RIAU BERISIKO TINGGI PENULARAN CORONA

Gubri Ajak Bupati/Wako Ajukan PSBB

Riau | Kamis, 23 April 2020 - 09:22 WIB

Gubri Ajak Bupati/Wako Ajukan PSBB
Warga negara Indonesia (WNI) dari Malaysia saat tiba di Tanah Air melalui Pelabuhan Internasional Pelindo Dumai, Rabu (22/4/2020). WNI ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia.(HASANAL BULKIAH/RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- PROVINSI Riau menjadi salah satu daerah dengan risiko penularan virus corona yang cukup tinggi di Indonesia. Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengatakan, secara nasional Riau berada pada urutan kesembilan.

"Berdasarkan informasi dari Menteri Bappenas, Riau termasuk daerah dengan risiko tinggi. Yakni urutan kesembilan nasional. Jadi, Riau sudah masuk zona merah," ujar Gubri, Rabu (22/4).


Lebih lanjut dikatakan Gubri, salah satu indikator Riau masuk daerah dengan risiko tinggi karena sudah adanya daerah terjangkit atau sudah terjadi transmisi lokal virus corona. Seperti Kota Pekanbaru, Dumai, dan Kabupaten Kampar.

"Dengan adanya informasi tersebut, mari kita bersatu. Para bupati dan wali kota untuk mendahulukan kepentingan masyarakat untuk menjaga kesehatannya," ajak Gubri. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona yakni dengan melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Terutama di daerah yang berdekatan dengan daerah terjangkit, seperti Kabupaten Pelalawan dan Siak.

"Jangan menunggu banyak masyarakat yang positif corona dan juga ada yang meninggal baru kita sibuk," ujar Syamsuar.

Syamsuar juga mengatakan, pihaknya setiap hari juga sudah melakukan komunikasi dengan para bupati/wali kota di Riau. Namun tetap untuk menentukan suatu daerah itu akan menerapkan PSBB adalah para kepala daerah.

"Mudah-mudahan dengan adanya arahan dari Menteri Bappenas, kepala daerah di Riau bisa terbuka pikirannya untuk menerapkan PSBB demi keselamatan rakyat. Kita lebih baik bergerak cepat daripada menunggu waktu," katanya.

Terkait perkembangan PSBB, Gubri mengatakan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan bupati dan wali kota (wako) di Riau. Terutama yang sudah terjadi transmisi lokal untuk segera mengajukan untuk PSBB.

"Untuk Kota Dumai, saat ini mereka sedang mempersiapkan pengusulan PSBB ke Kementerian Kesehatan. Termasuk juga Kabupaten Bengkalis," katanya.

Sedangkan untuk Kabupaten Kampar, lanjut Gubri, pihaknya juga sudah menjalin komunikasi dengan bupati. Bahkan sejak Kota Pekanbaru mengusulkan untuk PSBB beberapa waktu lalu. Pasalnya, Kampar berbatasan langsung dengan Pekanbaru.

"Bupati Kampar saat itu mengaku akan melakukan pembahasan terlebih dahulu dengan para forkopimda termasuk tokoh-tokoh di sana. Komunikasi dengan para kepala daerah ini setiap hari kami lakukan," ujarnya

Sementara itu, terkait aktivitas di bulan Ramadan, Gubri mengimbau masyarakat tidak melakukan mudik Idulfitri. Hal ini juga tentunya untuk mengantisipasi penyebaran virus corona.

"Tahun ini tak usahlah mudik dulu. Saat ini kita berada di situlah kampung kita. Selain itu, tradisi jelang Ramadan seperti mandi balimau, kenduri, ziarah kubur juga hendaknya tidak dilakukan. Hal ini semata-mata untuk mengantisipasi penyebaran virus corona," pintanya.

Bagi masyarakat dan ASN yang akan tetap berada di kota, Gubri juga meminta agar dapat menerapkan social distancing. Kemudian juga selalu menggunakan masker saat keluar rumah, maupun dan melakukan kegiatan di luar rumah tanpa terkecuali.

"Jadi kita harus sama-sama waspada agar virus corona ini tidak terus menyebar di Riau," ajaknya.

Untuk update orang dalam pemantauan (ODP) di Riau hingga saat ini total berjumlah 43.273. Yang sudah selesai menjalani pemantauan sebanyak 31.195 orang sehingga yang masih berstatus ODP sebanyak 12.078. Untuk pasien dalam pengawasan (PDP) total berjumlah 423 orang. Yang sudah dinyatakan sehat 173, meninggal 44 orang, dan yang masih dirawat 206 orang. Untuk pasien positif total berjumlah 35 pasien, sembilan pasien sehat, dan meninggal empat orang.

Satu PDP Meninggal di Pekanbaru
Satu warga Kecamatan Pujud, Rokan Hilir (Rohil) yang ditetapkan PDP dan menjalani perawatan di RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru meninggal, Selasa (21/4). Sementara untuk kejelasan statusnya apakah positif Covid19 ataupun tidak, masih menunggu hasil swab dari Jakarta yang hingga kemarin belum keluar.

"Ya satu PDP warga Pujud tersebut meninggal di RSUD Arifin Achmad," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penangangan Covid19 Rohil H Ahmad Yusuf SSos MSi, Rabu (22/4).

Sementara untuk hasil rapid test yang pernah dilakukan adalah negatif. Namun mengenai hasil swab tambahnya belum diperoleh. Untuk itu dia mengharapkan tidak ada stigma yang buruk terhadap orang yang PDP. Menurutnya status itu bukan aib dan masyarakat tidak boleh takut karena nantinya hasil pemeriksaan bisa positif maupun negatif. Dan bisa saja orang yang meninggal dalam status PDP disebabkan oleh penyakit lain yang diidapnya.

Diketahui tambahnya orang yang meninggal tersebut ada rekam jejak pernah kontak dengan kerabatnya di Jakarta, sementara untuk tindakan pemakaman telah dilakukan sesuai dengan yang ditetapkan.

"Kami harapkan masyarakat terus berdoa. Jangan sampai Rohil menjadi daerah terjangkit. Untuk itu mari bersama mematuhi anjuran pemerintah untuk jaga kebersihan, rajin cuci tangan, terapkan physical distancing dan selalu gunakan masker pada saat beraktifitas di luar rumah," katanya.

Terpisah, satu warga Tionghoa di Bagansiapiapi yang sedang menjalani perawatan meninggal dan dimakamkan sesuai dengan protokol penangangan Covid19. Belum diketahui apakah terkait dengan Covid-19 atau tidak, hanya saja untuk pemakaman warga tersebut dilaksanakan dengan penerapan protokol pemakaman Covid-19.

Sementara itu satu orang dari wilayah kerja Puskesmas Sedinginan dirujuk ke RSUD Pratomo Bagansiapiapi usai pelaksanaan screening rapid test Covid-19 di unit pelayanan kesehatan. Demikian disampaikan Plt Kadiskominfotik Rohil Hermanto SSos, Rabu (22/4).

"Secara kumulatif, dilakukan pemeriksaan rapid test sejak 3 sampai 22 April dengan total 452 orang," kata Hermanto. Dari jumlah itu dinyatakan 541 negatif dan satu orang belum bisa dipastikan apakah positif atau negatif, maka sesuai dengan protokol yang ada sudah ditetapkan dirujuk ke rumah sakit.

ODP Bertambah 124 Orang
ODP Covid-19 di Kabupaten Bengkalis hingga pukul 18.00 WIB sebanyak 4.924 orang. Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Johansyah Syafri menjelaskan, jumlah ODP bertambah 124 orang atau 2,58 persen dibandingkan kemarin yang hanya 4.800 ODP.

"Penambahan ODP hari ini (kemarin, red) juga lebih banyak 24 orang atau naik 24,00 persen dibandingkan kemarin yang hanya bertambah 100 ODP dibanding sehari sebelumnya lagi," jelas Johan, Rabu (22/4).

Mengutip data dari yang dirilis Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P Dinas Kesehatan, secara persentase, imbuhnya, penambah ODP tertinggi dengan angka di atas 5,00 persen terjadi di 3 kecamatan.

"Dari 11 kecamatan, 3 kecamatan penambahannya di atas 5 persen. Yakti Rupat Utara (20,79 persen), Pinggir (6,35 persen), dan Rupat (5,33 persen). Sedangkan di Bandar Laksamana dan Siak Kecil, ODP yang tercatat sama dengan kemarin. Tak ada penambahan," terangnya. ok

157 WNI Dipulangkan lewat Dumai
Sebanyak 157 warga negara Indonesia (WNI) dari Malaysia tiba di Pelabuhan Internasional Pelindo Dumai. Mereka datang dari Pelabuhan Port Dickson Malaysia, Rabu (22/4). Kepulangan para WNI ini terkait desakan Pemerintah Malaysia bagi para imigran yang memiliki visa melancong untuk segera meninggalkan negeri jiran. Ini menyusul kebijakan lock down yang diambil pemerintah setempat.

Bagi para WNI yang pulang tersebut harus menjalani prosedur standar penanganan Covid-19. Bagi warga negara yang berasal dari daerah pandemi, seperti pemeriksaan suhu tubuh dan penyemprotan disinfektan.

Koordinator Harian Pemulangan WNI Tujuan Luar Riau dari Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah IV Provinsi Riau Provinsi Kepulauan Riau (BPTD IV Riau-Kepri) Efrimon mengatakan, setelah menjalani proses pemeriksaan protokol kesehatan, seluruh WNI akan dibagikan berdasarkan daerah tujuan akhirnya.

"Semua WNI telah kami bagi menurut daerah tujuan mereka. Ada yang ke Sumut, Sumbar, Jambi, Lampung, dan Jawa Timur," ujar Efrimon.

Sementara itu untuk para WNI tujuan Provinsi Riau diatur oleh petugas dari Dinas Perhubungan Provinsi Riau dan Dinas Perhubungan Kota Dumai. Pemulangan WNI ini melibatkan unsur-unsur Kantor Kesehatan Pelabuhan Dumai, Dinas Kesehatan Dumai, Imigrasi Dumai, Pelindo I DUmai, KPLP, KSOP, Dinas Perhubungan Provinsi Riau dan Kota Dumai serta BPTD IV Riau-Kepri.

"Alhamdulillah, hari ini (kemarin, red) proses pemulangan berjalan dengan lancar. Senang sekali bisa membantu saudara-saudara kita para pejuang devisa kembali ke kampung halamannya," ujar Efrimon.

Ia mengatakan untuk rincian WNI sebanyak 14 orang WNI tujuan Riau, 95 orang WNI menuju Sumbar, 28 orang WNI menuju Sumut, 18 orang ke Jambi, 2 orang ke Lampung.

"Bagi seluruh penumpang tujuan luar Provinsi Riau telah diberangkatkan Tim BPTD IV dengan menggunakan empat unit bus yang disediakan BPTD IV, menuju kampung halaman masing-masing," tuturnya.

Ia mengatakan semuanya telah pulangkan ke kampung halaman masing-masing, dengan catatan mengingatkan seluruhnya untuk melakukan isolasi mandiri sesampainya di tempat tujuan.

"Memang harus isolasi," tuturnya.

Sementara itu, Wali Kota Dumai Zulkifli AS mengatakan, diharapkan pemulangan WNI ini tidak sampai pada saat Ramadan.

"Semua protokol kesehatan dilakukan. Mereka semuanya harus menjalani isolasi mandiri di daerah masing-masing," ujar Zulkifli AS.(sol/fad/esi/hsb/ted)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook