PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Kasus kematian akibat Covid-19 di Riau meningkat dalam satu pekan terakhir. Ahad (23/8), satu pasien diumumkan meninggal akibat Covid-19, sehingga total kasus kematian di Riau menjadi 19 orang. Dari jumlah tersebut, tiga di antaranya meninggal dalam sepekan terakhir.
Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan tiga pasien meninggal dunia sepekan terakhir tersebut, satu perempuan dan dua laki-laki. "Satu pasien positif perempuan yang meninggal adalah R (52) warga Kabupaten Siak. Kemudian, untuk dua pasien laki-laki yang meninggal dunia, yakni S (57) warga Pekanbaru dan AL (53) warga Bengkalis," paparnya.
Mimi menambahkan Pekanbaru menjadi yang tertinggi kasus kematian, dengan enam orang. Diikuti Siak dengan empat pasien. Setelah itu, Bengkalis dengan tiga kasus dan Indragiri Hilir dengan dua kasus meninggal.
"Untuk Kabupaten Kampar, Kuantan Singingi, Indragiri Hulu dan Rokan Hilir masing-masing ada satu pasien positif yang meninggal dunia. Sementara daerah yang tidak ditemukan pasien positif Covid-19 yang meninggal adalah Dumai, Pelalawan, Kepulauan Meranti dan Rokan Hulu," kata Mimi, Ahad (23/8).
Lebih lanjut dikatakannya, jika dilihat dari persentase jumlah pasien positif Covid-19 masing-masing daerah dengan jumlah kematian, Indragiri Hulu menjadi yang tertinggi persentasenya. Di mana dari jumlah pasien positif yang hanya empat orang, satu di antaranya meninggal dunia.
"Untuk di Indragiri Hulu, persentase kematian pasien positif Covid-19 sebesar 20 persen. Bengakalis 5,7 persen, Indragiri Hilir 3,6 persen, Kuantan Singingi 2,1 persen, Rokan Hilir 1,9 persen, Pekanbaru 1,5 persen, Siak 1,5 persen, dan Kampar 0,7 persen," paparnya.
Mimi juga menjelaskan, kemarin juga ada penambahan 42 pasien positif Covid-19 di Riau. Dari penambahan tersebut, terbanyak berasal dari Kota Pekanbaru yakni 23 pasien. “Dengan adanya penambahan 42 pasien, total pasien positif di Riau saat ini menjadi 1.237 orang,” katanya.
"Ke-23 pasien positif dari Kota Pekanbaru 23 yakni H (58), E (49), R (61), HH (42), R (43), HR (1), AH (29), AH (18), FA (2), MS (29), MW (24), S (57), DO (35), EJ (58), N (50), SS (34), MI (39), E (46), S (51), MA (22), HA (8), YA (50), NB (55) dan satu Indragiri Hulu RJ (15)," jelasnya.
Dumai juga terjadi penambahan delapan pasien positif, yakni RN (31), EV (20), F (41), N (48), PD (36), RK (51), MK (9), S (25). Bengkalis bertambah satu yakni AL (53), Kampar tiga pasien, BA (7), PS (16) dan QN (11), Pelalawan satu pasien, AR (22) , Rokan Hulu dua pasien yakni J (38) dan YA (15), dan Siak tiga pasien yakni N (50), IS (54) dan FA (26).
Selain pasien positif, kemarin juga ada penambahan 16 pasien positif yang dinyatakan sembuh. Pasien sembuh berasal dari Pekanbaru, Kampar, Pelalawan, Kuantan Singingi dan Bengkalis. "Sehingga total pasien positif Covid-19 yang sembuh di Riau menjadi 767 orang," paparnya.
Mimi menambahkan, dari 42 penambahan kasus positif ini, tiga di antaranya aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau. Dari informasi yang beredar, total ada tiga ASN yang positif dari tiga organisasi perangkat daerah (OPD) yang berbeda.
Tiga OPD tersebut yakni Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Kawasan Permukiman Pertanahan (PUPR-PKPP), Inspektorat dan Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Riau. Mimi Yuliani Nazir mengatakan, untuk para ASN yang diketahui positif Covid-19 sudah langsung dilakukan isolasi dan kontak tracing. Baik untuk para keluarga dekatnya serta rekan-rekan yang pernah berkontak langsung.
Dengan adanya ASN yang ditemukan positif Covid-19 tersebut, lanjut Mimi, Gubernur Riau Syamsuar juga sudah mengeluarkan instruksi agar para kepala OPD memberlakukan bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH).
"Itu sudah ada instruksi Pak Gubernur, mana OPD yang ada kasus Covid-19 agar WFH. Namun sebelum melakukan WFH, juga dapat dilihat apakah ASN yang positif tersebut sempat berkontak dengan semua pegawai atau hanya di bidangnya saja. Kalau kontak dengan semua, maka semua pegawai WFH," sebutnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR PKPP Riau Taufiq OH mengatakan, mulai Senin (24/8) seluruh pegawai yang ada di Dinas PUPR PKPP Riau melakukan WFH. Hal ini untuk mengantisipasi penularan Covid-19 karena sudah ada ASN yang positif Covid-19. “Bukan libur, tapi kami WFH. Semua pegawai WFH,” katanya.
Sementara itu, Kepala Inspektorat Riau Sigit Juli Hendriawan saat dikonfirmasi apakah kantornya juga akan melakukan WFH setelah ada ASN-nya yang ditemukan positif Covid-19, tidak memberikan jawaban.
Pasien Meninggal Punya Penyakit Penyerta
Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru dr Mulyadi SpBP mengungkapkan, pasien terbaru yang meninggal terdata pada 21 Agustus lalu. "Seorang warga Kecamatan Tampan positif corona meninggal dunia dua hari lalu. Pasien diketahui memiliki riwayat penyakit gagal jantung dan diabetes melitus (kencing manis, red)," jelasnya.
Pasien berinisial S (57) pria warga Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan dan memiliki penyakit penyerta yakni gagal jantung kongestif atau congestive heart failure (CHF) dan kencing manis. Namun, riwayat kontak dengan pasien corona lain belum diketahui. Pasien masuk rumah sakit pada 21 Agustus. "Pasien meninggal dunia hari itu juga. Namun, kami belum mengetahui riwayat perjalanan pasien," ungkapnya.
Sebelum ini, kasus pasien positif Covid-19 meninggal dunia terakhir diumumkan pada 23 Juni lalu. Sementara total pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Pekanbaru hingga Ahad (23/8) berjumlah 432 orang. Ini dengan rincian, dirawat 227, sembuh 197 dan meninggal tujuh orang.
Dumai Kembali ke Zona Oranye
Penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 di Kota Dumai yang semakin tinggi membuat status Kota Pelabuhan ini kembali ke zona oranye. Berdasarkan data Diskes Riau, kemarin ada penambahan delapan kasus positif di Dumai. Sedangkan, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Dumai memaparkan penambahan hanya lima kasus.
Sehingga total kasus di Kota Dumai berjumlah 72 orang dengan rincian 33 orang masih positif dan 39 sudah dinyatakan sembuh. "Benar, ada penambahan," ujar Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Dumai dr Syaiful, Ahad (23/8).
Syaiful menjelaskan kelima pasien tersebut adalah NYC (48 ), warga Kelurahan Lubuk Gaung. Pasien ini merupakan hasil skrining saat pasien akan masuk bekerja di perusahaan di Kota Dumai dan hasil swab-nya positif. "Selanjutnya RNS (31) warga Kelurahan Teluk Binjai, hasil tracing HT," terangnya.
Selanjutnya, EV (20) warga Kelurahan Teluk Binjai. Pasien ini dilakukan swab test setelah rapid test reaktif. Setelah itu, AARN (21 ) warga Bukit Datuk, hasil tracing dari S dan sudah dilakukan perawatan di Rumah Sakit Pertamina Dumai. Pasien ke-72 di Dumai adalah RS, warga Bukit Datuk, hasil skrining setelah melakukan perjalanan ke daerah Sumatera Barat.
"Dari lima pasien ini, dua dirawat di RSUD Dumai, dua dirawat di Rumah Sakit Pertamina Dumai, dan satu orang melakukan isolasi mandiri karena memenuhi persyaratan," katanya. "Selain itu, juga ada kasus konfirmasi positif yang dinyatakan sembuh yaitu HT, warga Kelurahan Teluk Binjai. Namun, HT akan isolasi di rumah beberapa hari kedepan," terangnya.
ia juga meminta kepada seluruh masyarakat untuk konsisten, di mana saja, termasuk di area perkantoran dan area ruang publik tertutup, di rumah ibadah, pasar dan area publik mana pun untuk selalu menjalankan protokol kesehatan Covid-19. ‘’Disiplin menggunakan masker, menjaga jarak minimal 1 meter, dan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir,” pesannya.
Khusus ruangan tertutup yang menggunakan AC, maka disarankan membuka pintu atau jendela agar terjadi sirkulasi udara, serta upayakan sinar matahari masuk ke dalam ruangan. "Jika seluruh masyarakat Kota Dumai patuh menjalankan protokol kesehatan, kita yakini bahwa pandemi virus ini akan segera berakhir," ucapnya.
Saat ini Dumai sudah masuk dalam kategori zona oranye dengan tingkat penyebaran tinggi sehingga bakal ada pembatasan-pembatasan aktivitas masyarakat. "Ini demi menekan penyebaran Covid-19 di Kota Dumai. Memang kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan beberapa waktu kebelakang berkurang. Ini harus kembali ditingkatkan," tutur dr Syaiful.
Nihil Lima Pekan, Bengkalis Tambah Lima
Kabupaten Bengkalis kembali terkonfirmasi pasien positif Covid-19 setelah sempat hampir lima pekan nihil kasus positif. Ini berawal dari alm Z (59) yang terinfeksi saat melakukan perjalanan ke Siak, selanjutnya Covid-19 ini menginfeksi lima orang lainnya yang berada pada ring 1 yakni keluarga dekat yang berinteraksi langsung dengan Z.
Disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis, dr Ersan Saputra menggelar jumpa pers terkait informasi terkini pasien positif Covid-19 di Kabupaten Bengkalis di Diskes Bengkalis, Ahad (23/8). Turut mendampingi dr Ersan, Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Bengkalis Alwizar, dan Kepala Seksi (Kasi) Survielans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Bengkalis Ismunandar.
Kelima orang dimaksud sambung Ersan, dua orang cucunya, dua anaknya dan satu besan alm Z. Saat datang ke RSUD Bengkalis pada tanggal 13 Agustus alm Z masuk IGD dalam keadaan koma. Selanjutnya dilakukan isolasi dan pengambilan swab sebelum akhirnya meninggal dunia. Penyelenggaraan jenazah alm Z dilakukan sesuai standar penyelenggaraan jenazah pasien Covid-19.
Ersan mengatakan, pada tanggal 15 Agustus, hasil swab alm Z keluar dan hasilnya positif Covid-19. Pihaknya langsung melakukan tracing dan inventarisasi serta swab terhadap 11 orang yang termasuk ring 1 dari alm Z. Dari jumlah 11 orang tersebut, lima dinyatakan positif Covid-19. "Kami kembali melakukan tracing siapa saja yang melakukan kontak terhadap 5 pasien ini dan akan dilakukan swab untuk memastikan apakah ada diantara mereka yang terinfeksi Covid-19," ujar Ersan.
Terkait adanya informasi bahwa besan dari alm Z ini merupakan warga Desa Senggoro dan suaminya aktif di salah satu musala di Desa Senggoro, Ersan yang juga Plt Direktur RSUD Bengkalis ini membenarkan. "Suaminya sudah melakukan isolasi mandiri, sementara musala itu, besok pagi (Senin, red) kami rencanakan mau disemprot disinfektan," ujarnya.
Sementara untuk jamaah yang aktif di musala, Ersan mengatakan petugas juga akan melakukan rapid test. Kalau pun hasil swab terhadap suami dari besan alm Ny. Z ini negatif, namun kalau ada jamaah yang rapid test-nya reaktif, maka tetap akan dilakukan swab. "Karena tidak tertutup kemungkinan jamaah tersebut tertular dari orang lain," ujarnya lagi.
Dalam kesempatan itu, Ersan juga menyampaikan adanya beberapa tenaga medis di RSUD Mandau yang diisolasi dan sedang menunggu hasil swab. Hal ini terjadi lantaran ada pasien RSUD yang tidak jujur saat ditanya riwayat kesehatannya sehubungan dengan penanganan Covid-19. "Ini sangat berbahaya sekali, karena begitu pasien RSUD yang tidak jujur, maka tenaga medis adalah orang yang pertama kali akan kena," katanya.
Tidak hanya itu, siapapun orangnya, sambung Ersan, hendaknya memiliki kepedulian yang tinggi, memastikan bahwa dirinya tidak menularkan Covid-19 kepada siapapun. "Karena bisa jadi, karena kelalaian kita tidak mematuhi protokol kesehatan, kita akan menularkan Covid-19 kepada orangtua kita, dan kepada orang-orang yang kita sayang," ujarnya. (sol/ali/hsb/esi/das)
Laporan: TIM RIAU POS (Pekanbaru, Dumai, dan Bengkalis)