PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) turut berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi masyarkat dari sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Provinsi Riau. Melalui Sentra Budaya Ekonomi Kreatif (Ekraf) Melayu Riau, geliat ekonomi usaha kecil menengah terus tumbuh dan berkembang cukup signifikan.
Kolaborasi PHR Wilayah Kerja (WK) Rokan bersama Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) ini mendongkrak perekonomian masyarakat terutama pelaku usaha kecil. Tidak sekadar menjadi pusat pemasaran produk, Sentra Budaya Ekraf juga menjadi pusat pembinaan bagi ratusan pelaku usaha kecil di Riau untuk terus maju dan berkembang.
Seperti dirasakan salah satu pelaku UMKM Debby Wahyuni. Sejak bergabung di Sentra Budaya Ekraf Melayu Riau, pendapatan dari penjualan produk makanannya cenderung meningkat. Omset penjualan jauh lebih tinggi dibanding sebelumnya yang hanya mengandalkan promosi dari mulut ke mulut dan media sosial yang dikelolanya secara mandiri.
"Alhamdulillah sejak setahun bergabung di sini, terjadi peningkatan penjualan lima puluh persen," kata wanita 41 tahun ini.
Pemilik usaha makanan frozen ini mengaku keberadaan Sentra Budaya Ekraf Melayu Riau cukup efektif dalam pemasaran. Produk makanan yang dititipnya berupa risoles mayo, pisang coklat, nugget dan cireng kuah rujak laku terjual sebagai buah tangan wisatawan yang datang ke Pekanbaru.
"Masyarakat jadi banyak yang tahu produk saya sehingga dapat meningkatkan penjualan," ujarnya.
Pengelola Sentra juga kerap mengajak pelaku usaha binaannya mengikuti bazar di setiap acara pemerintah maupun pameran sehingga dapat menambah pundi-pundi pendapatan. "Pihak gerai juga sering adakan bazar sehingga juga dapat meningkatkan penghasilan," kata Debby.
Debby bersyukur dapat bergabung di Sentra Budaya Ekraf Melayu Riau. Selain menjadi wadah pemasaran produk, ia bersama pelaku usaha kecil lainnya juga kerap mendapat pembinaan melalui pelatihan serta motivasi dalam peningkatan kualitas produk.
"Kita menjadi satu keluarga, semua dirangkul tidak ada perbedaan. Pelaku usaha yang memulai dari nol didukung agar maju, jadi kita benar-benar dibina," ujarnya.
Hal serupa juga dirasakan Sri Megawati. Pemilik usaha minuman es mangga dan green tea ini mengalami peningkatan penjualan sebesar 50 persen sejak bergabung di Sentra Budaya Ekraf Melayu Riau setahun lalu.
"Alhamdulillah penjualan di sini ada peningkatan," katanya.
Menurut Sri, pemasaran melalui Sentra Ekraf lebih tepat sasaran bila dibanding promosi dari mulut ke mulut atau postingan media sosial yang dikelola secara mandiri. Produk minuman yang dikemas dalam botol yang dikembangkannya bisa dikenal luas di tengah masyarakat. "Di sini produk kita bisa lebih dikenal, banyak tamu-tamu pemerintahan yang datang membeli produk kita," ujarnya.
Saat pandemi Covid-19 lalu kata Sri, Sentra Budaya Ekraf Melayu Riau sangat membantu pelaku UMKM bertahan di tengah keterpurukan ekonomi. Sejumlah gerai maupun lapak penjualan di pusat perbelanjaan terpaksa tutup membuat pelaku usaha tidak dapat berjualan.
Dengan adanya Sentra Budaya Ekraf Melayu Riau, menjadi harapan bagi pelaku usaha untuk terus bertahan dalam memasarkan produk. "Ketika Covid-19 melanda banyak gerai tutup, kami tidak bisa berjualan. Hadirnya Sentra ini menjadi solusi buat kami tetap bertahan," kata Sri.
Sentra Budaya Ekraf Melayu Riau terus maju dan berkembang sejak diresmikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, pada Juli 2021 lalu. Bangunan yang berada di Jalan Diponegoro, Pekanbaru atau tepatnya di belakang gedung LAM Riau menjadi rumah bagi ratusan UMKM.
Tidak hanya tempat menjajakan produk makanan dan oleh-oleh, Sentra Budaya Ekraf juga menawarkan berbagai bentuk fesyen khas Melayu Riau seperti songket, tas rajut, sandal rajut dan Batik Riau. Sentra sekaligus menjadi tempat produksi kerajinan tangan songket dan tanjak.
Kain songket dan tenun menjadi produk unggulan di Sentra ini. Harganya bervariasi mulai ratusan ribu hingga jutaan rupiah tergantung model dan kerumitan pembuatan motifnya.
Pengelola Sentra Budaya Ekraf Melayu Riau, Wan Irzawati mengatakan, hingga kini setidaknya tercatat 800 pelaku usaha kecil menengah telah bergabung di sentra ini. Sentra kian berkembang pasca pandemi Covid-19 melandai. Geliat ekonomi di Sentra Budaya Ekraf Melayu Riau terus meningkat menyusul normalnya kegiatan masyarakat dan pemerintah. Penjualan produk di sentra terus meningkat hingga mencapai angka lebih dari Rp50 juta rupiah per bulan.
"Otomatis pelaku UMKM merasakan dampaknya atas perputaran ekonomi tersebut," kata Wan Irza.
Tingginya apresiasi dari masyarakat membuat pengelola kembali membuka gerai kedua di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru atas dukungan penuh dari PHR pada April 2022 lalu. Pengelola juga tengah bersiap menambah satu gerai lagi di Kampung Bandar Senapelan yang akan diresmikan akhir Januari 2023.
"Konsepnya akan kita buat semacam kunjungan wisata. Nantinya kita akan betul-betul melakukan pembinaan UMKM masyarakat asli Kampung Bandar Pekanbaru," katanya.
Kemajuan Sentra Budaya Ekraf Melayu Riau diakui Wan Irzawati tak terlepas dari dukungan penuh PHR. Tidak hanya mendukung fasilitas, PHR kerap memprioritaskan produk-produk UMKM untuk kebutuhan souvenir dalam setiap kegiatannya.
"Terkhusus untuk Pertamina Hulu Rokan sangat luar biasa sekali dukungannya buat kami. Bukan hanya mendukung tempat promosi, PHR juga selalu mengedepankan produk-produk dari sentra dalam kegiatannya saat menyambut tamu," katanya.
Sentra Budaya Ekraf Melayu Riau hadir sebagai wujud komitmen PHR dalam menjalankan Program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL). Juga diharapkan menjadi suatu wadah usaha yang mandiri dan berkembang demi meningkatkan perekonomian masyarakat.
Laporan: Henny Elyati (Pekanbaru)
Editor: Rinaldi