KAMPAR (RIAUPOS.CO) - Industri berbasis pertanian yang dicanangkan Pemerintah Kabupaten Kampar di bawah kepemimpinan Bupati Azis Zaenal mulai menunjukkan progres. Salah satunya mulai terlihatnya pembangunan fisik gudang beku terintegrasi atau dikenal sebagai Integrated Cold Storage (ICS). Gudang ini akan menjadi katalisator pasar sekaligus produksi ikan air tawar Kampar yang sudah siap masuk dunia industri.
Kesiapan itu membuat Azis Zaenal percaya diri memaparkan potensi perikanan Kabupaten Kampar dan dukungan pemerintah daerah dalam operasional gudang beku terintegrasi. Hal ini disampaikan Bupati pada acara Temu Bisnis Pemanfaatan Gudang Beku Terintegrasi Kabupaten Kampar dalam mendukung pengembangan industri patin nasional di ruang rapat Nila-Layur Kementerian Perikanan RI, Selasa (23/10) lalu.
Bupati memaparkan potensi perikanan Kampar di hadapan sejumlah pejabat di Kementerian Perikanan RI. Diantaranya Direktur Jendaral Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Rifky Efenddi Hardijanto, Direktur Pengolahan dan Bina Mutu PDSPKP Innes Rahmania, Direktur NCTA Smart Fish Indonesia Sudari, Direktur Lembaga Pengelolaan Modal Usaha kelautan dan Perikanan Syarif Syahrian dan Direktur PT Centra Pertiwi Bahari Samiono.
Sejumlah pengusaha di bidang perikanan dan kelautan juga hadir pada kesempatan itu. Tampak hadir Kepala Dinas Perikanan Kampar Usman Amin dan sejumlah pejabat di lingkungan Dinas Perikanan Kampar. Bupati pada awal pemaparan mengatakan, potensi perikanan di Kabupaten Kampar sangat tinggi. Potensi itu terdiri dari usaha budi daya ikan air tawar di kolam dan keramba. Salah satu potensi unggulan, produksi ikan patin, masih sangat bisa untuk dikembangkan lebih jauh.
’Untuk memenuhi kebutuhan pasar tentu tergantung pada bibit dan pakan ikan yang baik. Sehingga produksi ikan yang dihasilkan bisa menembus pasar nasional maupun internasional,’’ sebut Bupati.
Masalah produksi ikan Kampar yang kini merajai suplai untuk Provinsi Riau adalah keterbatasan pasar. Pasalnya untuk produksi, potensi pengembangan masih sangat besar. Produksi stagnan karena pembudidaya menahan produksi untuk menjaga harga ikan di pasar.
Selama ini, produksi ikan seperti ikan patin hanya dijual sebagai produk segar. Sisanya dibuat ikan salai. Maka tidak ada lagi penampung kelebihan produksi. Kehadiran gudang beku terintegrasi menjadi harapan besar bagi masyarakat budidaya ikan air tawar di Kabupaten Kampar.
Semangat Bupati ini mendapat jawab dari Direktur Jenderal Perikanan Republik Indonesia. Dalam laporan pada acara itu, ada sekitar 1,2 juta ton kekurangan pasar ekspor. Bupati sendiri berjanji Kampar mampu menyediakan 600.000 ton ikan untuk memenuhi kebutuhan ekspor tersebut. ‘’Ini akan menjadi lonjakan perekonomian yang besar bagi masyarakat Kampar,’’ tutup Bupati.(adv)