Musim Pancaroba, Kasus DBD Meranti Terus Bertambah

Riau | Selasa, 23 April 2019 - 17:31 WIB

Musim Pancaroba, Kasus DBD Meranti Terus Bertambah
FOGGING: Jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Meranti melakukan fogging, Senin (22/4/2019).

MERANTI (RIAUPOS.CO) -- Memasuki pekan ke-17, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Kepulauan Meranti terus bertambah. Yang semula terdapat sembilan kasus, April 2019 ini naik menjadi 12 kasus.

Kondisi tersebut dibeberkan oleh Kepala bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit Dinkes Kepulauan Meranti Muhammad Fahri, SKM kepada Riau Pos, Senin (22/4) pagi.

Baca Juga :Ingatkan Kepala Daerah Jaga Kamtibmas

“Dari laporan yang kami terima hingga saat ini DBD di Kepulauan Meranti sudah mencapai 12 kasus. Baru-baru ini tiga balita yang diserang DBD,” ungkapnya.

Terhadap tiga orang penderita, menurut Fahri sudah mendapatkan perawatan intensif dan dinyatakan sehat. Menurutnya kondisi tersebut juga disebabkan oleh cuaca yang dinilai memasuki musim pancaroba.

“Kemungkinan disebabkaan oleh kondisi cuaca yang tidak stabil. Hujan, kemarau memang tak teratur. Terlebih kotornya lingkungan penderita,” ujarnya.

Menyikapi kenaikan jumlah penderita DBD Di Kepulauan Meranti, pihaknya telah berupaya melakukan upaya antisipasi membasmi titik berpotensi sebagai tempat bersarangnya nyamuk aedes aegypti.

“Untuk kasus yang baru ini telah dilakukan penyelidikan epidemiologi di sejumlah tempat di Kepulauan Meranti. Di antaranya berlokasi di Jalan Siak dan Muzafar kemarin kami telah lakukan fogging,” ungkapnya.

Ia menghimbau kepada stakeholder kesehatan yang ada di Meranti untuk rutin melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Hal itu untuk menjaga lingkungan dengan orientasi mencegah perkembangan nyamuk tersebut.

“Sebagi upaya antisipasi agar lingkungan tetap terjaga, dan tidak ada lagi genangan air di tempat-tempat potensi pembiayakan atau perindukkan nyamuk tersebut,” ujarnya.

Selain itu, Dinkes juga menyiapkan sejumlah obat abate untuk dibagikan kepada masyarakat secara rutin. Menurutnya hal itu dilakukan setiap tiga bulan sekali.

“Perpanjnag tangan kami dalam proses pembagian bubuk abate diserahkan sepenuhnya kepada pihak puskesmas,” ujarnya.

Untuk persediaan bubuk abate masih mencukupi. Stok masih tersedia 1.300 kilo, dan masih cukup untuk dibagikan ke masyarakat sepanjang 2019 ini.(wir)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook