PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) - Belum jelasnya keikutsertaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Riau dalam pengelolaan Blok Rokan, cukup disayangkan banyak pihak. Termasuk dari pihak Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau.
Ketua LAM Riau Syahril Abubakar mengatakan, karena Blok Rokan tersebut berada di Riau, seharusnya BUMD Riau ikut berperan aktif. Karena dalam pengelolaan ladang minyak tersebut, semua dapat berperan termasuk BUMD dari luar Riau.
"Mungkin karena saat ini BUMD kita masih dalam tahap seleksi. Sehingga BUMD kita ini agak sedikit. Dalam tanda kutip tertinggal. Karena sudah masuk BUMD dari Jawa Barat," katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, sebenarnya sebagai tuan rumah, Riau mendapatkan jatah untuk ikut mengelola Blok Rokan. Yakni melalui partcipating interest (PI) sebesar 10 persen. Untuk itu, pihaknya tidak mau terlalu banyak ikut campur dengan persolan BUMD Riau dalam pengelolaan Blok Rokan.
"BUMD kita ini mendapat jatah 10 persen atau PI dari pengelolaan Blok Rokan. Jadi kami tidak bisa banyak ikut campur. Karena itu sebenarnya bukan ranah lembaga adat," ujarnya.
Terkait pengelolaan Blok Rokan tersebut, pihaknya saat ini tengah berjuang dalam mendapatkan saham pengelolaan Blok Rokan bersama Pertamina. Untuk itu, pihaknya saat ini sudah menyiapkan lembaga, yakni Badan Usaha Milik Adat (BUMA).
"Kami dari BUMA saat ini sedang bertarung dengan perusahaan baik secara nasional maupun internasional. Yang secara B to B bisa ikut dengan ikut memilki saham Blok Rokan," sebutnya.
Ditegaskan Syahril, sebagai anak jati diri Melayu Riau, sudah selayaknya Riau mendapatkan jatah pengelolaan Blok Rokan yang selama ini telah diambil oleh perusahaan asing. Menurutnya, saat ini sudah waktunya Riau berbicara untuk kesejahteraan masyarakat Riau, anak kemenakan Riau agar bisa menikmati hasil alam yang ada di Bumi Lancang Kuning.
"Untuk bisa ikut memiliki saham Blok Rokan, langkah yang sudah diambil mengkomunikasi kan dengan pihak Pertamina. Yang dalam waktu dekat ini juga akan dilakukan pertemuan," katanya.
Dijelaskan Syahril, wilayah pengelolan Blok Rokan, 50 persen lahannya berada di tanah adat, dan telah 95 tahun Blok Rokan ada di tangan asing. Untuk itu menurutnya wajar anak Riau akan ikut berperan serta, tidak lagi menjadi penonton oleh perusahan asing.
"Pertamina akan melepas 39 persen sahamnya, kita ingin masuk ke 39 persen secara B to B bukan minta gratis. Dengan begitu, kita akan mudah untuk ikut mengambil kebijakan untuk mensejahterakan masyarakat Riau dari pengelolaan Blok Rokan," sebutnya.(sol)