RIAUPOS.CO - NASIB Stadion Utama Riau yang sempat menjadi salah satu bangunan kebanggaan masyarakat Riau pada PON ke XVIII, semakin tidak jelas fungsinya. Setelah terkatung-katung karena masih terhutang dalam pembangunan, bangunannya juga mulai tidak terawat. Pada APBD 2016 Provinsi Riau tidak ada penganggaran untuk pembayaran hutang tersebut.
Wakil Ketua DPRD Riau Noviwaldy Jusman mengatakan, tidak adanya anggaran pembayaran hutang Stadion Utama Riau adalah karena DPRD belum menemukan adanya alasan yang kuat untuk pembayaran. Ia juga menegaskan, sebelum pembayaran hutang tersebut pihaknya meminta pengacara negara untuk mendampingi mereka dalam memberikan sudut pandang dasar hukum.
“Kami mempunyai hak untuk menggunakan pengacara negara untuk melakukan konsultasi dengan mereka. Kalau kata mereka bisa dimasukkan baru dimasukkan. Tapi yang jelas pada APBD murni 2016 ini tidak dimasukkan,” jelasnya.
Saat ditanyakan apakah ada kemungkinan anggaran untuk pembayaran hutang tersebut dianggarkan pada APBD Perubahan 2016. Politisi Demokrat tersebut mengatakan hal itu nanti tergantung dari hasil konsultasi dengan penesehat hukum. Kemudian nantinya pihak penasehat hukum akan memberikan rekomendasi kepada DPRD Riau. “Jika nantinya penasehat hukum mengatakan dapat dibayar, maka akan dibayarkan. Atau harus dibayar dengan catatan ini itu harus dipenuhi terpenuhi dulu akan kami ikuti arahan itu. Karena mereka yang lebih mengetahui tentang hukum,” jelasnya.(tie)