PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Menindaklanjuti adanya surat dari Manager PT PLN Nusantara Power ULPLTA Koto Panjang terkait pembukaan pintu pelimpah (Spillway Gate) ULPLTA Koto Panjang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mengeluarkan imbauan kepada BPBD kabupaten/kota se-Riau.
Kepala Pelaksana BPBD Riau M Edy Afrizal mengatakan, pihaknya mengimbau kepada BPBD kabupaten/kota se-Provinsi Riau terkhusus kabupaten/kota yang dialiri Sungai Kampar untuk menyiapkan langkah-langkah konkret guna mengantisipasi kejadian banjir dan gerakan tanah (longsor).
“Yang pertama dilakukan yakni dengan memastikan informasi prediksi cuaca, memastikan upaya kesiapsiagaan di level masyarakat berjalan baik dan efektif. Kemudian juga mengecek jalur evakuasi dan tempat pengungsian yang aman dengan mempertimbangkan protokol kesehatan,” katanya.
Selanjutnya BPBD kabupaten/kota juga diminta mengidentifikasi kebutuhan dan ketersediaan sumber daya yang ada di daerah, berdasarkan rencana kontigensi yang telah disusun. Meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan dinas terkait di tingkat kabupaten/kota.
“Hendaknya juga melaksanakan sosialisasi dan edukasi peringatan dini bencana kepada masyarakat menggunakan media elektronik, atau media sosial serta berkoordinasi dengan lembaga/organisasi masyarakat dalam penyebarluasan informasi peringatan dini. Meningkatkan upaya mitigasi seperti: membersihkan saluran air, naturalisasi sungai, vegetasi tumbuhan berakar kuat, membuat dinding penahan tebing dan lain lain,” pintanya.
Edy Afrizal juga mengatakan, apabila diperlukan, dapat menetapkan status keadaan darurat bencana dan membentuk pos komando. Kemudian juga memastikan sumber daya, baik personel maupun sarana dan prasarana tersedia dan berfungsi dengan baik.
“Jika terjadi bencana, dan memerlukan bantuan dari provinsi, baik itu personel, peralatan evakuasi dan logistik bisa melaporkan kepada kami,” sebutnya.
BPBD Kampar Dirikan Posko
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Kampar membuat posko di lapangan Merdeka Kota Bangkinang untuk mengantisipasi luapsan air Sungai Kampar setelah dibukanya tiga pintu pelimpahan waduk PLTA Koto Panjang.
Kalaksa BPBD Kabupaten Kampar Agustar melalui Kasi Logistik Edison mengatakan, BPBD mendirikan posko di lapangan Merdeka Kota Bangkinang untuk mengantisipasi luapan air di Sungai Kampar setelah dibukanya tiga pintu pelimpahan waduk PLTA Koto Panjang.
“Selain mendirikan posko dan penempatan personel juga disiagakan perahu karet kalau luapan air Sungai Kampar semakin besar,” jelas Edison, Sabtu (25/11/2023).
Edison menambahkan, sampai sejauh ini belum berpengaruh terhadap kondisi air Sungai Kampar. Hanya naik sedikit saja, jadi tidak terlalu berpengaruh dengan dibukanya tiga pintu pelimpahan waduk PLTA Koto Panjang ini.
“Kita juga menyampaikan imbauan Pj Bupati Kampar agar warga yang berada di bantaran Sungai Kampar untuk berhati-hati. Untuk warga yang punya kerambah ikan di Sungai Kampar agar dapat mengencangkan ikatan kerambahnya,” harap Edison.
Sungai Kuantan Naik
Sementara itu, kondisi cuaca di Kabupaten Kuansing saat ini juga musim hujan dengan intensitas tinggi. Akibatnya, air sungai kuantan mengalami kenaikan. Meski kenaikannya masih diambang waspada, namun masyarakat Kuansing bagian hilir diminta untuk waspada.
Seperti yang disampaikan petugas Hidrologi Balai Wilayah Sungai Sumatera III, Erianto, hujan dengan kapasitas tinggi sering terjadi sejak sepekan terakhir. Biasa hujan turun di malam hari.
“Situasi terkini Sungai kuantan mengalami kenaikan. Bahkan sudah di angka 400 sentimeter. Biasanya, di angka 400 sentimeter ini, bagian hilir Kabupaten Kuansing sudah ada yang banjir. Namun, belum terlalu tinggi. Tapi kalau sudah 500 sentimeter ke atas, maka separuh daerah di Kuansing dipastikan banjir,” kata Erianto.
Erianto membeberkan, dengan cuaca yang terus hujan, maka akan ada potensi banjir. Terutama daerah bagian hilir yang selama ini terbilang rendah. Hal itu diperparah oleh luapan dari anak-anak sungai yang meluap ke Sungai Kuantan.
“Kita masih beruntung dengan cuaca di Sumbar, terutama daerah yang alirannya dilewati Sungai Kuantan. Hulu Sungai Kuantan ini adalah dari Sungai Ombilin, Sumbar. Karena, ketika daerah tersebut dilanda hujan, maka luapannya akan melewati Kuantan Singingi. Kadang, di Kuansing tidak hujan, tapi air Sungai Kuantan meluap. Nah, inilah pengaruh cuaca di Sumbar,” terang Erianto.
Puncak Musim Hujan
Dalam beberapa hari ke depan, hingga akhir tahun 2023 wilayah Provinsi Riau masih berpotensi mengalami hujan dengan intensitas yang beragam. Pasalnya saat ini wilayah Riau sudah memasuki puncak penghujan yang kerap menyebabkan bencana alam seperti pohon tumbang, longsor hingga banjir.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Syarif Kasim II - Pekanbaru Ramlan SSi MSi kepada Riau Pos, Sabtu (25/11) dalam satu pekan ke depan, hujan kategori ringan hingga lebat masih akan terjadi di seluruh wilayah Riau.
Berdasarkan citra inframerah Himawari-9, terdapat awan konvektif signifikan di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Bali, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Hal ini menyebabkan adanya daerah tekanan rendah /bibit siklon yang tumbuh disekitar Laut Natuna Utara, sehingga sebagian besar wilayah Sumatera terjadi kumpulan awan yang berpotensi hujan dalam dua hari ke depan.
Dijelaskan Ramlan lagi, siklon tropis merupakan badai dengan kekuatan yang besar. Radius rata-rata siklon tropis mencapai 150 hingga 200 km. Siklon tropis terbentuk di atas lautan luas yang umumnya mempunyai suhu permukaan air laut hangat, lebih dari 26.5 °C. Angin kencang yang berputar di dekat pusatnya mempunyai kecepatan angin lebih dari 63 km/jam.
Secara teknis, siklon tropis didefinisikan sebagai sistem tekanan rendah non-frontal yang berskala sinoptik yang tumbuh di atas perairan hangat dengan wilayah perawanan konvektif dan kecepatan angin maksimum setidaknya mencapai 34 knot pada lebih dari setengah wilayah yang melingkari pusatnya, serta bertahan setidaknya enam jam.
Kadangkala di pusat siklon tropis terbentuk suatu wilayah dengan kecepatan angin relatif rendah dan tanpa awan yang disebut dengan mata siklon. Diameter mata siklon bervariasi mulai dari 10 hingga 100 km. Mata siklon ini dikelilingi dengan dinding mata, yaitu wilayah berbentuk cincin yang dapat mencapai ketebalan 16 km, yang merupakan wilayah dimana terdapat kecepatan angin tertinggi dan curah hujan terbesar.
Masa hidup suatu siklon tropis rata-rata berkisar antara 3 hingga 18 hari. Karena energi siklon tropis didapat dari lautan hangat, maka siklon tropis akan melemah atau punah ketika bergerak dan memasuki wilayah perairan yang dingin atau memasuki daratan.
Siklon tropis dikenal dengan berbagai istilah di muka bumi, yaitu “badai tropis” atau “typhoon” atau “topan” jika terbentuk di Samudra Pasifik Barat, “siklon” atau “cyclone” jika terbentuk di sekitar India atau Australia, dan “hurricane” jika terbentuk di Samudra Atlantik.
“Kita masih perlu mewaspadai kejadian hujan lebat di wilayah Riau hingga akhir tahun ini, mengingat puncak musim hujan di wilayah Riau terjadi pada bulan November dan Desember yang akan datang, dan sebagain besar wilayah Indonesia lainnya sudah memasuki Musim hujan,” tegasnya.(sol/kom/yas/ayi)