PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas melakukan simulasi pemadaman kebakaran yang terjadi di hutan. Hal ini merupakan aksi dukungan APP Sinar Mas dalam mendukung Pemerintah Provinsi Riau dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau.
Hal ini disampaikan oleh Fire Operation Management Head PT Arara Abadi Deny Widjaya di sela-sela pemaparan, Kamis (25/7). Ia juga menyampaikan jika perusahaan menggunakan sistem manajemen penanggulangan kebakaran hutan terintegrasi yang terdiri dari empat pilar yaitu pencegahan, persiapan, deteksi dini, dan respons cepat.
‘’Sistem ini diaplikasikan dari pembeljaran dari kebakaran-kebakaran yang sudah pernah terjadi,” kata Deny.
Deny menjelaskan, dalam pencegahan karhutla pihaknya telah menyusun peta area rawan kebakaran, membentuk satgas anti kebakaran, membentuk pos pantau terpadu, sosialisasi kepada masyarakat melalui papan infornasi, dan program Desa Makmur Peduli Api (DMPA).
“Kita sosialisasikan ke masyarakat, desa, mitra kerja terkait, dan pencegahan karhutla, kami komitmen terhadap hal tersebut,” jelas Deny.
Sebelum melakukan simulasi pemadaman karhutla, Deny mengenalkan regu pemadam kebakaran (RPK) APP Sinar Mas. Tak hanya itu, Deny juga menuturkan peralatan-peralatan yang digunakan oleh RPK dalam pemadaman. Mulai dari speedboat, airboat, helikopter, selang dan lain-lain.
‘’Regu kami ada 862 orang, perlatan ada 46 speedboat, 5 airboat, 24 drone, dan 4 helikopter water boombing,” ujar Deny.
RPK juga melakukan simulasi pemadaman api, dimulai dari petugas mendapatkan laporan adanya titik api, kemudian tim khusus yang disebut tim reaksi cepat (TRC) melakukan persiapan dan membawa perlengkapan pribadi serta alat pemadaman menuju helikopter.
Setelah itu TRC terbang menuju lokasi kebakaran dan memadamkannya. Dalam simulasi tersebut, juga memperlihatkan water boombing dalam pemadaman api. Water boombing sempat dijatuhkan tiga kali di lokasi simulasi kebakaran.
Deny juga menjelaskan, perusahaan melakukan patroli di darat, air dan udara untuk melakukan pemantauan api melalui 32 unit kamera thermal & CCTV serta 43 menara api yang tersebar di beberapa wilayah. Penggunaan teknologi juga dilakukan melalui sistem monitoring titik panas melalui citra satelit yang langsung tersambung ke situation room.
‘’Situation room bekerja 24 jam setiap harinya untuk memantau titik panas. Setiap ada perubahan titik panas yang tidak biasa, tim disiagakan untuk melakukan pengecekan di lapangan dalam waktu kurang dari 24 jam,” ujarnya lagi.
Deny memegaskan jika hotspot tidak bisa diidentikkan dengan titik api, tetapi hotspot adalah titik panas yang belum tentu api. ‘’Genangan air aja bisa jadi hotspot, hotspot bisa dipastikan api usai verifikasi,” tegasnya.
Menurut Penanggungjawab Program DMPA APP-SMF Region Riau, Joss Renaldy melalui program DMPA, PT Arara Abadi mengedukasi masyarakat di sekitar area konsesi perusahaan agar tidak lagi membuka lahan dengan cara dibakar. Masyarakat didukung untuk mengelola lahan dengan metode agroforestri, yakni bercocok tanam hortikultura (sayur dan buah), tanaman pangan, peternakan, perikanan, dan olahan makanan untuk konsumsi sendiri atau dijual.
Terdapat dua desa di Perawang, Riau yakni Desa Pinang Sebatang Barat dan Desa Pinang Sebatang Timur merupakan contoh desa binaan program DMPA yang melakukan budidaya ternak ikan dan kompos sebagai mata pencaharian utama. Selama satu bulan, masyarakat Desa Pinang Sebatang Barat bisa menghasilkan sekitar 42.000 ekor ikan dari hari budidaya, sedangkan produksi pupuk kompos oleh masyarakat Desa Pinang Sebatang Timur juga bisa mencapai 100 ton pupuk kompos per bulan.
‘’Melalui binaan program DMPA, rata-rata sumber pemasukan masyarakat telah meningkat hampir dua kali lipat dari sebelum berjalannya program,” kata Joss.(*2)