WABAH CORONA

Pemprov Riau Siapkan Ruangan Isolasi untuk OTG

Riau | Selasa, 22 September 2020 - 09:45 WIB

Pemprov Riau Siapkan Ruangan Isolasi untuk OTG
Syamsuar (Gubernur Riau)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menyebut telah menyiapkan langkah kongkret dalam pencegahan dan penanganan Covid-19. Diharapkan, dengan langkah tersebut bisa mengurangi penyebaran Covid-19 di Riau secara signifikan.

Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengatakan, langkah yang diambil pihaknya dalam penanganan Covid-19 di Riau yakni dengan menambah kapasitas ruang perawatan bagi pasien positif yang bergejala. Penambahan kapasitas tersebut dilakukan di rumah sakit yakni dalam hal penambahan ruang ICU. "Dalam rapat bersama pimpinan OPD (organisasi perangkat daerah, red) terkait penangangan Covid-19, tadi (kemarin, red), saya sudah perintahkan semua rumah sakit harus menambah kapasitas ruang ICU dan ruang isolasi," katanya.


Lebih lanjut dikatakannya, selain menambah kapasitas ruangan perawatan, pihaknya juga sedang mempersiapkan obat-obatan serta alat pelindung diri (APD) yang akan digunakan para tenaga kesehatan. Sedangkan langkah yang diambil untuk pencegahan penularan Covid-19, yakni dengan memanfaatkan ruang isolasi mandiri yang disiapkan oleh pemerintah seperti hotel dan lainnya. "Dengan dimanfaatkannya ruangan isolasi bagi pasien yang tak bergejala tersebut, diharapkan tidak terjadi lagi transmisi lokal terutama dari keluarga. Karena dengan isolasi mandiri di rumah bagi pasien OTG, tidak menjamin pasien tersebut tidak akan berkontak dengan anggota keluarga yang lain," sebutnya.

Dijelaskan Gubri, saat ini tingkat penularan pasien positif Covid-19 di Riau lebih banyak didominasi oleh pasien yang tak bergejala atau OTG. Karena secara kasat mata, pasien OTG ini sulit untuk dideteksi. "Dengan ditempatnya OTG di ruang isolasi yang sudah disiapkan, pengawasan oleh petugas juga lebih mudah. Hal ini juga diharapkan dapat mempercepat kesembuhan pasien OTG tersebut," ujarnya.

Bahas Persiapan Kamar Hotel untuk Isolasi
Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru merencanakan menggunakan hotel sebagai tempat ruang isolasi khusus bagi pasien positif Covid-19 tanpa gejala. Ini sebagai antisipasi jika terjadi lonjakan jumlah OTG. "Kita rencana kan menggunakan hotel sebagai tempat isolasi, untuk mengantisipasi lonjakan pasien positif," kata Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT, Senin (21/9).

Dia melanjutkan, pemerintah akan menyewa hotel yang dijadikan sebagai lokasi isolasi, mulai dari hotel kelas melati hingga hotel bintang tiga. Jajarannya, ujar Firdaus, sudah menginventarisir jumlah kamar yang tersedia. Ada seribu kamar yang dipersiapkan sebagai ruang khusus isolasi pasien positif.

Pihaknya juga telah melakukan pembahasan dengan PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia). Biaya pasien yang menjalani isolasi di hotel bakal dibiayai pemerintah kota dan Pemerintah Provinsi Riau.

"Semua biaya dari pemerintah, baik untuk penginapan, obat dan makanan pasien selama isolasi," terangnya.

Firdaus mengungkapkan alokasi dana Covid-19 di Pemerintah Kota Pekanbaru masih tersedia. Total untuk penanganan Covid-19 disiapkan anggaran Rp115 miliar.  "Seluruh OTG yang menjalani isolasi harus di bawah pengawasan pemerintah. Tidak dibenarkan lagi menjalani isolasi secara mandiri di rumah masing-masing," tugasnya.

OTG  diminta melakukan isolasi di tempat yang disediakan pemerintah untuk memudahkan pengawasan agar disiplin dan tidak terjadi penularan terhadap keluarga dekat.

"Kita sediakan rumah sehat, untuk tahap awal bisa menampung 50 pasien tanpa gejala. Kapasitasnya bisa 300 orang lebih," jelasnya.

Rumah sehat yang berada di Rusunawa Rejosari, Teluk Lembu Ujung, Kecamatan Tenayan Raya saat ini sudah menampung 33 pasien positif tanpa gejala. Di sana diperkirakan mampu menampung hingga 360 pasien positif tanpa gejala. Pemerintah Provinsi Riau juga menyiapkan isolasi di Diklat BPSDM, Jalan Ronggowarsito. Disana juga dapat menampung pasien positif Covid-19.

Angka penambahan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Pekanbaru hingga kini masih tinggi. Senin (21/9), terdapat 80 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 baru. Ini membuat total pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Pekanbaru menjadi 2.483 orang. Ini dengan rincian 427 orang sembuh dan pulang dari rumah sakit, 440 orang sembuh isolasi mandiri 374 orang dirawat di rumah sakit, 1.200 orang perawatan mandiri dan 43 orang meninggal dunia.

Untuk menekan penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 ini, Pemko Pekanbaru menerapkan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM) di Kecamatan Tampan sebagai wilayah dengan kasus positif terbanyak sejak 15 September lalu hingga 14 hari berikutnya. Evaluasi terhadap kebijakan ini akan dilakukan setelah 14 hari. "Evaluasi menyeluruh nanti kita lakukan setelah 14 hari," ujar Penjabat Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Pekanbaru H Muhammad Jamil MAg MSi.

Dia melanjutkan, saat ini dalam waktu sepekan terlalu dini dilakukan evaluasi efektifitas pemberlakuan PSBM. Sementara masa inkubasi virus Corona adalah 14 hari. Ditegaskannya, pihaknya tak menutup kemungkinan memperluas PSBM ke kecamatan lain. Termasuk mengadakan di beberapa kecamatan sekaligus. "Akan kita lakukan secara bertahap," tutupnya.(sol/ali)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook