PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) - DUKA mendalam tidak hanya dirasakan anak, keluarga dekat dan masyarakat Riau atas wafatnya Letjen TNI (Purn) Syarwan Hamid. Mulai dari penyambutan hingga pemakaman, ratusan orang dengan berbondong-bondong hadir mengantar mantan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) era Presiden Bj Habibie itu ke peristirahatan terakhirnya di Taman Makam Pahlawan (TMP), Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (25/3).
Jenazah tiba di TMP Kalibata sekitar pukul 14.30. Tampak hadir sejumlah tokoh nasional mulai dari Mendagri Tito Karnavian, mantan Ketua DPR RI sekaligus tokoh senior Akbar Tandjung, dan aktivis Tionghoa, Lieus Sungkharisma. Tidak hanya itu, sejumlah tokoh masyarakat Riau juga hadir seperti mantan Gubernur Riau (Gubri) Wan Abubakar yang didampingi Kepala Badan Penghubung Riau Erisman Yahya dan ratusan masyarakat yang turut melayat.
Prosesi pemakaman digelar secara militer dengan menerapkan protokol kesehatan. Bertindak sebagai pemimpin upacara pemakaman adalah Pusbekang AD Mayjen TNI Isdarmawan Gane Moeldjo. Sempat diwarnai hujan deras, namun saat upacara berlangsung hingga berakhir hujan pun reda. Sehingga upacara pemakaman berjalan sangat khidmat.
Mantan Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI itu meninggal dunia di usia 77 tahun, Kamis (25/3) pukul 03.20 WIB di Rumah Sakit Yudistira Cimahi, Jawa Barat. Almarhum lahir di Dusun Pusaka, Siak, 10 November 1943. Ia juga dikenal sebagai sosok yang sangat tegas dan patriotik sejati.
Ditemui Riau Pos di lokasi pemakaman, mantan Gubri Wan Abubakar mengaku sangat kehilangan tokoh Riau yang dia anggap bukan hanya sahabat, tapi sudah seperti keluarga sendiri. Ia juga sempat mengenang bagaimana sosok almarhum semasa hidupnya telah banyak berkontribusi bagi negara dan Riau khususnya. Bahkan, kata Wan Abubakar, almarhum adalah tokoh Riau yang sangat berpengaruh di pusat kala itu. Sebab, di tangan Syarwan lah lahirnya UU No32 dan UU No 33/1999 yang menjadi pedoman dasar dan utama otonomi daerah (Otda). Karena saat itu, Syarwan menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri (Mendagri).
"Beliau putra daerah Riau yang hebat. Beliau mendapat jabatan sebagai Mendagri dan memberikan andil yang besar bagi daerah dengan konsep otonomi daerah. Sehingga Riau kala itu berhasil diperjuangkannya untuk melakukan pemekaran sejumlah kabupaten yang ada di Riau, yang selama ini tertinggal dengan sistem sentralistik," ujarnya.
Wan Abubakar juga menceritakan, perjuangan almarhum Syarwan saat mengubah sistem sentralistik menjadi otonomi daerah. Kata dia, Syarwan sangat berjasa dalam mendorong konsep serta berhasil mengawal pelaksanaan undang-undang otonomi daerah yang saat itu dikekang oleh Orde Baru.
"Beliau sangat membela kepentingan daerah. Beliau sangat kritis dalam pelaksanaan sehingga daerah-daerah berhasil maju dan berkembang dengan konsep otonomi daerah tersebut," kata Wan.
Selain dikenal aktif di pusat, lanjut Wan, Wakil Ketua DPR/MPR RI periode 1997–1998 itu juga sangat vokal dan peka ketika berbicara tentang Riau. Menurutnya, Syarwan merupakan sosok yang sangat tegas pada prinsip dan memiliki pendirian hingga di akhir hidupnya.
"Dia sangat kental dengan darah Melayunya. Dia sangat taat beragama. Saya yang sering diskusi dengan beliau begitu tahu almarhum sangat peduli terhadap perkembangan Riau," tuturnya.
Ia berpesan, bagi tokoh muda Riau yang saat ini memiliki kekuasaan untuk mengurus pemerintahan daerah dengan baik mencontoh almarhum. Anggota DPR RI periode 2004-2009 ini juga berharap, seluruh pemerintah dan masyarakat Riau untuk memberikan penghormatan tertinggi atas jasanya selama ini untuk kemajuan Riau.
Tidak Menyuarakan Keadilan
Di tempat terpisah, legislator PKS asal Riau, Syahrul Aidi Maz’at juga mengaku sangat kehilangan atas kepergian tokoh Riau itu.
"Secara pribadi, dan sebagai wakil masyarakat Riau, saya mengucapkan berbela sungkawa atas meninggalnya tokoh nasional dari Riau, Pak Syarwan Hamid. Karena di tangan beliaulah, semangat otonomi daerah lahir," ujarnya.
Syahrul Aidi juga sempat menceritakan pertemuannya dengan almarhum sebelum wafat. "Setelah dilantik jadi anggota DPR RI, saya beberapa kali bertemu beliau di bandara. Kalau saya lihat, wajah dan pancaran matanya adalah pancaran perjuangan. Beliau juga tak bosan memberi wejangan kepada kita yang muda untuk terus menyuarakan kepentingan rakyat," jelasnya.
Di lokasi yang sama, aktivis keturunan Tionghoa yang dikenal getol memperjuangkan aspirasi masyarakat, Lieus Sungkharisma juga mengaku sangat kehilangan tokoh panutan dan peduli terhadap para aktivis.
"Saya kenal beliau ya sudah lama dong. Sejak Pak Syarwan menjabat Mendagri saya sudah dekat. Kan saya aktivis Buddhis. Jadi beliau itu sangat baik dan mengayomi," urainya.
Dia pun mengaku sangat kehilangan sosok pengayom tersebut. "Jelas kehilangan. Saya sekarang masih aktif menjadi aktivis, tapi beliau kini sudah tiada. Pak Syarwan itu orangnya sangat baik. Dia orangnya bijak dan tidak membeda-bedakan. Makanya saya wajib untuk datang ke sini (Kalibata, red)," tambahnya.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau juga menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya Syarwan Hamid. Ungkapan duka cita tersebut disampaikan langsung Gubri Syamsuar.
"Kami atas nama keluarga dan Pemprov Riau, serta masyarakat turut berduka cita atas berpulangnya ke rahmatullah Letjen Purn Syarwan Hamid," kata Gubri.
Gubri menilai mantan almarhum memiliki jasa bagi pembangunan Riau. Terutama saat pemekaran Riau dan Kepulauan Riau. "Beliau memiliki jasa dalam pemekaran daerah di Indonesia. Termasuk di Riau dan Kepulauan Riau, semoga almarhum ditempatkan dalam tempat yang terbaik di sisi Allah SWT," ujarnya.
Gubri kemudian mengenang almarhum Syarwan selama hidupnya yang banyak memberikan kontribusi bagi pembangunan Riau bahkan Indonesia. Sebab almarhum pernah menjadi menteri dalam negeri dan wakil ketua MPR RI serta Kassospol ABRI. "Karena itu sekali lagi kami mendoakan almarhum mendapatkan tempat yang sebaik-baiknya di sisi Allah SWT," sebutnya.
Gubri juga mendoakan kepada keluarga almarhum yang ditinggalkan, diberikan ketabahan dalam menghadapi cobaan ini. "Kepada keluarga yang ditinggalkan semoga diberikan kekuatan iman dan kesabaran dalam menerima cobaan ini," ujar Gubri.
Ketua Dewan Pimpinan Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Datuk Sri Syahril Abu Bakar juga menyampaikan ungkapan duka yang mendalam. Di mata LAMR, almarhum merupakan sosok orang tua dan tokoh masyarakat Melayu yang selalu menggaungkan perjuangan.
"Beliau sangat peduli terhadap daerah kampung halamannya, walaupun terkadang beliau berseberangan dengan pihak manapun, tetapi tetap memperjuangkan untuk kemajuan daerah," katanya.
Diakui Syahril, dalam mengambil kebijakan, ia sempat ditegur oleh almarhum karena dinilai tidak sejalan dengannya. Namun Syahril menganggap hal tersebut bukan menjadi masalah, karena inti dari dua kebijakan yang diambil yakni sama-sama untuk kepentingan daerah.
"Ungkapan duka juga disampaikan oleh para tokoh masyarakat di Riau. Salah satunya tokoh perempuan Riau Hj Azlaini Agus. Di mata Azlaini, Syarwan adalah sosok pejuang. Tidak saja sebagai prajurit TNI, tapi almarhum juga pejuang di bidang politik dan pemerintahan.
"Ketika saya sebagai koordinator Gabungan Kekuatan Reformasi Masyarakat Riau (GKRMR) dan kawan-kawan komponen masyarakat Riau memperjuangkan terwujudnya otonomi daerah serta bagi hasil minyak bumi dan sumber daya alam untuk daerah di tahun 1998-1999, almarhum ketika itu menjabat Mendagri di bawah Presiden BJ Habibie," kenang Azlaini yang juga merupakan Wakil Ketua Umum Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau (FKPMR).
Dikatakan Azlaini, meskipun dalam beberapa hal ia juga terkadang berbeda pandangan dengan almarhum, misalnya ketika almarhum mulai menggagas pembentukan Lasykar Melayu, ia termasuk yang tidak setuju, karena khawatir menjadi lost of control.
Dikatakan Azlaini, saat itu almarhum melakukan protes dengan mengembalikan gelar adat Datuk Seri Setia Lela Negara yang diterimanya dari LAM Riau.
"Itu membuktikan bahwa almarhum adalah seorang yang konsisten dan punya prinsip dalan hidupnya," sambung Azlaini.
Putra Terbaik yang Menginspirasi
Tokoh masyarakat yang juga mantan Bupati Siak Arwin AS mangaku dekat dengan almarhum Syarwan Hamid. Selain komunikasi sangat baik dan lancar, Syarwan ikut membidani Siak menjadi kabupaten ketika menjadi menteri dalam negeri.
"Hubungan semakin dekat ketika saya menjadi Bupati Siak. Terlebih alm Syarwan sebagai putra asli Siak, berasal dari Kecamatan Pusako," ungkap Arwin, Kamis (25/3) malam.
Tanpa pemekaran yang dibuatnya bersama kabupaten lainnya, tentu Kabupaten Siak tidak semaju dan berkembang seperti ini. "Besar jasa almarhum Syarwan Hamid untuk kemajuan Kabupaten Siak. Saya mengikuti masa-masa itu dan saya bangga padanya. Semoga Allah menempatkannya bersama para pahlawan dan para kekasih-Nya," ujar Arwin.
Disinggung tentang rumah keluarga almarhum Syarwan yang kini ada di Pusako, dikatakan Arwin, jika keluarganya berkenan menghibahkan tentu cocok sebagai lokasi edukasi untuk generasi muda.
"Kiprahnya, perjuangannya, perjalanan hidupnya setidaknya dapat menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya," ucap Arwin.
Namun, tentu perlu dibicarakan dengan pemerintah kabupaten, sehingga semua berjalan baik dan lancar. Sementara Bupati Siak H Alfedri MSi, mengucapkan belangkuwa yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya salah satu putra terbaik Siak.
"Banyak hal yang telah dibuatnya untuk kemajuan Siak, termasuk pemekaran yang kini kami nikmati, Siak sebagai kabupaten. Semoga Allah menempatkannya bersama para pahlawan dan orang-orang soleh," ungkap Alfedri.
Dikatakan Alfedri, Pemkab Siak bangga atas kiprahnya. Makanya pemkab membuka diri untuk hal-hal yang mungkin terbaik dilakukan untuk mengenang jasa dan perjuangan almarhum. Dikatakan Alfedri, rekam jejak dan perjalanan karir putra asal Kecamatan Pusako itu patut dikenang dan menjadi inspirasi bagi semua orang termasuk generasi muda. Para pelajar harus tahu, di Siak pernah lahir sosok Syarwan Hamid, tidak hanya seorang jenderal, tapi juga pernah menjabat sebagai menteri dalam negeri. "Tidak hanya jabatannya tapi prosesnya bagaimana dia sampai pada posisinya itu. Sehingga menjadi inspirasi dan motivasi," ungkap Alfedri.(yus/sol/mng/ted)