Waspadai Puncak DBD di Riau

Riau | Senin, 24 Oktober 2022 - 08:44 WIB

Waspadai Puncak DBD di Riau
ZAINAL ARIFIN (ISTIMEWA)

RIAU (RIAUPOS.CO) - Dinas Kesehatan (Diskes)  Riau, mengimbau jajaran diskes kabupaten/kota dan masyarakat untuk mewaspadai puncak dari kasus demam berdarah dengue (DBD) di Riau. Diprediksi, puncak DBD di Riau akan terjadi pada November ini.

"Prediksi kami bulan November akan terjadi puncaknya, dan akan terus naik," kata Kepala Diskes Provinsi Riau, Zainal Arifin.


Lebih lanjut dikatakannya, dari 12 kabupaten/kota di Riau, Kota Pekanbaru menjadi daerah paling mengkhawatirkan dan kasus terbanyak DBD di Riau.

"Se-Riau memang di Kota Pekanbaru paling tinggi. Kita akan koordinasi dengan Kadiskes Pekanbaru," ujarnya.

Agar kasus DBD tidak terus bertambah, pihaknya berharap setiap rumah harus ada juru pemantau jentik (Jumantik). Itu bisa berasal dari anggota keluarga di masing-masing rumah.

"Mulai dari kamar mandi harus terus dipantau. Karena kalau tiga hari sekali kita kuras dan bersihkan, itu pasti tidak ada telur, kalau tidak ada telur tidak ada jentik, dan kalau tak ada jentik pasti tak ada nyamuk," sebutnya.

Untuk diketahui, dari data yang dirangkum Diskes Riau, hingga saat ini sudah terjadi 1.671 kasus DBD yang menyerang warga Riau sepanjang tahun. Kabar buruknya, juga terdapat kasus meninggal dunia akibat DBD di Riau.

"Hingga saat ini total 13 orang meninggal dunia di tahun 2022 akibat DBD," paparnya.

Dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga menyampaikan,  untuk mencegah penyebaran penyakit DBD, menurutnya bisa dilakukan dengan cara kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) mulai dari lingkungan rumah masing-masing. Kegiatan PSN harus difokuskan pada tempat-tempat yang disukai nyamuk aedes aegypti tersebut.

"Kegiatan PSN harus difokuskan pada genangan air yang tidak bersentuhan dengan tanah secara langsung. Seperti misalnya bak kamar mandi, tempat  penampungan air, air pembuangan kulkas tempat minum burung, pot bunga, dispenser air minum (wadah limpahan airnya), atau barang bekas di sekitar rumah," katanya.

Pada tempat-tempat tersebut, hendaknya dapat dipastikan tidak terdapat jentik nyamuk. Karena satu jentik nyamuk betina, dalam 12-14 hari akan berubah jadi nyamuk dewasa. Dan satu nyamuk betina dewasa sekali bertelur bisa mencapai 100-150 butir telur.

"Dalam masa hidup nyamuk betina dewasa berkisar satu bulan, bisa bertelur hingga lebih kurang empat kali. Jadi bisa dibayangkan satu nyamuk betina bisa bertelur hingga 600 telur sebulan. Jadi jika melihat ada jentik berarti kita terancam demam," ujarnya.(gem)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook