PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Di tengah naiknya harga Tandanya Buah Segar (TBS) kelapa sawit saat ini, PT Pupuk Indonesia (PI) Persero hadir memastikan pasokan dan harga pupuk yang sampai pada para petani tetap stabil. Masukan dari petani dan asosiasi pun ditindaklanjuti dengan pengecekan langsung ke lapangan.
Ketersediaan pupuk bagi petani kepala sawit dan harganya saat ini di tengah masyarakat menjadi bahasan menarik saat digelar Coffe Morning antara PT PI Persero dengan kemitraan dan pelaku usaha petani kelapa sawit, Rabu (8/9) pagi. Tema utama yang dibahas adalah peran PT PI Persero dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan pupuk.
Spv Pemasaran PT PI Persero Muhammad Syafei dalam diskusi ini memastikan pihaknya siap membantu program pemerintah.
"Terkait pasokan pupuk. Mulai 2021, pupuk Indonesia sudah bertransformasi dengan sentralisasi peran penjualan dan pengadaan," jelasnya.
Dia mengungkapkan, untuk melihat kondisi rill di lapangan, terutama terkait ketersediaan pasokan dan stabilitas harga produk-produk pupuk dari sembilan anak perusahaan PT PI Persero, pengecekan langsung ke lapangan dengan mengunjungi beberapa daerah dilakukan.
"Saya juga ini ingin mendapatkan sebanyak-banyaknya masukan. Ini akan jadi bahan. Untuk mencari solusi. Akan kita bahas, termasuk bagaimana kita membuat kebijakannya, " urainya.
Dia menggarisbawahi, poin penting kehadiran PT PI Persero di tengah petani kelapa sawit adalah stabilitas.
"Poinnya kestabilan harga dan pasokan pupuk. Kita jamin pasokan pupuk. Mulai Senin kemarin kita susah keliling ke Medan. Kemarin ke Dumai hari ini Pekanbaru. Lalu ke Padang," ungkapnya.
Stabilitas jaga dia penting karena sebagai holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang pupuk, PT PI Persero harus memastikan pasokan tidak boleh kosong.
"Karena kita sudah sentralisasi, pasokan pupuk ini jangan sampai kosong. Pupuk akan selalu tesedia. Ini akan jadi tanggung jawab Pupuk Indonesia," imbuhnya.
Bukti keberpihakan PT PI Persero pada petani kelapa sawit saat ini adalah, produk pupuk urea yang dipasarkan dipastikan lebih murah dari harga internasional.
"Kita akan cari solusi. Agar kebijakannya tepat sasaran. Kalau urea kita jamin lebih rendah dari harga internasional. Pupuk Indonesia akan mencari solusi bersama apa yang kita program kan bisa kita terapkan sebaik-baiknya," tegasnya.
Di tempat yang sama, Kharisman Risanda pengusaha muda Riau mantan staf pemasaran Pupuk Kaltim Wilayah Riau menyampaikan, dengan tingginya permintaan pupuk di Riau, besar harapan petani kelapa sawit agar PT PI Persero merealisasikan rencana pembangunan pabrik pupuk di Riau.
"Kami berterimakasih dengan kehadiran Pupuk Indonesia yang menjaga stabilitas pasokan dan harga pupuk. Satu harapan kita, bisa ditindaklanjuti pabrik landing kita di Riau, " ucap pria yang sekarang membuka perusahan CV Kampar Synergi Abdi (KSA) distributor pupuk kaltim dan menjabat Direktur Pemasaran Pupuk Parit Kitang ini.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Petani Kelapa Sawit (Apkasindo) Gulat Medali Emas Manurung yang juga hadir dalam diskusi ini menuturkan, kelapa sawit memiliki peran integral dalam perekonomian Indonesia. Karena Itu dia berharap terhadap kenaikan harga pupuk jika terjadi harus tetap dalam taraf yang wajar.
"Petani sawit saat ini sangat fanatik dengan Pupuk Indonesia. Karena itu, rasio kenaikan harga pupuk jangan melampaui harga TBS. Karena 60 persen komponen biaya itu harga pupuk. Kami dari kemarin memang ingin pabrik pupuk Indonesia ada di Riau. Sawit adalah kita. Oleh karena itu struktur sawit berdampak sistemik, " jelasnya.
Hal ini dirasa wajar karena 71 persen perkebunan kelapa sawit Indonesia ada di Sumatera dan 25 persennya ada di Riau.
"Pupuk Indonesia adalah untuk petani sawit setara. Artinya, petani sawit punya kesempatan yang sama untuk mendapatkannya, " imbuhnya.
Wakil Ketua DPRD Riau Syafaruddin Poti memberikan masukan agar harga pupuk stabil dan berpihak pada masyarakat.
"Kita mau ada standarisasi harga. Kebutuhan terhadap petani, mohon jangan diserahkan pada dunia usaha saja. Perlu ada pendataan di kabupaten dan kota, supaya penyaluran pupuk dapat mencapai pada tingkat ekonomi yang rendah. Pada kebun sawit dibawah empat hektar, " singkat nya.
Laporan : M Ali Nurman (Pekanbaru)
Editor: Erwan Sani