PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Asosiasi Petani Sawit Masa Depanku (Samade) Provinsi Riau menggelar seminar serta pelatihan bagi petani sawit dari 12 kabupaten/kota, Kamis (25/11/2021). Kegiatan ini merupakan lanjutan dari pelatihan pelatihan batik dari bahan buah sawit yang ditaja Samade Riau sehari sebelumnya.
Adapun tema seminar adalah peningkatan kemandirian petani sawit, melalui penguatan UMKM sawit. Kemudian dilanjutkan dengan workshop pembuatan pupuk organik guna mengurangi dosis pupuk kimia dan praktik pembuatan lidi sawit.
Hal itu sebagaimana dikatakan Ketua Samade Riau Karmila Sari kepada wartawan disela kegiatan. Perempuan yang juga menjabat Wakil Ketua Komisi III DPRD Riau ini menambahkan, selain praktek diatas, pihaknya juga memberikan edukasi bagaimana cara membuat pupuk sawit organik. Sebab, sejak kenaikan harga sawit, harga pupuk sawit juga mengalami kenaikan.
"Hari ini kami melanjutkan seminar dan bimtek, untuk memberikan pengetahuan bagi petani sawit. Bagaimana petani mudah mendapatkan pengetahuan. Salah satunya adalah pelatihan. Kita tahu saat ini harga sawit naik jadi Rp 3.400, tapi harga pupuk mahal. Ini salah satu upaya alternatif Samade, membuat pupuk sawit organik,” ujar Karmila Sari.
Di tempat yang sama, Ketua Umum Samade Tolen Kateren mengungkapkan, kegiatan tersebut merupakan bentuk dukungan pihaknya terhadap ekonomi petani sawit.
Ia menceritakan, beberapa waktu lalu, perwakilan dari Samade pernah berangkat ke Dubai dan disana muncul ide untuk menciptakan sesuatu yang lebih konkret, daripada yang ada hari ini.
"Makanya, kami buat seminar ini, dan kemarin sudah didahului dengan pelatihan membatik dari bahan sawit. Hasilnya akan kita tampilkan dan mudah-mudahan ini bisa diadopsi di daerah lain," sebutnya.
Ditambahkan dia, meskipun saat ini harga sawit mahal, tapi ada yang kenaikan harganya melebihi persentase kenaikan buah sawit, yaitu pupuk. Ilmu pembuatan pupuk alami juga akan diajarkan kepada para petani.
Selain keterampilan membatik dan membuat pupuk, Samade juga membuat pelatihan pembuatan produk dari lidi sawit. Semua kegiatan ini bersumber dari dana BPDPKS Kemenkeu.
"Semua yang hadir disini harus bisa membawa sesuatu pulang. Apa yang kita dapat hari ini mesti dipraktekkan di daerah kita masing-masing. Sehingga, pemateri merasa materi yang disampaikannya benar-benar bermanfaat, jadi mari ajarkan kepada tetangga-tetangga kita," paparnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau Zulfadli dalam kesempatan itu mengucapkan terimakasih atas seminar yang dilaksanakan oleh Samade ini. Sebab, seminar ini adalah bentuk sumbangsih anak negeri terhadap kelangsungan hidup petani sawit.
“Riau ini merupakan daerah yang kontribusi minyak sawitnya mencapai 21 persen, dan berdasarkan data yang ada, 3 juta orang yang bergantung hidup pada komoditas sawit ini," pungkasnya.
Laporan: Afiat Ananda (Pekanbaru)
Editor: Erwan Sani