. ''Satgas Pangan ini diketuai Kasat Reskrim dan akan selalu memantau suplai bahan pangan. Apabila ada indikasi penyelewengan, satgas ini akan langsung bertindak,'' terang Kapolresta.
Menurut Pria Budi, sejauh ini untuk wilayah Kota Pekanbaru, profil risiko penyelewengan sembako masih rendah. Namun pihaknya akan terus memantau dan senantiasa berkoordinasi dengan stakeholder terkait.
Sementara itu, Penjabat Wali Kota Pekanbaru Muflihun melalui Sekko Indra Pomi Nasution mengungkapkan, dalam menghadapi inflasi ini diperlukan langkah-langkah konkret bersama seluruh forkopimda, terutama menghadapi tren lonjakan harga jelang Ramadan nanti.
''Kami akan melakukan operasi pasar berkaitan dengan bahan-bahan pokok yang mengalami peningkatan harga di pasar. Ini sekaligus untuk meringankan beban masyarakat,'' sebut Indra Pomi ditemui usai rapat.
Komoditas yang banyak disuplai dari luar Riau, kata Indra, akan menjadi sasaran utama operasi pasar. Menurutnya, komoditas itu termasuk cabai, bawang hingga kentang. Selain itu keperluan pokok seperti minyak goreng juga akan mendapatkan intervensi guna menekan inflasi.
Indra Pomi menambah, selain itu pihaknya juga merencanakan pemenuhan keperluan lokal Pekanbaru dari produksi sendiri. Pemko akan mendorong masyarakat untuk menanam sendiri keperluan harian seperti cabai dan sayur-sayuran di rumah masing-masing. Segala langkah akan diupayakan, terutama menghadapi lonjakan harga saat Ramadan nanti.
''Sesuai arahan Pj Wako, kita juga akan mengupayakan pemanfaatan lahan-lahan kosong di setiap kecamatan di Pekanbaru program ini. Nanti Dinas Pertanian untuk melakukan gerakan penanaman, baik pribadi maupun kelompok,'' terang mantan Kepala Dinas PU Kampar dan Kota Pekanbaru ini.
Indra Pomi mengatakan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Pekanbaru akan terus mengawasi distributor bahan pangan agar tidak ada oknum yang menimbun bahan pokok. Bahkan tim juga sudah meninjau pasokan bahan pangan di Gudang Bulog Wilayah Riau. ''Terkait pasokan beras, untuk Pekanbaru cukup. Kita berharap harga beras tetap stabil karena harga beras berpotensi menyumbangkan inflasi,'' ungkapnya.
Kemudian TPID melakukan kerja sama dengan daerah penghasil sayuran maupun cabai. Kerja sama ini antara koperasi karyawan dengan produsen di daerah penghasil. ''Modalnya dari koperasi karyawan. Nanti akan gandeng PT Sarana Pangan Madani, bisa memetakan daerah penghasil dan lokasi pengantarannya,'' paparnya.
Menurutnya, Kota Pekanbaru termasuk daerah yang menjadi penyumbang inflasi. Walau ada penurunan tingkat inflasi di Kota Pekanbaru. Tingkat inflasi dari bulan ke bulan pada tahun 2023 mengalami penurunan. Ada penurunan sebanyak 0,3 persen. ''Turun dari 0,93 menjadi 0,63 persen, ini mengalami penurunan karena ada upaya kita bersama,'' jelasnya.
Selain itu pemerintah juga akan kembali menggelar pasar murah kembali di Kota Pekanbaru dalam waktu dekat untuk mencegah gejolak harga jelang Ramadan. Lokasinya ada di beberapa titik pasar tradisional di Kota Pekanbaru.
Nantinya sejumlah komoditi bahan pangan bakal dijual dalam pasar murah ini. Bahan pangan yang bakal ada di pasar murah itu, di antaranya minyak goreng. ''Kami berencana dalam waktu dekat bisa menggelar pasar murah,'' terangnya.
Masyarakat bisa membeli bahan pangan dengan harga lebih terjangkau. Ia menyebutkan bahwa pasar murah ini untuk mengantisipasi lonjakan harga bahan pangan di pasaran. Apalagi harga sejumlah komoditi pangan di pasaran Kota Pekanbaru mulai mengalami kenaikan.
Pemerintah Kota Pekanbaru menggandeng koperasi untuk membeli komoditi bahan pangan yang mengalami gejolak harga. Masyarakat nantinya bisa membeli dengan harga lebih murah. Selisih harga produsen ke distributor bisa lebih murah.
Sekda kebanyakan harga yang naik merupakan bahan pangan dari luar Provinsi Riau seperti cabai merah misalnya. Harga bawang merah dan kentang juga jadi perhatian khusus karena semuanya berasal dari Provinsi Sumatera Barat.
Sejumlah daerah juga di provinsi tersebut mengalami inflasi sehingga Kota Pekanbaru terdampak. TPID pun melakukan langkah antisipasi kenaikan harga jelang Ramadan 1444 H. ''TPID di Pekanbaru nantinya bakal melakukan langkah antisipasi dengan mengawasi distributor bahan pangan. Mereka juga melakukan intervensi harga sejumlah komoditi di pasaran,'' tegasnya.
Harga Bahan Pokok di Pelalawan juga Naik
Tak hanya di Pekanbaru, harga-harga sejumlah keperluan pokok di pasar yang ada di Kabupaten Pelalawan juga perlahan-lahan mulai merangkak naik. Pantauan Riau Pos, Senin (27/2) di pasar tradisional Kecamatan Pangkalankerinci, hampir seluruh harga komoditas pangan tersebut mengalami lonjakan, meski sejauh ini belum signifikan.
Komoditas pangan tersebut di antaranya seperti beras, daging sapi, minyak goreng, serta sayur mayur maupun rempah-rempah. ''Ya, memang setiap beberapa pekan menjelang Ramadan banyak barang yang mengalami kenaikan lonjakan harga,'' terang Yulianti salah seorang pedangang daging sapi di pasar tradisional Kecamatan Pangkalankerinci, Senin (27/2).
''Salah satunya harga daging sapi yang biasanya Rp150 ribu per kilogramnya, namun saat ini merangkak naik menjadi Rp180 ribu per kilogram. Dan untuk daging sapi ini, diprediksi terus mengalami lonjakan harga hingga jelang Idulfitri nantinya,'' tambahnya.
Selain harga daging sapi, harga sejumlah keperluan pokok lainnya juga mulai meresahkan karena kenaikannya cukup terasa bagi para ibu rumah tangga. ''Hampir seluruh bahan komoditas keperluan masyarakat merangkak naik per itemnya antara Rp3 ribu hingga Rp20 ribu,'' ujar pedagang sembako, Narti.
''Ya, mau bagaimana lagi, kami cuma mengikuti situasi dengan sesama pedagang lainnya. Kalau naik satu, ya yang lain juga ikut naik. Lagi pula, barangnya cuma sedikit. Dan kenaikan harga ini menjadi fenomena setiap menjelang puasa Ramadan tiba,'' tambahnya.
Kepala Dinas Koperasi- UMKM, Perindustrian dan Perdagangan (Diskop-UMKM Perindag) Kabupaten Pelalawan Hanafie membenarkan terjadinya lonjakan harga bahan pokok. Namun demikian, kenaikan harga sembako saat ini masih pada batas kewajaran atau tidak signifikan.
''Dari pantauan yang dilakukan tim Diskoperindag bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah Pelalawan ke pasar-pasar, toko ritel, hingga ke swalayan, transaksi jual beli di tingkat pasar maupun swalayan masih aman. Daya beli masyarakat belum terganggu meski ada kenaikan harga bahan pokok makanan. Artinya, masyarakat masih menerima kenaikan harga yang tidak signifikan,'' paparnya.(end/ayi/amn/MX12/wir/das)
Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru