PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) - SELAIN angka penambahan pasien positif yang terus mengalami kenaikan, angka kematian akibat Covid-19 di Riau juga terus terjadi. Per Jumat (23/4) angka kematian bertambah 11 orang sehingga total sudah mencapai 1.007 orang.
Sementara itu, untuk pasien positif juga bertambah cukup signifikan, yakni 477 orang. Sehingga total pasien positif di Riau mencapai 40.869 orang. Dari jumlah tersebut, yang sudah sembuh sebanyak 36.305 orang.
Ahli epidemiologi Riau dr Wildan Asfan Hasibuan mengatakan, dengan adanya peningkatan kasus tersebut, maka pihaknya meminta agar pemerintah kabupaten/kota untuk dapat menyediakan ruang ICU. Hal ini agar pasien tidak tertumpuk di Pekanbaru.
"Pemerintah baik provinsi maupun kabupaten/kota harus menambah ruang ICU. Karena selama ini pasien banyak tertumpuk di Pekanbaru," katanya.
Dikatakan Wildan, akibat terjadinya peningkatan kasus dalam lima hari terakhir, beberapa ruang ICU di Pekanbaru mulai penuh. Bahkan sudah ada yang terisi 100 persen.
"Ini masalah serius, dan bisa meningkatkan kematian bila ada pasien gawat darurat terlambat dapat fasilitas ICU," ujarnya.
Terkait hal tersebut Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar menegaskan bahwa upaya untuk menurunkan kasus konfirmasi positif Covid-19 perlu komitmen bersama dari berbagai pihak. Mulai dari pemerintah daerah, TNI-Polri, serta masyarakat.
"Kenaikan kasus Covid-19 berpengaruh dengan zona di masing-masing daerah. Karena kita tahu sekarang, zona kuning di Riau hanya tinggal satu. Yakni di Indragiri Hilir. Kita harus berupaya bagaimana zona ini bisa turun," kata Gubri.
Lebih lanjut dikatakannya, penurunan kasus Covid-19 di Riau bisa tercapai bila ada komitmen bersama dari berbagai pihak. Baik dari pemerintah daerah, petugas, TNI-Polri termasuk masyarakat. Ia berharap, masyarakat tetap patuh terhadap protokol kesehatan dalam menjalankan aktivitas pada setiap aspek kehidupan, sebagaimana imbauan pemeritah. Termasuk saat menjalankan ibadah bulan suci Ramadan.
"Harapan kami, dukungan baik dari tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemimpin paguyuban, agar memberikan edukasi kepada seluruh masyarakat kita agar mereka tetap mematuhi protokol kesehatan," ujarnya. "Karena bagaimanapun, apa yang kita lakukan ini, tentunya tak mungkin ada penurunan kasus kalau tidak ada komitmen dari kita bersama," sambung Gubri.
Untuk upaya dari pemerintah provinsi, saat ini pihaknya sudah mengeluarkan kebijakan yakni pada satu orang yang terkonfirmasi Covid-19, maka minimal harus dilakukan kontak tracing kepada 15 orang yang pernah melakukan kontak. Hal ini untuk memutuskan penyebaran virusnya.
"Sekarang sudah diputuskan bahwa kontak tracing minimal 15 orang. Ini juga yang menjadi penyebab naiknya penambahan pasien, namun tentunya bagus jika diketahui lebih awal," ujarnya.
Covid-19 Menyasar Pegawai Pemkab Siak
Setelah Dinas PU, kini giliran Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) yang pegawainya terkonfirmasi positif Covid-19. Bahkan sebagian lainnya telah selesai menjalani swab.
Demikian dikatakan Kepala DPMPTSP Herianto. Sejauh ini, ada empat pegawai di DPMPTSP yang terkonfirmasi positif, dan pihaknya melakukan swab kepada pegawai lainnya, terutama yang sebidang dengan mereka. "Awalnya hanya satu orang, dia kena dari suaminya yang bekerja di Dinas Pariwisata, dan pulang dinas dari Batam, atau suaminya kena dari dia, sampai saat ini belum diketahui," jelas Herianto.
Ketika dilakukan swab, dia juga terkonfirmasi positif, dan ketika teman satu kantornya di-swab, jadi empat orang yang positif. Saat ini pihaknya sedang menunggu sampel dari swab terhadap sejumlah pegawai. Sementara yang lainnya bekerja dari rumah dan menjalani isolasi mandiri.
"Pegawai yang negatif, tetap memberikan pelayanan seperti biasa. Kami tidak ingin pelayanan terhenti karena Covid-19. Kami melakukan prokes ketat," jelasnya.
Berbeda dengan DPMPTSP, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Siak untuk Bagian Perindustrian harus ditutup sementara karena ada dua atau tiga orang terkonfirmasi positif.
Hal itu dijelaskan Kadis Perindag Wan Ibrahim. Menurutnya pegawai yang menjalani swab, bekerja dari rumah dan isolasi mandiri.
"Kami melakukan ini untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, sehingga semua benar-benar terbebas," ungkapnya.
Dikatakan Wan Ibrahim, pihaknya melakukan itu sampai 14 hari ke depan, mulai kemarin.
Kepala Dinas Pariwisata Fauzi Asni membenarkan ada pegawainya yang positif. Tapi dia tidak bisa memastikan apakah karena dia dari Batam, atau seperti apa. Tapi istrinya yang bekerja di DPMPTSP terkonfirmasi positif.
"Saya sudah imbau dan ingatkan kepada para pegawai yang kontak langsung untuk melakukan swab. Atau kalau ragu atas kondisi kesehatannya, selain berobat dapat melakukan isolasi mandiri," terang Fauzi Asni.
Sementara Juru Bicara Satgas Covid-19 Budhi Yuwono, mengatakan dia terus mengingatkan pegawai untuk disiplin, jangan abai karena sangat membahayakan orang lain. Budhi mengakui rata-rata suami istri bekerja di Pemkab Siak dan berbeda instansi, hal ini perlu perhatian serius jika ingin semua terbebas dari Covid-19.
"Mari sama-sama displin prokes, sebagai bentuk sayang kita pada diri sendiri, keluarga dan lingkungan," ucap Budhi Yuwono
Kuansing Capai 919 Kasus Positif
Penambahan kasus pasien positif Covid-19 Kabupaten Kuansing kembali tinggi. Terbukti, dari data gugus tugas penanganan penyebaran Covid-19 Kabupaten Kuansing perhari Kamis. (22/4) terjadi penambahan sebanyak 14 pasien.
Menurut salah seorang juru bicara gugus tugas penanganan penyebaran Covid-19 Kabupaten Kuansing, Dr Agusmandar kepada wartawan, Jumat (22/4) pagi menyebutkan bahwa pada hari kamis juga ada pasien yang dinyatakan meninggal dunia.
"Iya, selain adanya tambahan 14 pasien positif, juga terdapat seorang pasien yang dinyatakan meninggal yaitu, Tn IA (60) yang merupakan warga Kecamatan Pangean," kata Agusmandar.
Dengan tambahan itu, kata Agusmandar, total kasus Covid-19 saat ini mencapai 919 kasus, dengan rincian, isolasi mandiri 21 orang, rawat di rumah sakit 7 orang, sembuh 868 orang dan meninggal dunia sebanyak 23 orang.
"Kami kembali mengimbau kepada masyarakat Kuansing agar lebih serius menanggapi ancaman virus Covid-19 ini. Artinya, mari bersama mematuhi protokol kesehatan saat berada di luar rumah. Dengan begitu, kita telah membantu pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19," kata Agusmandar.
Bengkalis 2.568 Kasus Positif
Kasus pasien terkonfirmasi Covid-19 pada tahun 2021 sampai dengan, Kamis (22/4) kemarin bahwa kasus warga Bengkalis terpapar tercatat mencapai 814 kasus, untuk kesembuhan berjumlah 709 kasus, dan warga meninggal dunia sudah menembus 38 orang. Sementara itu, pasien dirawat di rumah sakit 46 kasus, dan isolasi mandiri di rumah 109 kasus.
Jumlah ini tentunya sudah setengah jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di tahun 2020 lalu. Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Bengkalis kasus pasien terkonfirmasi Covid-19 sepanjang tahun 2020 berjumlah 1.754 kasus, untuk kesembuhan berjumlah 1.620 kasus, dan kasus meninggal dunia sampai dengan 31 Desember 2020 lalu berjumlah 46 orang.
Dikatakan Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Bengkalis, Ns. Popi Yulia Santisa S.Kep, Jumat (23/4), per Kamis (22/4) di Kabupaten Bengkalis terjadi penambahan 15 kasus terkonfirmasi Covid-19, sehingga total kasus terkonfirmasi dari tahun 2020 sampai dengan 22 April 2021 berjumlah 2.568 orang, pasien sembuh berjumlah 2.329 orang, dan meninggal berjumlah 84 orang.
Menurut Popi terdapat penambahan tiga kasus pasien terkonfirmasi Covid-19 yang meninggal dunia yaitu Pasien 2.441 terkonfirmasi Tn. JR (Lk, 71) merupakan warga Desa Simpang Ayam, Kecamatan Bengkalis yang meninggal dunia di RSUD Bengkalis.
Pasien 2.459 terkonfirmasi Covid-19 an.Tn.MK (Lk, 56) merupakan warga Desa Kuala Alam, Kecamatan Bengkalis yang meninggal dunia di RSUD Bengkalis. Pasien 2.507 terkonfirmasi Covid-19 an. Tn. WHY (Lk, 55) merupakan warga Kelurahan AirJamban, Kecamatan Mandau yang meninggal dunia di RSUD Mandau.
Dengan semakin bertambahnya kasus terkonfirmasi Covid-19 ini, warga diimbau jangan lengah dan waspada untuk bersama-sama mempercepat penanganan Covid-19, masyarakat harus disiplin untuk menerapkan protokol kesehatan (prokes).
Menggunakan masker apabila keluar rumah dan di tempat umum, selalu menjaga jarak, sering mencuci tangan memakai sabun. "Kemudian tetap menjaga kewaspadaan, hindari keramaian, jaga pola hidup sehat, makan buah dan sayuran, berolahraga rutin dan istirahat yang cukup, serta konsumsi vitamin," imbau Popi.
Rohil Capai 1.596 Kasus Positif
Angka kasus positif Covid-19 di Rokan Hilir (Rohil) terus bertambah, di mana per Sabtu (23/4) mencapai 262 orang baik yang dirawat di sejumah rumah sakit maupun yang menjalani isolasi mandiri di rumah. Hal itu dibenarkan Juru Bicara (Jubir) Percepatan Penanganan Covid-19 Rohil H Ahmad Yusuf SSos MH kemarin.
"Sampai saat ini yang isolasi mandiri di rumah sebanyak 250 orang dan yang positif dirawat sebanyak 12 orang," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Rohil ini.
Ditambahkannya hingga saat ini total positif Covid-19 di Rohil telah mencapai 1.596 orang, dengan tingkat kesembuhan tinggi yakni mencapai 1.295 orang. Tak hanya itu tambahnya untuk pelaku perjalanan (PP) sebanyak 31.160 orang, dengan jumlah kontak erat 5.034 orang, suspect 22 orang dan probable tiga sedangkan yang meninggal sebanyak 39 orang. Pihaknya belum bisa memprediksi kapan angka covid bisa kembali mengalami penurunan, namun yang jelas pada saat ini berbagai langkah telah dilakukan. Diantaranya pendirian posko PPKM Skala Mikro sebagai pemantauan dan kewaspadaan terjadinya penularan Covid-19, selain itu kegiatan yang berupa aksi gabungan untuk penindakan hukum terhadap pelanggaran prokes dilaksanakan bersama tim gabungan seperti di Ujung Tanjung dan di Bagansiapiapi, Bangko.
Sebaran Covid Meranti Tembus Jumlah Tertinggi
Jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kepulauan Meranti mencapai angka tertinggi. Juru bicara Satgas Covid-19 Kepulauan Meranti Muhammad Fahri S.km mengatakan jumlah terkahir pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di daerag tersebut mencapai 47 orang.
"Kasus kita saat ini memang kian hari semakin tinggi, dan ini memang hasil tracing dan pemeriksaan yang kita lakukan dari kasus sebelumnya," ujar Fahri saat dikonfirmasi Riau Pos, Jumat (23/4) siang.
Dirinya mengatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi tinggi kasus yang terjadi saat ini, dimana salah satunya adalah melemahnya kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan (prokes).
"Memang prokes masyarakat juga saat ini semakin melemah, selain itu juga masih ada masyarakat yang masih enggan untuk memeriksakan diri saat meradakan gejala," ujar Fahri.
Terkait tingginya sebaran Covid-19 Kepulauan Meranti, ia mengaku belum ada regulasi yang signifikan dalam upaya untuk menekannya. "Upaya masih seputaran memberikan sosialisasi dan himbauan kepada masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan. Selain itu saat ini kita masih terus melakukan tracing terhadap seluruh kontak erat dan masyarakat yang berpotensi terjangkit," ujarnya.(sol/mng/yas/fad/wir/ted)