PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- SATU pasien positif corona (Covid-19) di Riau yang saat ini masih dirawat di RSUD Arifin Achmad kondisinya terus membaik. Bahkan, hasil uji swab pasien tersebut sudah ada menunjukkan hasil negatif virus corona. Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau, Mimi Yuliani Nazir mengatakan, sejak dinyatakan positif corona pasien tersebut terus mendapatkan perawatan secara intensif. Selain itu sampel swab-nya juga dikirim sebanyak lima kali untuk memantau perkembangan virus di tubuhnya.
"Sampel swab pasien terus dikirim ke pusat, sampel pertama dan kedua yang dikirim masih positif. Namun hasil swab ketiga sudah menujukkan hasil negatif. Tapi itu belum bisa jadi patokan. Karena paling tidak harus lima kali dilakukan uji sampel untuk memastikan benar-benar virus di tubuh pasien sudah hilang," ungkap Mimi.
Dikatakan Mimi, setelah nanti hasil uji sampel swab sudah dilakukan sebanyak lima kali dan sampel keempat serta kelima sudah negatif, maka kondisi pasien tersebut akan dilihat lagi secara fisik. Jika terlihat sehat maka pasien akan dipulangkan. "Setelah dua hasil uji sampel swab-nya keluar dan ternyata negatif, kita akan lihat kondisi pasien. Baru pasien itu boleh pulang," jelasnya.
Hal senada disampaikan juru bicara tim medis penanganan virus corona di Riau, dr Indra Yopi. Dari uji sampel swab tersebut, sudah ada hasilnya yang negatif. Kondisi pasien saat ini juga terus membaik.
"Pasien belum dinyatakan sembuh, tapi sudah ada hasil uji sampel swab yang negatif. Kondisi juga membaik," sebutnya.
Di sisi lain terhitung sejak 3 hingga 25 Maret 2020, Pemprov Riau merilis sudah ada 2.438 orang dalam pemantauan (ODP). Data tersebut meningkat dari sehari sebelumnya yang masih pada kisaran 1.823 orang. ODP terbanyak tercatat di Kabupaten Bengkalis yang mencapai 1.020 orang. Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, para ODP tersebut dicatat karena mereka memiliki riwayat perjalanan keluar negeri atau pernah melakukan kontak dengan orang-orang yang saat ini dinyatakan suspect atau positif corona. "Dari jumlah 2.438 ODP tersebut, empat orang di antaranya sudah selesai dilakukan pemantauan. Jadi saat ini yang masih dalam pemantauan sebanyak 2.434 orang yang tersebar di beberapa daerah di Riau," katanya.
Selain ODP, lanjut Mimi, saat ini pihaknya juga mencatat bahwa ada pasien dalam pengawasan (PDP) atau yang dinyatakan suspect corona sebanyak 60 orang. Dari 60 orang tersebut, 17 di antaranya sudah dinyatakan negatif dan diperbolehkan pulang.
Warga Riau Telantar di Malaysia Dipulangkan
Untuk memulangkan tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Riau yang saat ini masih berada di Malaysia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau rencananya menggunakan Pelabuhan Dumai. Namun sebelumnya, Pemprov Riau berkoordinasi terlebih dahulu dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Gubernur Riau (Gubri) H Syamsuar mengatakan, terhadap rencana pemulangan warga Riau tersebut, pihaknya masih melakukan koordinasi dengan Wali Kota Dumai Zulkifli AS. Jika memungkinkan, maka pemulangan akan dilakukan hari ini (26/3), dan dilakukan secara bertahap.
"Untuk rencana pemulangan tersebut, kami juga masih berkoordinasi dengan Kemendagri. Tentu kami harus meminta arahan terlebih dahulu," ujar Gubri.
Lebih lanjut dikatakan Gubri, kapal yang disiapkan untuk memulangkan warga Riau dari Malaysia tersebut berkapasitas sekitar 300-an penumpang. Untuk itu, kemungkinan proses pemulangan tersebut akan dilakukan secara bertahap.
"Di pelabuhan kami juga akan siapkan tim kesehatan. Siapa yang suhunya tinggi atau lebih dari 38 derajat maka akan langsung dikarantina. Sedangkan yang tidak tinggi suhunya, boleh pulang namun masuk kategori ODP (orang dalam pemantauan, red)," jelasnya.
Dalam pemulangan tersebut, Syamsuar menyebut bahwa segala kemungkinan bisa saja terjadi, mengingat TKI Riau ini dipulangkan dari negara yang sudah berkembang wabah virus corona. "Sebagaimana kita ketahui bersama Malaysia saat ini sudah menjadi daerah pandemi. Bahkan warga di sana yang positif corona sudah lebih dari 1.500 orang. Oleh sebab itu, bagaimanapun memulangkan TKI ke Riau pastinya akan sangat berisiko," ungkapnya.
Gubri juga meyakini dengan kegiatan pemulangan TKI ini, pastinya ODP di Riau akan mengalami peningkatan tajam. "Kami sudah sampaikan kepada dinas kesehatan. Mereka nanti yang akan melakukan pengecekan secara berkala," kata Syamsuar.
Dia menambahkan, pihak Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) akan lebih aktif melakukan pemantauan suhu tubuh para TKI saat berada di pintu masuk. Seluruh TKI nantinya akan diberikan kartu fasilitas kesehatan, agar sewaktu-waktu terjadi gejala-gejala mendekati corona akan langsung mendapatkan tindakan kesehatan.
"Jadi kartu itu sebagai bukti bahwa mereka sudah melakukan perjalanan dari negara luar terjangkit corona, dan mereka sudah pernah dicek kesehatannya di pelabuhan saat mereka tiba," ungkapnya.
1.210 WNI dari Singapura Malaysia Diawasi
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kepulauan Meranti terus memperketat pengawasan terhadap keberadaan WNI asal daerah setempat sepulang dari negara tetangga Malaysia dan Singapura. Seperti di pintu masuk Pelabuhan Domestik Tanjung Harapan. Sejak kedua negara tersebut lockdown setiap hari terdapat ratusan WNI yang masuk melalui Tj. Balai Karimun dan Batam Kepri.
Dari dermaga, setiap penumpang yang melewati trestel menuju terminal kedatangan disemprot dengan cairan disinfektan dan diberi masker baru. Sebelum pulang mereka mendapat pengarahan oleh pihak Dinas Kesehatan tentang Covid-19. Salah seorang WNI dari Malaysia mengaku, jika saat ini masih banyak temannya di sana ngantre untuk pulang ke Meranti. Bahkan besar kemungkinan lonjakan kedatangan dari Malaysia melalui jalur Kepri akan terus bertambah. Sejak 19 Maret lalu pengawasan pintu masuk Meranti diperketat.
"Jika ditemukan tanda-tanda gejala, mereka akan ditetapkan sebagai ODP dan setelah diperiksa benar, maka bisa ditetapkan sebagai PDP," ujar Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kepulauan Meranti Fahri SKM.
ODP Dikarantina di Tiga Lokasi
Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Bengkalis dr Ersan Saputra mengatakan hingga kemarin ada 255 ODP yang dikarantina) di tiga lokasi yang disiapkan Pemerintah Kabupaten Bengkalis, terdiri dari 232 laki-laki dan 23 perempuan. Untuk Badan Diklat Desa Kelapapati, katanya, ada 119 ODP yang dikarantina di sana, terdiri dari 111 laki-laki da 8 perempuan.
Kemudian, di Wisma Atlit jalan HR. Soebrantas Ujung Desa Wonosari ada 79 ODP yang kesemuanya laki-laki. "Sedangkan di BLK jalan Pramuka, sebanyak 57 orang. 42 laki-laki dan 15 perempuan," katanya.
Mengenai jumlah PDP Ersan mengatakan, ada 6 orang.
"Semuanya dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bengkalis. Sedangkan di dua RS rujukan lainnya (RSUD Mandau dan RS Permata Hati Duri), nihil PDP," katanya.
PDP Semakin Membaik
Jumlah ODP kasus Covid-19 di Kota Dumai terus meningkat dan jumlahnya terus bertambah. Dari 95 ODP pada Selasa (25/3) kemarin meningkatkan 17 orang menjadi 112 orang. Sementara pada hari yang sama jumlah PDP tetap 8 orang dengan cacatan satu dipulangkan dan satu meninggal dunia. Angka tersebut diketahui dari situs resmi Pemerintah Kota Dumai dengan alamat website Covid-19.dumaikota.go.id, Rabu (25/3) sekitar pukul 17.00 WIB.
Jumlah ODP ini mengalami peningkatan cukup tajam dari hari ke hari . Pada Senin (23/3), jumlah ODP baru 69 orang. Pada Selasa (24/3) bertambah 26 orang menjadi 95 orang. Sementara sebaran yang pada Selasa (24/3) berada di 25 kelurahan pada Rabu (25/3) tersebar di 27 kelurahan. Dengan demikian penyebaran ODP sudah di seluruh kecamatan.
"Orang yang masuk kategori ODP tersebut, akan selalu dilakukan pemantauan dari Dinas Kesehatan Dumai," ujar Sekretaris Diskes Kota Dumai Syaiful.
Sementara untuk PDP, saat ini tengah dirawat secara intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dumai dan di RS Pertamina Dumai. Sampel PDP sudah diambil dan tinggal menunggu hasil lab dari Balitbangkes. "Secara umum kondisi mereka mulai membaik, mudah-mudahan hasilnya negatif Covid-19," jelasnya.(sol/wir/esi/hsb/ted)
Laporan: Tim Riau Pos (Pekanbaru)