SEWITRI

Berpolitik untuk Kebaikan Bersama

Riau | Minggu, 21 Maret 2021 - 11:50 WIB

Berpolitik untuk Kebaikan Bersama
Sewitri

PEKANBARU(RIAUPOS.CO) -- MESKI berasal dari keluarga terpandang, hal itu tidak membuat Sewitri. Sifatnya yang ramah terhadap siapa saja, membuat Putri dari Bupati Pelalawan H M Harris ini sangat dekat dengan masyarakat. Berbagai prestasi pun sudah di torehkan Politisi Golkar ini. Bahkan saat ini ia di percaya menjadi Ketua Muslimat Nahdlatul Ulama Kabupaten Pelalawan untuk masa bakti 2019-2024.

Kepada Riau Pos, Anggota Komisi II DPRD Riau ini bercerita, Sejak menjadi anggota DPRD Riau tahun 2014 silam, ada 3 faktor yang menjadi motivasi dirinya untuk terjun ke kancah politik. Pertama, menurut dia tidak ada larangan perempuan terjun ke dunia politik. Dengan regulasi yang ada sekarang bahkan perempuan didorong terjun ke dunia politik.


”Perempuan harus ikut serta dalam pengambilan keputusan dan kebijakan pembangunan. Perempuan wajib turut serta dalam pelaksanaan kebijakan itu. Di semua level, tidak hanya dilembaga perwakilan rakyat dan pemerintah, namun di level terendah sekalipun, seperti tingkat rt, rw, dusun, desa, kelurahan dan kecamatan,” imbuhnya saat berbincang dengan Riau Pos akhir pekan ini.

Selanjutnya, perempuan yang karib disapa Iwit ini menuturkan bahwa jumlah penduduk perempuan di Riau berimbang dengan laki-laki, tetapi wakilnya di parlemen masih kecil. Sebab itu, lewat organisasi, lewat kegiatan di masyarakat, ia tak henti-hentinya mendorong peran serta perempuan. Sehingga jumlah penduduk perempuan yang banyak tidak menjadi beban. Tetapi mampu memberikan kontribusi dalam pembangunan di segala sektor.

“Ketiga, dari sisi beban dan tanggungjawab perempuan. Saya mengalami sendiri, bagaimana harus berperan ganda di rumah dan di tempat kerja, di keluarga dan di masyarakat. Jadi, perempuan itu paling rentan menanggung beban persoalan rumah tangga dan pekerjaan yang berkaitan dengan persoalan-persoalan pembangunan. Itulah yang memotivasi saya terjun ke dunia politik,” paparnya.

Saat ditanya apakah yang melatar belakangi dirinya untuk terjun ke dunia politik, dengan antusias ia berkata bahwa politik itu adalah seni dan ilmu. Karena sangat suka belajar, dirinya menganggap bahwa politik adalah sebuah penggabungan seni dan ilmu. Baik secara teoritis maupun praktis.

“Apa yang saya lihat, dengar, pelajari, alami dan lakukan sejak kecil hingga sekarang adalah ruang belajar saya.  Saya besar dalam keluarga yang berkecimpung di dunia politik. Orang tua saya, banyak memberi tunjuk ajar tentang apa dan bagaimana itu dunia politik. Bermula dari melihat dan mendengar rapat-rapat Partai Golkar  di rumah, ternyata hal itu menarik saya secara perlahan memasuki dunia politik,” ungkapnya.

Ditambah lagi, lanjutnya, politik bukan soal kekuasaan semata. Juga bukan soal kelompok, faksi atau golongan. Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama. Pengalaman dirinya sebagai warga masyarakat, yang lama beraktifitas ditengah masyarakat dan pengalaman berorganisasi, banyak memberikan informasi tentang fakta-fakta kehidupan masyarakat yang dilihat dan dengar sendiri. Dimana bila ada sesuatu yang harus diperbaiki dari tatanan hidup bermasyarakat maka hal itu harus diperjuangkan, harus didukung dan harus dibangun. Baik tentang perempuan, kesehatan, pendidikan, ekonomi, lingkungan, pariwisata, kesejahteraan dan lain-lain.

Maka, untuk bisa memperjuangkan itu semua, hati nurani dirinya terpanggil untuk memerankan diri sebagai penyuara apa yang masyarakat inginkan dan perjuangkan itu.”Saya ingin hadir memberikan kebaikan atas kebijakan pemerintah yang berpihak pada rakyat. Dimana semua itu bertujuan untuk kebaikan bersama,” tegasnya.

Memasuki periode kedua saat ini sebagai wakil rakyat, Iwit juga memiliki banak kesan selama menjabat. Dan yang paling ada dalam ingatannya adalah ketika dirinya mampu memperjuangkan apa yang menjadi aspirasi masyarakat dan dapat terwujud. Hal itu bagi dia adalah sebuah rasa syukur saya sangat dalam. Wujud keberhasilan itu bisa dilihat baik  dari regulasi maupun pembangunan. Termasuk juga berupa penyelesaian masalah maupun kesepakatan bersama. Itulah yang menjadi pengalaman paling berkesan bagi dirinya.

“Sebab saya adalah penyuara kehendak rakyat, sebab saya adalah perwakilan rakyat, sebab saya pemegang amanah rakyat. Jika saya gagal, sama artinya saya berhutang kepada rakyat,” tuntasnya.(nda)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook