RIAU BAKAL BISA PERIKSA 3.000 SAMPEL PER HARI

Sulit Pantau 1.278 OTG Aktif

Riau | Rabu, 23 September 2020 - 09:27 WIB

Sulit Pantau 1.278 OTG Aktif
Petugas kesehatan mengantar pasien orang tanpa gejala (OTG) Covid-19 ke bus sekolah di Puskesmas Jatinegara, Jakarta, Selasa (22/9/2020). Sebanyak tujuh unit bus sekolah dialihfungsikan guna mengangkut pasien OTG untuk diantar ke rumah sakit darurat penanganan Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran Jakarta. (HARITSAH ALMUDATSIR/JPG)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- ORANG tanpa gejala (OTG) yang masih menjalani perawatan mandiri mengambil porsi paling besar dari keseluruhan kasus positif Covid-19 di Kota Pekanbaru, yakni 1.278 orang. Meski begitu, dari angka tersebut hanya 86 orang yang menjalani isolasi di fasilitas pemerintah.

Padahal, saat ini sudah ditegaskan isolasi mandiri di rumah tak lagi diperbolehkan karena tak terpantau dengan baik. Di Pekanbaru pula, klaster penularan rumah tangga menjadi kelompok penularan paling besar saat ini.


Berdasarkan data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru, Selasa (22/9), terdapat penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 baru sebanyak 153 orang. Kemarin pula, ada satu orang sembuh dan pulang dari rumah sakit dan 14 orang sembuh dari menjalani isolasi mandiri.

Penambahan ini membuat total pasien terkonfirmasi positif  hingga sekarang berjumlah 2.636 orang. Dengan rincian, total pasien sembuh 882 orang, yakni 428 orang sembuh dan pulang dari rumah sakit dan 454 orang sembuh isolasi mandiri. Sementara itu, total pasien yang masih dirawat  1.711 orang. Yakni 433 orang dirawat di rumah sakit dan 1.278 orang menjalani perawatan mandiri. Kemudian total pasien yang meninggal 43 orang.

Dari data kemarin, OTG Covid-19 yang masih menjalani perawatan mandiri mengambil porsi paling besar, yakni mencapai 1.278 kasus. Di Pekanbaru, Wali Kota (Wako) Pekanbaru saat awal penerapan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM), 15 September lalu menegaskan bahwa isolasi mandiri di rumah tak lagi boleh dilakukan. Mengingat, tak bisa diawasi dengan baik dan bisa menjadi penular bagi anggota keluarga yang lain.

Kekhawatiran tingginya penularan di tengah rumah tangga dan keluarga sangat beralasan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dari rekapitulasi penambahan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di bulan Agustus saja, yang menjadi awal meningkat tajamnya penambahan kasus positif, ditemui ada 60 klaster penularan dari sembilan klasifikasi penularan. Dirincikan, ada 2 klaster perkantoran vertikal, 3 klaster perkantoran Provinsi Riau, 2 klaster perkantoran Pemko Pekanbaru, 3 klaster instansi penegak hukum, 2 klaster bank, 4 klaster perusahaan, 2 klaster legislatif, 5 klaster rumah sakit, dan yang paling banyak adalah 37 klaster rumah tangga.

Untuk isolasi bagi bagi OTG, di Pekanbaru ada beberapa lokasi yang disiapkan dan sudah diisi. Ini adalah fasilitas yang bukan rumah sakit. Yakni Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Rejosari yang disebut rumah sehat milik Pemko Pekanbaru. Di sini ada 38 OTG yang sedang menjalani isolasi. Lalu Balai Diklat BPSDM di Jalan Ronggowarsito milik Pemerintah Provinsi Riau. Di sini ada 40 OTG menjalani isolasi mandiri. Terakhir, lokasi yang juga digunakan adalah Bapelkes di Kecamatan Tampan yang merawat delapan OTG.

Jika ditotal, maka OTG yang sedang menjalani isolasi mandiri di lokasi yang khusus disiapkan selain pasien positif di rumah sakit hingga kini hanya berjumlah 86 orang. Angka ini belum menyentuh 10 persen dari jumlah OTG aktif di Pekanbaru.

Diakui Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT saat diwawancarai, Selasa (22/9), 1.000 kasus lebih OTG yang menjalani isolasi mandiri sulit dipantau sekaligus semuanya.

"Dan disiplinnya tidak bagus. Dia bergerak ke mana-mana, ini membuat tingkat penularan sulit dikendalikan," jelas dia.

Kepada Wako, Riau Pos kemudian menyampaikan bahwa pada fasilitas yang disiapkan pemerintah saat ini tak sampai 100 orang yang menjalani isolasi mandiri. Sementara, daya tampung yang disiapkan cukup banyak. Di Rusunawa Rejosari saja setidaknya ada 350 ruang isolasi. "Yang kita sediakan di Rejosari belum  penuh memang," jawabnya.

Lebih lanjut dia paparkan, dengan Kecamatan Tampan saat ini sedang diterapkan PSBM, warga Tampan yang terdeteksi OTG dari kalangan menengah ke bawah akan dibawa menjalani isolasi mandiri di Rusunawa Rejosari.

"Terutama di lokasi PSBM, bagi masyarakat yg positif dari kalangan menengah ke bawah , kita harus paksa diisolasi di tempat pemerintah. Karena di rumah tidak bisa menerapkan protokol kesehatan," ucapnya.

Pemko Pekanbaru, sebut Firdaus, bersama Pemprov Riau juga saat ini menyiapkan ruang isolasi mandiri dengan menggunakan hotel yang ada di Pekanbaru. Ini sebagai antisipasi jika penambahan kasus positif memuncak.

Kepadanya, Riau Pos kemudian menanyakan lagi kapan rencananya jajaran Pemko Pekanbaru memindahkan 1.000 lebih OTG ke fasilitas yang sudah disiapkan itu.

"Ini kami juga untuk memantau itu masih konvensional melalui tracing yang ada di puskesmas. Agar lebih mudah, kami sedang menyiapkan aplikasi yang kami punya. Kami usahakan bisa lakukan pemantauan. Ini untuk meningkatkan pelayanan dan lebih cepat kita tahu," jawab dia.

Dia kemudian mengungkapkan bahwa Pekanbaru dan Riau masuk dalam kategori daerah dengan tingkat kesembuhan yang rendah dan kecil karena isolasi mandiri yang sembuh tak terlaporkan semua.  "Karena itu kami akan gunakan isolasi untuk memantau dan gunakan rumah sehat untuk perawatan dan kendalikan mobilitas mereka," imbuhnya.(ali/sol/hsb/amn/epp/ted)

Laporan: TIM RIAU POS, Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook