PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Riau terus mengalami penurunan. Atas kondisi ini, Wakil Ketua DPRD Riau Syafaruddin Poti meminta agar Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Perkebunan untuk memaksimalkan pengawasan dan melakukan kontrol, terutama terhadap dunia usaha dan mitra.
“Kita baca di berita, harga TBS terus turun. Jadi, ini perlu dilakukan kontrol dari provinsi. Soal penetapan harga ini kami rasa kurang efektif. Mohon kepada Pemprov Riau, dalam hal ini Disbun yang sudah mengajukan penetapan harga untuk melakukan pengawasan dengan dunia usaha yang bermitra dengan petani swadaya,” ungkap Syafaruddin Poti, Selasa (24/5).
Dia meminta agar penetapan harga juga mengacu kepada harga dari petani swadaya. Hal ini untuk menyamaratakan harga jual TBS kelapa sawit di seluruh daerah di Riau. Selanjutnya, politisi yang akrab disapa Poti ini meminta agar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Riau untuk melakukan pengecekan atau tera ulang terhadap sejumlah peron maupun pabrik kelapa sawit (PKS).
“Kedua, kami tidak mencurigai atau berburuk sangka, mungkin ini bidangnya Disperindag terhadap tera timbangan. Yang ada peron dan PKS perlu juga diuji teranya supaya jangan ada mengurangi dari timbangan petani. Kemudian agar hasil petani maksimal, kami minta juga Disbun melakukan pembinaan sehingga hasil produktivitas petani meningkat dan harga terjaga dengan baik,” pintanya.
Diketahui, harga kelapa sawit periode 24 Mei sampai 30 Mei 2023 mengalami penurunan pada setiap kelompok umur. Penurunan terbesar terjadi pada kelompok umur 10-20 tahun sebesar Rp156,68 per kilogram (kg) dari harga pekan lalu. Sehingga harga pembelian TBS petani untuk periode satu pekan ke depan turun menjadi Rp2.290,31 per kilogram.
Kepala Dinas Perkebunan Riau Zulfadli mengatakan, faktor penyebab turunnya harga TBS periode ini karena terjadinya penurunan harga jual CPO dan kernel dari perusahaan yang menjadi sumber data. Indeks K yang dipakai adalah Indeks K untuk 1 bulan ke depan yaitu 89,85 persen, harga penjualan CPO pekan ini turun sebesar Rp 411,19 dan kernel pekan ini turun sebesar Rp663,12 dari pekan lalu.
“Untuk harga jual CPO, PTPN V Sungai Buatan menjual CPO dengan harga Rp10.362,75 per kilogram dan mengalami penurunan harga sebesar Rp380,25 per kilogram dari harga pekan lalu. PTPN V Sungai Tapung menjual CPO dengan harga Rp10.362,75 per kilogram dan mengalami penurunan harga sebesar Rp380,25 per /Kg dari harga pekan lalu. PT Buana Wiralestari Mas menjual CPO dengan harga Rp10.319 per kilogram dan mengalami penurunan harga sebesar Rp449 per kilogram dari harga pekan lalu,” katanya.
Sedangkan untuk harga jual kernel, PT Buana Wiralestari Mas menjual kernel dengan harga Rp5.122 per kilogram harga pekan ini. PT Meganusa Intisawit menjual kernel dengan harga Rp4.902 per kilogram harga pekan ini. PT Eka Dura Indonesia menjual kernel dengan harga Rp5.378 per kilogram dan mengalami penurunan harga sebesar Rp108 per kilogram dari harga pekan lalu.
“PT Sari Lembah Subur menjual kernel dengan harga Rp5.378 per kilogram dan mengalami penurunan harga sebesar Rp108 per kilogram dari harga pekan lalu. PT Rigunas Agri Utama PMKS Peranap (PPN) menjual kernel dengan harga Rp5.033 per kilogram dan mengalami penurunan harga sebesar Rp93 per kilogram dari harga pekan lalu,” sebutnya.
Sebagaimana diketahui, dari pekan lalu harga TBS yang ditetapkan oleh tim mengalami penurunan. Penurunan harga pekan ini lebih disebabkan karena faktor penurunan harga CPO dan kernel. Sedangkan sistem tata kelola penetapan harga TBS Provinsi Riau semakin membaik. “Membaiknya tata kelola penetapan harga merupakan upaya yang serius dari seluruh stakeholder yang didukung oleh Pemerintah Provinsi Riau dan Kejaksaan Tinggi Riau. Komitmen bersama ini pada akhirnya tentu akan berimbas pada peningkatan pendapatan petani yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.(adv/nda)