PANGKALANKERINCI (RIAUPOS.CO) - Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia (RI) Budi Gunadi Sadikin melakukan kunjungan kerja (Kunker) Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau, Selasa (25/7). Menkes Budi Gunadi didampingi Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Maria Endang Sumiwi, Gubernur Riau H Syamsuar, Bupati Pelalawan H Zukri dan Wabup Nasarudin SH MH serta unsur Forkopimda lainnya. Selain itu, juga tampak Bupati Siak H Alfedri, Bupati Kuansing Suhardiman Amby.
Begitu juga pimpinan dan manajemen PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) atau APRIL Grup terlihat mendampingi orang nomor satu di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI ini. Di antaranya Presiden Direktur April Grup Sihol Aritonang, Direktur RAPP Mulia Nauli, Deputi Head of Corporate Communications Disra Alldrick, Communications Manager RAPP Budhi Firmansyah, Media Relation and External Communications Frederick, Nurhayani Harahap serta manajemen Yayasan Bhakti Tanoto.
Kedatangan Menkes ke Pelalawan untuk melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Public-Private Partnership (PPP) dengan APRIL Group diikuti pemberikan bantuan alat kesehatan (Alkes) kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan yang dipusatkan di Puskesmas Berkilau Pangkalankerinci II, Kelurahan Pangkalankerinci Barat, Kecamatan Pangkalankerinci, Kabupaten Pelalawan.
Usai menyerahkan bantuan secara simbolis, Menkes bersama rombongan melakukan penanaman pohon tanaman kelor di puskesmas tersebut. Selanjutnya Menkes dan rombongan melakukan peninjauan pelayanan kesehatan primer di Pustu dan Posyandu Bukit Harapan Desa Makmur Pangkalankerinci yang ditunjuk sebagai pilot project IPKP di Riau.
Dalam sambutannya, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah pusat melalui Kemenkes RI memberikan apresiasi kepada APRIL Group sebagai produsen pulp dan kertas di Pelalawan yang telah ambil adil mendukung program prioritas pemerintah dalam penguatan integrasi pelayanan kesehatan primer melalui skema Public-Private Partnership dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Bentuk kolaborasi yang APRIL lakukan meliputi penyediaan lebih dari 800 unit alat kesehatan deteksi dini yang terdiri dari 22 jenis, termasuk alat USG 2D, EKG, doppler, infant warmer, antropometri, dan alat kesehatan lainnya. APRIL juga berkolaborasi dengan pemerintah dan pihak terkait lainnya dalam pemberian dukungan pelatihan untuk penggunaan alat kepada tenaga kesehatan.
“Jadi, bentuk kolaborasi melalui skema PPP ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan Kementerian Kesehatan bersama APRIL yang bertujuan untuk meningkatkan standar pelayanan minimal (SPM) kesehatan bagi masyarakat, khususnya kesehatan ibu hamil dan anak balita, remaja, usia produktif dan lansia. Serta mendorong deteksi dini dan percepatan rujukan di tingkat pelayanan kesehatan primer melalui pendekatan siklus hidup,” terangnya.
Diungkapkannya, seluruh alat kesehatan dan pelatihan ini ditujukan untuk 30 puskesmas di tiga kabupaten yang berdekatan dengan kegiatan operasional APRIL yaitu Pelalawan, Siak, dan Kuantan Singingi. Sedangkan dari pihak pemerintah akan mendukung penyiapan sistem Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer (IPKP) di tiga kabupaten tersebut yang akan memperkuat organisasi pelayanan kesehatan, serta memperkuat sistem deteksi dan sistem rujukan.
“Kolaborasi antara Kementerian Kesehatan dan APRIL Group merupakan langkah signifikan dalam mewujudkan transformasi kesehatan melalui integrasi pelayanan kesehatan primer. Melalui upaya ini, kami berharap dapat memperkuat aksesibilitas fasilitas kesehatan di tingkat pelayanan kesehatan primer, khususnya Provinsi Riau,” papar Budi.
Sementara itu, Jenderal (Dirjen) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Maria Endang Sumiwi menjelaskan, tujuan kunker Menkes ini guna menetapkan dimulainya kesepakatan kerja sama antara Kemenkes dengan APRIL Group dan Yayasan Bhakti Tanoto untuk berkolaborasi dan mendukung khususnya upaya transformasi pelayanan primer melalui integrasi pelayanan kesehatan primer. Dan ini tertuang dalam penandatangan nota kesepahaman Public-Private Partnership antara APRIL Group dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
“Sedangkan dalam MoU ini, ada hal-hal akan dicapai yakni peningkatan kapasitas sumber daya manusia kesehatan, peningkatan upaya kesehatan dan perbaikan gizi masyarakat. Termasuk stunting, promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, serta peningkatan akses kapasitas dan kapabilitas pelayanan kesehatan. Kemudian peningkatan sistem informasi kesehatan dan bidang lainnya,” sebutnya.
Selain itu, sambung Maria Endang, pihaknya juga memberikan apresiasi dan ucapan selamat kepada Pemkab Pelalawan yang telah ditunjuk menjadi pilot project dalam Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer (IPKP) di Riau. Yakni, Puskesmas Berkilau Pangkalankerinci, Pustu dan Posyandu Bukit Harapan Desa Makmur, Kecamatan Pangkalankerinci.
Sedangkan komitmen pemerintah daerah ini dibuktikan dengan telah dideklarasikannya kepala desa dan lurah peduli posyandu serta penyematan pin tanda kecakapan kader.
“Saya juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemkab Pelalawan, Siak, dan Kuantan Singingi yang telah menjadi contoh kerja sama yang baik antara pemerintah dengan swasta serta keterlibatan masyarakat. Dan kami dari Kemenkes, tentunya akan menugaskan tim untuk melakukan monitor dan turun kelapangan untuk melihat penerapan konsep integrasi pelayanan kesehatan primer, khususnya di Pelalawan,” paparnya.
Dikatakan Dirjen Kesmas ini, Kementerian Kesehatan juga menyampaikan apresiasi kepada APRIL Group, PT RAPP, dan Yayasan Bhakti Tanoto yang telah menyumbangkan alat kesehatan (alkes) kepada tiga kabupaten yang berada di daerah operasional APRIL Group. Di mana penyediaan alat kesehatan ini untuk melengkapi kebutuhan pelayanan kesehatan di puskesmas.
“Selain itu, dukungan juga diberikan oleh Yayasan Bhakti Tanoto berupa peningkatan kapasitas bagi tenaga kesehatan dan kader dalam mendukung pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Khususnya dalam penerapan integrasi pelayanan primer dan literasi kesehatan di sekolah serta pengembangan teknologi informasi,” tuturnya.
Gubernur Riau Syamsuar menyebutkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat di Bumi Lancang Kuning ini. Hal ini dibuktikan dengan segera diterapkannya program percepatan perluasan cakupan Jaminan Kesehatan Semesta atau Universal Health Coverage (UHC) di 12 Kabupaten dan Kota di Riau. Yakni sistem penjaminan kesehatan yang memastikan setiap warga dalam populasi memiliki akses yang adil terhadap pelayanan kesehatan promotif, preventif, akuratif, dan rehabilitatif, bermutu dengan biaya terjangkau.
“Sejauh ini di Riau, baru enam kabupaten/kota telah menerapkan program UHC yakni Pelalawan, Kepulauan Meranti, Bengkalis, Dumai, Kuantan Singingi, dan Indragiri Hulu. In sya Allah pada tahun 2024 mendatang, enam kabupaten/kota lainnya yakni Pekanbaru, Siak, Indragiri Hilir, Rokan Hulu, Rokan Hilir, dan Kampar,” ujarnya.
Selain itu, Pemprov Riau juga menargetkan persentase stunting menurun diangkat 12 persen pada tahun 2024 mendatang. Saat ini, persentase stunting di Riau berada pada angka 17 persen. Kemudian ke depannya, seluruh rumah sakit di Riau, khususnya Kota Pekanbaru akan ditingkatkan pelayanan kesehatannya. Seperti RSUD Arifin Achmad dan Petala Bumi dengan membuka layanan baru seperti layanan jantung dan otak.
“Kita berharap dengan adanya kerja sama PPP dan IPKP ini, maka pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Riau akan semakin optimal,” tuturnya.
Hal senada disampaikan Bupati Pelalawan H Zukri yang mengatakan Pemkab Pelalawan mengapresiasi upaya yang dilakukan APRIL Group mendukung program pemerintah di bidang kesehatan. Apalagi, Pelalawan telah menerapkan pengobatan gratis hanya dengan menunjukkan KTP. “Sehingga masyarakat di Negeri Amanah ini sudah tidak perlu takut lagi berobat ke tempat pelayanan kesehatan milik Pemkab Pelalawan,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Presiden Direktur APRIL Group Sihol Aritonang menambahkan bahwa kemitraan ini artinya mengintensifkan kerja sama yang selama ini sudah berjalan dengan pemerintah kabupaten dan pemerintah provinsi dalam mendukung layanan kesehatan yang layak bagi masyarakat. Serta bentuk konkret dari komitmen keberlanjutan APRIL 2030 untuk mencapai kemajuan inklusif.
“Dengan mendukung transformasi pelayanan kesehatan di tingkat puskesmas, ini akan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dalam hal deteksi dini penyakit dan percepatan rujukan, terutama untuk kesehatan ibu hamil dan anak balita sehingga dapat meminimalisir stunting yang menjadi fokus kami dalam APRIL 2030,” tuturnya.(adv/amn)