TAUSIAH DI PONPES HUBBUL WATHAN

UAS Sebut Tak Ada Tempat bagi Komunis di NKRI

Riau | Selasa, 22 Januari 2019 - 16:05 WIB

DURI (RIAUPOS.CO) - Ustaz H Abdul Somad (UAS) menyampaikan tausiah di hadapan ribuan umat Islam di Pondok Pesantren Hubbul Wathan, Duri, Ahad (20/1) malam. Selain mengajak umat untuk berbaik sangka dan tidak mencari-cari kesalahan orang lain, UAS juga menyinggung tentang paham komunis. 

Menurut dia, tidak ada tempat bagi komunis di bumi tercinta Indonesia. Apalagi gerakan yang satu ini jelas-jelas radikal. Pasalnya, berapa banyak kiai yang telah dibantai PKI di masa lalu.

“Pokoknya, tidak ada tempat bagi komunis di NKRI. Saya tak takut bicara ini. Apalagi ada TNI di kanan saya dan Polri di kiri saya,” tuturnya.
Baca Juga :Dinas PUPR Respons Keluhan Warga

Ustaz Abdul Somad pun tak lupa menyinggung kecintaan umat Islam terhadap tanah air tercinta bernama Indonesia. Menurut UAS, kecintaan terhadap tanah air sudah merupakan bagian tidak terpisahkan dari umat Islam. Apalagi ada kata bijak para ulama yang menyebut kecintaan terhadap tanah air sebagian dari iman.

“Karena itu, jangan datang ke Riau lalu mengajari kami cinta tanah air. Itu sama artinya dengan mengajar itik berenang. Tak ubahnya macam menggarami laut,” kata dia.

Ucapan UAS bersesuaian pula dengan nama ponpes tempat dia menyampaikan tablig akbar malam itu, yakni Hubbul Wathan yang artinya cinta tanah air. Ponpes ini didirikan sebelum Indonesia merdeka, yaitu pada 5 Mei 1937 oleh Tuan Syekh Fakih Abdurrahman, ayahanda dari Buya Drs Hamka Riau yang menjadi pengasuh Ponpes Hubbul Wathan saat ini. Diyakini UAS, penamaan ponpes ini merupakan ilham dari Allah kepada Tuan Syekh Fakih Abdurrahman.

Dalam penggalan taushiyahnya yang lain, UAS juga mengajak hadirin untuk berpartisipasi dalam politik. “Jangan Golput,” pesannya.

UAS pun menegaskan umat Islam apalagi lulusan pesantren yang duduk di lembaga legislatif tidak akan radikal seperti disangkakan sebagian orang. Menurut dia, kemerdekaan negara ini tidak bisa dilepaskan dari peran besar ulama, kiai, dan umat Islam dengan pekikan Allahu Akbar di garis terdepan perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan.(sda)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook