KOTA (RIAUPOS.CO) - Pasokan beras impor di Pekanbaru terus meningkat. Membeludaknya beras luar itu, diklaim pedagang salah satu dampak dari tingginya harga beras lokal.
“Permintaan beras topi koki dan belida turun, sedangkan permintaan beras impor asal Thailand terus meningkat. Kondisi itu dimanfaatkan sejumlah distributor,” ungkap Andi, penjual beras grosir di Jalan Kualu, Pekanbaru, Rabu (23/1).
Dalam pekan ini saja, lanjut Andi, ia mendapatkan pasokan bertubi-tubi. Biasanya hanya satu kali per 20 karung. Satu karung ukuran 50 kilogram.
“Namun pekan ini sudah dua kali masuk beras Thailand. Memang permintaan naik terus,” ungkapnya.
Ia mengatakan, masyarakat membeli beras impor dalam beras eceran bervariasi. Ada yang lima kilogram dan sampai 10 kilogram. Pembelian jumlah 20 kilogram masih jarang. Konsumen yang membeli beras tersebut sebelumnya pakai beras topi koki dan belida. Karena mahal beralih ke beras impor.
“Beras impor hanya Rp9 ribu per kilogram. Sementara beras topi koki dan belida masih Rp13 ribu per kilogramnya,” kata Andi.
Hal senada diungkapkan Fahmi. Penjual eceran itu mengaku bahwa daya beli beras impor mengalami kenaikan. Namun beras topi koki dan belida menurun.
“Awalnya mencoba beras impor, dirasa enak ganti dari topi koki ke beras Thailand yang lebih murah,” tambah Fahmi.
Para konsumen memang menimbang harga. Hal itu yang disebutkan Ira. “Saya biasa pakai belida atau topi koki. Namun sekarang sudah beli beras Thailand harganya jauh lebih murah dan rasanya juga sama,” kata Ira.(ilo)