JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- HARAPAN terus muncul di tengah meningkatnya jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia. Baik berupa pengembangan vaksin maupun tren kesembuhan pasien yang terus meningkat. Vaksin terus dipantau pengembangannya. Sementara per kemarin (24/7), secara nasional persentase pasien Covid-19 yang sembuh mencapai 56,5 persen atau di angka 53.945.
Dalam paparannya kemarin, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Bakti Bawono Adisasmito kembali menegaskan bahwa negara berupaya menyediakan vaksin dengan berbagai cara. Berbagai kerja sama dilakukan demi memastikan vaksin segera tersedia. Salah satunya sebagaimana diberitakan sebelumnya. Yakni kerja sama Biofarma dnegan Sinovac, perusahaan farmasi asal Cina.
Biofarma juga bergabung dalam konsorsium riset dan inovasi Covid-19 untuk mengembangkan vaksin buatan dalam negeri. Pada prinsipnya, kandidat vaksin yang dibuat harus benar-benar cocok untuk masyarakat Indonesia.
"Dalam perkembangan vaksin ini, pemerintah indonesia memprioritaskan pada tiga hal penting. Yaitu aman, tepat, dan cepat," terang Wiku.
Aman dalam arti vaksin mampu melindungi masyarakat tanpa ada efek samping. Kemudian, tepat artinya vaksin harus mampu menimbulkan kekebalan spesifik pada virus yang beredar di Indonesia. dan terakhir, harus tersedia dengan cepat. Saat ini negara-negara dunia sedang berlomba membuat vaksin Covid-19.
Karena itulah, uji klinis dilakukan dengan hati-hati. Harus cepat namun benar. Juga nantinya harus bisa diproduksi dalam jumlah besar dengan kualitas yang baik. Karena bagaimanapun vaksin akan diberikan kepada seluruh masyarakat di Tanah Air.
Sementara itu, tren kesembuhan meningkat signifikan sejak awal pandemi. Terlihat pada perhitungan rata-rata bulanan. Maret lalu, persentase sembuh rata-rata 3,84 persen. Lalu naik menjadi 9,79 persen pada April. Kemudian, naik lagi menjadi 21,97 persen pada Mei dan 37,19 persen di bulan berikutnya. Bulan ini, hingga 23 Juli lalu rata-rata kesembuhan pasien mencapai 47,08 persen. Menurut Wiku, tren kesembuhan itu memang menggembirakan, namun tidak boleh melenakan.
"Jadi kita harus optimistis tapi tetap waspada," tuturnya.
Pasien yang dalam pengawasan ataupun menjalani isolasi mandiri tidak boleh sampai terlambat dibawa ke rumah sakit. Khususnya bila keadaannya mulai memburuk. Di level provinsi, Satgas Penanganan Covid-19 melaporkan bahwa terlihat tren peningkatan kasus sembuh pada beberapa provinsi yang menjadi episentrum dari persebaran Covid-19. Terutama di Jawa Timur.
Per 23 Juli 2020, terdapat peningkatan kasus sembuh yang cukup signifikan di Provinsi Jatim dengan total 665 pasen. Meningkat dua kali lipat dari angka kesembuhan sehari sebelumnya, yakni 395 persen. Kemudian kemarin Jatim mencatatkan jumlah kesembuhan yang imbang dengan pertambahan kasus positif baru. Yakni 496 kasus baru dengan 421 kasus sembuh. Hingga kini Jatim mencatatkan 11.546 kasus sembuh.
Selain Jawa Timur, provinsi lain yang mengalami peningkatan jumlah pasien sembuh secara signifikan ialah Sulawesi Selatan. Bertambah 310 pasien sembuh pada 23 Juli serta 331 orang kasus sembuh hingga menjadi total 5.675 orang. Total ada 12 provinsi yang mengalami peningkatan jumlah kesembuhan berdasarkan data harian dibandingkan hari sebelumnya. Di antaranya Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Bali, Sulawesi Uarara, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, Papua Barat, Maluku Utara, Gorontalo, Jambi dan Kepulauan Riau.
Tingkat kesembuhan pasien Covid-19 secara nasional juga cenderung mengalami peningkatan per harinya. Data Kementerian Kesehatan per 23 Juli 2020 mencatatkan angka kesembuhan sudah mencapai 52.164 kasus atau sebesar 55,7 persen dari jumlah kasus terkonfirmasi sebanyak 93.657 kasus dengan penambahan terbaru sebanyak 1.906 kasus.
Wiku mengatakan bahwa berdasarkan grafik dalam 13 hari terakhir, tepatnya pada 10 Juli 2020 jumlah kesembuhan harian di angka 878 pasien. Angkanya terus merangkak naik dan sempat mencapai tertinggi pada 19 Juli 2020 mencapai 2.133 pasien. Terakhir, 23 Juli lalu tercatat sebanyak 1.909 pasien.
Dari grafik mencatat persentase tingkat kesembuhan terus menanjak naik hingga 23 Juli 2020. Padahal, pada periode Maret lalu tercatat persentase kesembuhan mencapai 8,33 persen dengan rata-rata 3,84 persen, lalu April mencatat persentase kesembuhan maksimum pada 15,04 persen dengan rata-rata 9,79 persen.
Pada bulan Mei persentase kesembuhan naik sebesar 27,61 persen dengan rata-rata per hari 21,97 persen. Kemudian Juni naik lagi ke angka 43,99 persen dengan rata-rata harian angka 37,19 persen. Terakhir pada Juli persentase mencapai 55,70 persen dengan rata-rata 47,08 persen.
Meski demikian, Wiku juga mengakui masih terdapat penambahan kasus positif "Per 23 Juli jumlah ini cukup tinggi sebanyak 1.906, tetapi jumlah ini (positif) pernah lebih rendah pada 14 Juli sebanyak 1.282 kasus," katanya.
Sementara itu, tren kasus kematian pasien Covid-19 masih cenderung fluktuatif. Wiku menyebut jika dilihat dari grafik, tren menunjukkan adanya persentase penurunan dari Maret hingga Juli Pada Maret kematian tertinggi mencapai 9,34 persen dengan rata-rata 4,89 persen. Pada April nilai tertinggi pada 9,50 persen dengan rata-rata 8,64 persen. Selanjutnya pada Mei persentase kematian berada di 7,66 persen dengan rata-rata harian 6,68 persen. Dan terus menurun pada Juni dengan persentase kematian 6,09 persen dengan rata-rata 5,56 persen.
"Angka ini terus menurun hingga Juli persentase kematian 5,08 persen dengan rata-rata 4,86 persen. Sementara persentase kematian dunia sebesar 4,2 persen," jelasnya.
Kemenkes Susun Rencana Distribusi
Berbagai negara berlomba membuat vaksin dan obat untuk Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Setelah vaksin dari Sinovac Tiongkok, Indonesia siap kedatangan lagi vaksin dari Genexine, Korea Selatan, untuk menjalani uji klinis tahap II di Tanah Air. Di sisi lain, Kementerian Kesehatan juga memiliki pekerjaan rumah untuk menyiapkan distribus vaksin setelah ada yang diproduksi masal.
Dirjen Pencegakan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto menyebutkan bahwa badan kesehatan dunia (WHO) memimpin berbagai negara untuk melakukan riset vaksin. Sekarang ini ada tujuh kandidat calon vaksin. Salah satunya adalah sinovac.
Indonesia menjadi salah satu negara yang masuk dalam negara yang masuk solidarity trial. Untuk itu dalam uji klinis ketiga vaksin sinovac, dilakukan di Indonesia. "Di Indonesia 1600 pasien. Ada Brazil 9000 orang," ujar Yuri, kemarin (24/7).
Dia menyatakan bahwa jika digunakan di Indonesia berarti harus ada produsen di tanah air. Ketika berhasil memproduksi maka ada peluang besar. Menurut Yuri, Indonesia bisa impor.
"Januari harapannya ada keputusan akan diproduksi masalah atau tidak," ungkapnya.(byu/mia/han/ted)
>>> Baca koran Riau Pos edisi Sabtu, 25 Juli 2020