PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau hingga saat ini masih terus berupaya menekan angka kematian pasien Covid-19. Pasalnya saat ini rata-rata enam pasien setiap hari meninggal dunia akibat Covid-19 selama kurun waktu 2021.
Berdasarkan penghitungan Riau Pos, dalam kurun waktu Januari hingga 25 Mei 2021 atau 145 hari, terdapat 886 pasien positif Covid-19 yang meninggal di Riau. Jika dibagi jumlah pasien meninggal dengan jumlah hari, maka didapatkan rata-rata enam orang meninggal akibat Covid-19 di Riau setiap hari. Bisa juga kalau dirata-rakan dalam satu hari atau 24 jam, maka setiap empat jam ada pasien Covid-19 yang meninggal di Riau sejak awal 2021 hingga kemarin.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Riau dr Indra Yovi mengatakan, angka kematian harian Covid-19 tertinggi di Riau adalah 26 orang pada 9 Mei lalu.
"Per hari Selasa (25/5) angka kematian mencapai 19 orang, termasuk yang tertinggi. Pernah sampai 26 orang juga. Saat ini total yang meninggal akibat Covid-19 di Riau 1.469 orang," katanya.
Indra Yovi menyatakan, rata-rata pasien Covid-19 di Riau yang meninggal dunia umurnya di atas 50 tahun. Kemudian ada yang memiliki penyakit bawaan dan ada yang tidak.
"Kalau pasien yang meninggal itu ada yang punya penyakit bawaan. Tapi ada orang sehat-sehat saja tidak ada penyakit bawaan meninggal karena Covid-19. Mereka tidak ada sakit jantung, diabetes, tapi karena kena Covid-19 gejala berat akhirnya meninggal," ujarnya.
Karena itu, menurutnya angka kematian tersebut dengan segala upaya harus diturunkan. Agar jangan sampai setiap empat jam sekali ada satu orang pasien di Riau meninggal akibat Covid-19.
"Karena itu, kami kembali mengimbau kepada masyarakat untuk mengikuti kebijakan pemerintah, dengan terus mematuhi protokol kesehatan," ajaknya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir menginformasikan adanya penambahan 642 pasien positif Covid-19 di Riau per Selasa (25/5). Dengan demikian, total pasien positif Covid-19 di Riau hingga saat ini sebanyak 56.152 orang.
"Kemudian pasien sembuh bertambah 182 sehingga total 49.833 orang sudah sembuh, pasien meninggal dunia bertambah 19 orang sehingga total 1.469 meninggalkan dunia," katanya.
Dari total pasien positif Covid-19 Riau, yang masih menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 845 orang. Sementara yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 4.005 orang.
"Sementara itu, untuk suspect yang menjalani isolasi mandiri 3.493 orang dan yang isolasi di rumah sakit 132 orang. Total suspect yang selesai menjalani isolasi 86.023 meninggal dunia 281 orang," ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir menginformasikan adanya penambahan 642 pasien positif Covid-19 di Riau per Selasa (25/5). Dengan demikian, total pasien positif Covid-19 di Riau hingga saat ini sebanyak 56.152 orang.
"Kemudian pasien sembuh bertambah 182 sehingga total 49.833 orang sudah sembuh, pasien meninggal dunia bertambah 19 orang sehingga total 1.469 meninggalkan dunia," katanya.
Dari total pasien positif Covid-19 Riau, yang masih menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 845 orang. Sementara yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 4.005 orang.
"Sementara itu, untuk suspect yang menjalani isolasi mandiri 3.493 orang dan yang isolasi di rumah sakit 132 orang. Total suspect yang selesai menjalani isolasi 86.023 meninggal dunia 281 orang," ujarnya.
Lansia Prioritas Vaksinasi, Siapkan Data hingga Kelurahan
Vaksinasi massal langsung digeber Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru usai mendapatkan tambahan 50 ribu dosis vaksin sesuai perintah Presiden RI Joko Widodo. Di sini, warga lanjut usia (lansia) jadi prioritas. Dalam pada itu pula, untuk memaksimalkan edukasi terhadap masyarakat mencegah penularan Covid-19, Babinsa dan Bhabinkamtibmas kini dibekali buku saku.
Pemko Pekanbaru mengutamakan warga lanjut usia disuntik vaksin guna menekan angka kematian akibat pandemi corona. Oleh karena itu, para camat dan lurah diminta menyiapkan data para lansia di tiap kelurahan.
"Kepada para camat, lurah, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas, kita mesti cepat melaksanakan dua tugas. Kita putus rantai penyebaran Covid-19 secara cepat. Kita juga harus menggerakkan masyarakat untuk menggerakkan perekonomian," kata Wali Kota (Wako) Pekanbaru Firdaus saat meninjau proses vaksinasi massal di Gedung Pertemuan Sopo Godang Gereja HKBP, Selasa (25/5).
Dia melanjutkan, perekonomian akan tumbuh bila kabupaten/kota dalam kondisi baik. Karena, fondasi utama perekonomian ada di kabupaten dan kota. Jika pasien Covid-19 tinggi, maka perekonomian akan turun. Kalau pasien Covid-19 rendah, perekonomian bergerak naik. Basis penekanan penyebaran Covid-19 adalah di lingkungan rukun warga (RW) dan kelurahan.
"Saya sudah mengirimkan buku saku bagi Babinsa dan Bhabinkamtibmas terkait menekan penyebaran Covid-19. Saya juga akan meminta data satu kelurahan itu ada berapa RW," imbuhnya.
Dengan per RW dan kelurahan, maka jumlah lansia dapat diketahui. Karena, korban meninggal akibat Covid-19 banyak dari golongan para lansia. "Tapi, lansia yang divaksin malah masih rendah," ucapnya. Untuk percepatan vaksinasi sendiri, Surat Keputusan (SK) tentang pembentukan tim percepatan vaksinasi massal Covid-19 Kota Pekanbaru nomor nomor 480/2021 ditandatangani Wako Firdaus.
Tim ini diketuai Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Pekanbaru HM Jamil MAg MSi dan akan mengatur penyelenggaraan vaksinasi di delapan tempat. SK pembentukan tim ini seiring Pemko Pekanbaru mendapat 50.000 dosis tambahan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Vaksin jenis Sinovac ini akan diberikan kepada masyarakat Kota Pekanbaru secara bertahap.
"Alhamdulillah vaksin sudah kami terima melalui Gubernur Riau. Ini kami gunakan secara bertahap sesuai dengan sasaran vaksinasi," kata Firdaus.
Vaksinasi ini juga diprioritaskan untuk para pelayan publik, dan rohaniawan. Kemudian tenaga pendidik, dan pelaku usaha. Pihaknya mengejar target untuk vaksinasi 700 ribu orang atau 70 persen dari total penduduk Pekanbaru. Vaksinasi massal 50.000 dosis ini sudah dimulai sejak Sabtu (22/5) kemarin di Hotel Furaya dan Hotel Novotel. Target vaksinasi massal dua hotel ini 5.500 orang. Ternyata, warga yang divaksin mencapai 6.000 orang.
"Berarti kami masih punya tanggung jawab sekitar 44.000 orang lagi," jelasnya.
Satgas Sebut 30 Penambahan
Gugus tugas penanganan penyebaran Covid-19 Kabupaten Kuansing kembali mengumumkan penambahan kasus pasien positif. Data terakhir yang disampaikan gugus tugas per hari Senin (24/5) menyebutkan terdapat penambahan 30 pasien. Selain pasien positif, juga terdapat penambahan pasien yang dinyatakan sembuh dan meninggal dunia.
"Kalau data pasien sembuh pada hari yang sama berjumlah 6 pasien. Sedangkan berita duka terdapat 1 pasien meninggal dari Kecamatan Benai," kata salah seorang juru bicara penanganan penyebaran Covid-19 Kuansing, dr Amelia Nasrin kepada Riau Pos, Selasa (25/5).
Sedangkan untuk jumlah total kasus selama ini, kata Amelia, mencapai 1.802 kasus, dengan rincian, isolasi mandiri 267 orang, rawat di rumah sakit 18 orang, sembuh 1470 orang dan meninggal dunia sebanyak 47 orang.
"Kami kembali mengingatkan kepada masyarakat supaya menerapkan prokes ketat dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk menghindari kerumunan. Saat ini masyarakat masih abai. Terutama saat mengunjungi pasar. Masih banyak pembeli dan penjual yang tidak menggunakan masker," kata Amelia.
Sekolah di Zona Merah Harus Daring
Lima kecamatan di Kabupaten Kampar merupakan zona merah penyebaran Covid-19. Hal ini membuat sejumlah kebijakan yang sebelumnya diperlonggar terkait Covid-19 untuk kembali dikaji ulang. Salah satunya adalah belajar tatap muka yang sudah dimulai sejak sebelum Idulfitri lalu, juga akan dikaji ulang.
Bahkan Sekretaris Daerah (Sekda) Kampar Yusri dalam rapat pada awal pekan ini menegaskan, sekolah-sekolah yang berada di zona merah harus memulai membelajaran daring. Aturan ini menyusul akan ditetapkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Berbasis Mikro di Kabupaten Kampar.
"Semua kegiatan khusus di lima kecamatan yang menimbulkan kerumunan setelah Idulfitri ditiadakan. Termasuk kegiatan tatap muka belajar mengajar di lima kecamatan. Semua sekolah harus melakukan pebejaran dalam jaringan (daring, red)," sebut Yusri.
Terkait akan ditetapkan sekolah daring dan penghentian tatap muka ini, dalam rapat terbaru penanggulangan Covid-19, Asisten III Setda Kampar Syamsul Bahri menyebutkan, dinas terkait sedang melakukan kajian terkait kebijakan tersebut. Pria yang juga menjabat Sekretaris Tim Satgas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Kampar ini menyebutkan, aturan itu akan segera diimplementasikan.
"Terkait tatap muka belajar, di lima kecamatan harus ditinjau ulang lagi, apakah tatap buka secara bergantian atau belajar secara daring di rumah," terangnya dalam rapat yang juga dihadiri Dandim 0313/KPR Letkol Inf Leo Octavianus M Sinaga dan Kapolres Kampar AKBP Muhammad Kholid tersebut.
Adapun lima kecamatan yang masuk zona merah adalah Kecamatan Tapung Hulu, Tapung, Siak Hulu, Tambang dan juga Kecamatan Bangkinang Kota. Pantauan Riau Pos di Kecamatan Siak Hulu dan Kecamatan Tambang, aktivitas di sejumlah terutama sekolah negeri sepi. Hanya terlihat para guru yang masuk kantor. Baik sekolah dasar maupun sekolah menengah, tatap muka secara bergantian masih dilaksanakan.(sol/ali/yas/end)