BKKBN Riau Gandeng ICA Tingkatkan Gizi Anak Stunting di Dumai

Riau | Jumat, 21 Oktober 2022 - 09:27 WIB

BKKBN Riau Gandeng ICA Tingkatkan Gizi Anak Stunting di Dumai
Chef Deden Prihandy disaksikan Kepala Perwakilan BKKBN Riau Mardalena Wati Yulia sedang memasak makanan sehat untuk anak di Dumai, Rabu (19/10/2022). (HUMAS BKKBN RIAU)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - BKKBN Riau menggandeng ahli gizi profesional yang juga bekerja di RSUD Kota Dumai, Amanda Gracelia Octara Napitupulu SGz dan chef (juru masak) profesional yang tergabung dalam organisasi Indonesian Chef Association (ICA). Mereka melatih puluhan ibu dan pengelola Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) dalam mengolah makanan sehat dan bergizi di Kota Dumai, Rabu (19/10).

Bahkan secara khusus Kepala Perwakilan BKKBN Riau Mardalena Wati Yulia dan rombongan langsung turun ke Rumah Dataku, Rumah Data Kependudukan Kampung KB Darul Ichsan, Jalan Meranti Laut, Kelurahan Simpang Tetap Darul Ichsan, Dumai Barat. Di situ diadakan acara Pemberdayaan Kelompok Masyarkat di Kampung KB dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting dan Pencanangan Dashat di Kampung KB Simpang Tetap Darul Ichsan dan Bukit Timah.


Mardalena mengajak kaum ibu untuk mencermati dan belajar dari dua nara sumber tentang membuat makanan yang sehat dan bergizi. Sehigga pada akhirnya bisa mencegah stunting.

"Sengaja kami menghadirkan chef profesional dari Kota Pekanbaru ditambah lagi ahli gizi untuk memberikan pelatihan memasak dengan gizi yang sesuai dengan pertumbuhan anak. Agar dapat mendorong ibu-ibu di daerah ini untuk memanfaatkan hasil laut yang kaya gizi untuk diolah menjadi makanan sehat, dan bergizi seimbang," katanya.

Menurut Mardalena, kehadiran ahli gizi dan chef, dalam rangka memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman kepada kader dan ibu-ibu untuk mendapatkan cara mengolah bahan makanan menjadi makanan olahan yang bergizi dan menarik bagi anak-anak.

"Tentu harapan kita ka­der KB yang ada di sini dan ibu-biu mendapatkan pembekalan bagaimana caranya mengelola bahan makanan menjadi olahan yang bergizi dan menarik. Apalagi di sini banyak bahan terutama ikan yang bisa diolah," katanya.

Menurutnya, dalam rangka menjalankan program Dashat, maka ikan patin yang banyak terdapat di Riau bisa ditingkatkan pengolahannya menjadi makanan.

Apalagi, lanjutnya, selama ini bakso selalu dibeli oleh ibu-ibu.  Padahal bisa dibuat sendiri dengan bahan yang murah dan mudah didapatkan.

"Kita berikan pengetahuanya yang disampaikan chef, mengolah ikan menjadi bakso. Apalagi pengolahannya tanpa bahan penyedap atau pengawet. Jadi bisa diberikan kepada anak-anak," ungkapnya.

Sebelumnya, Amanda Gracelia menyampaikan perlunya gizi seimbang yang merupakan implementasi dari Dashat. Selain itu jadwal pemberian makanan kepada anak-anak juga boleh sampai lima kali.

"Mulai dari sekarang, jadwal pemberian makanan kepada anak-anak itu bukan tiga kali lagi tetapi lima kali. Yaitu saat sarapan, makan siang dan makan malam, ditambah dengan selingan siang pada pukul 10.00 WIB dan selingan sore pukul 16.00 WIB," sarannya.

Kemudian disampaikan juga Prinsip B2SA yang harus memperhatikan beragam, gizi seimbang dan berimbang. Juga diberikan edukasi tentang Isi Piringku, contoh bahan makanan bayi, contoh makanan anak, disiplin pemberian makanan anak. Termasuk porsi makanan ibu hamil, ibu menyusui dan makanan yang dihindari ibu menyusui.

Bakso Ikan Dori Sementara itu chef profesional Deden Prihandy mengajari ibu-ibu dan kader KB untuk membuat bakso dari ikan dori. Menurut chef Deden, pihaknya melakukan sosialisasi dan edukasi bagaimana membuat makanan yang sehat untuk ibu menyusui, anak dan juga untuk bayi.

"Hari ini saya buat menu mengatasi stunting, khususnya untuk bayi, balita, ibu hamil dan ibu menyusui. Nah kita buat bakso dari ikan dori," katanya.

"Kenapa itu, karena di sini banyak ikan itu. Rambutan itu dibuat dari bihun jagung. Jadi makanan yang diolah itu, tidak hanya enak, tetapi juga sehat dan bergizi," katanya.

Tanggapan ibu-ibu dan kader KB saat mengikuti kegaitan sangat baik, apalagi bahan yang diolah cukup banyak terdapat di Kota Dumai.

Selain itu, yang paling penting adalah makanan yang diolah mengandung gizi lengkap dalam memenuhi kebutuhan tubuh. Karena stunting dapat diartikan kekurangan gizi.(eca)
 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook