PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kecelakaan helikopter yang mengangkut rombongan Kapolda Jambi Irjen Pol Rusdi Hartono turut menyita perhatian publik.
Tim SAR SAR Lanud Roesmin Nurjadin (Rsn)Pekanbaru ikut membantu evakuasi, Senin (20/2). Selain itu, Kapolda Riau Irjen Pol Mohammad Iqbal ikut mendoakan agar Kapolda Jambi dan semua awak yang bisa selamat.
Salah satu doa dan harapan datang dari sebagai sesama Alumni Akpol 1991, Irjen Iqbal menyebut bahwa Irjen Rusdi merupakan satu kamarnya semasa pendidikan dulu. ''Jadi kan saya Ketua Angkatan (Akpol 1991). Kebetulan Pak Rusdi Hartono itu teman satu kamar saya,'' sebut Irjen Iqbal, Senin (20/2).
Terkait musibah kecelakaan helikopter yang menimpa Irjen Rusdi dan rombongan, dia menyatakan seluruh keluarga besar Polri, secara khusus Akpol 1991 ikut mendoakan keselamatan bagi para korban.''Jadi semua angkatan 91 dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, beserta seluruh keluarga besar mendoakan semoga selamat. Semoga Pak Kapolda (Jambi) dan rombongan cepat kembali sehat seperti sedia kala,'' sebutnya.
Diungkapkan Irjen Iqbal, dirinya juga memimpin doa secara khusus saat kegiatan di Markas Polda Riau hari ini. Di mana doa tersebut dipanjatkan dalam kegiatan hybrid parenting yang ditaja Bhayangkari. Dalam sambutan, dia turut mengajak semua yang hadir ikut mendoakan. ''Saya juga sudah berkoordinasi dengan Gubernur Riau, dan pada pagi tadi (kemarin, red) dengan Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru. Alhamdulillah, pagi tadi (kemarin, red) heli dan tim SAR Lanud Roesmin Nurjadin dengan hoist sudah berangkat ke Jambi. Membantu evakuasi korban,'' ucapnya.
Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin Pekanbaru, turut membantu proses evakuasi rombongan Kapolda Irjen Pol Rusdi Hartono yang mengalami kecelakaan helikopter di perbukitan Tamiai, Muara Emat Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.
Adapun bantuan proses evakuasi berupa tim Search and Rescue (SAR) dan helikopter Super Puma. Bantuan telah diberangkatkan, Senin (20/2) pagi. Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru Marsma TNI Setiawan mengatakan, tim SAR yang dikirimkan berfungsi untuk melakukan penyelamatan dan evakuasi.
''Yang jelas kami kirimkan satu tim SAR untuk membantu evakuasi dengan perlengkapan yang sudah ada di pesawatnya. Karena memang pesawat yang ada di Lanud Roesmin (Nurjadin) kan punya kemampuan untuk searching maupun evakuasi,'' kata Marsma Setiawan. Selain itu, pihaknya juga membawa perlengkapan hoist berupa katrol. Sebab, melihat medan tempat evakuasi, belum bisa dipastikan heli maupun pesawat bisa mendarat. ''Mungkin pakai hoist kemungkinan bisa dievakuasi kalau melihat medannya yang ada di tempat kejadian ya,'' terangnya.
Ia melanjutkan, pesawat yang dikerahkan jenis Super Puma H-3211 yang ada di Lanud Roesmin Nurjadin. Sedangkan Tim SAR Lanud Roesmin Nurjadin dan heli Super Puma berangkat sekitar pukul 08.50 WIB dari Pekanbaru. Informasi terkini dipaparkan Marsma Setiawan, tim sudah mendarat di Jambi.
''Mungkin sekarang sedang koordinasi termasuk untuk persiapan untuk memetakan posisi dan lain sebagainya. Tentunya koordinasi dengan yang ada di lapangan, yang lebih tahu dengan kondisi,'' tuturnya. Marsma Setiawan mengungkapkan, nantinya yang akan mengendalikan upaya evakuasi lewat udara adalah Komandan Lanud Palembang.
Cuaca Buruk, Evakuasi Tertunda
Upaya evakuasi terhadap delapan korban helikopter mendarat darurat masih tertunda. Tim evakuasi terpaksa menunda penyelamatan menggunakan helikopter karena cuaca buruk.
Kadivhumas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, tim darat telah menemukan korban helikopter mendarat darurat di Bukit Tamia, Kerinci, Jambi pada Senin (20/2) pagi. Langkah awal dengan memberikan perawatan dan memberikan logistik. ''Makanan, selimut, dan sebagainya,'' terangnya.
Untuk diketahui memang ada beberapa personel yang terluka, salah satu yang cukup berat adalah Irjen Rusdi Hartono. Diketahui bahwa Rusdi mengalami patah tulang di tangan. ''Di antara korban lain, Kapolda Jambi mengalami luka cukup berat,'' ujarnya.
Rencana awalnya, memang tim darat akan menentukan titik turun helikopter evakuasi. Yang kemudian para korban ditandu atau dibawa ke lokasi helikopter yang turun. ''Namun, ternyata proses evakuasi tertunda,'' paparnya.
Hal itu dikarenakan cuaca buruk yang terjadi di Bukit Tamia. Menurutnya, cuaca hujan angin disertai kabut, bahkan ada petir. Karena itu tim saat ini fokus untuk melakukan pertolongan medis, mendirikan tenda dan api unggun. ''Batas waktunya pukul 20.00 WIB untuk menunggu cuaca membaik dan evakuasi bisa dilakukan. Kalau tidak evakuasi dilanjutkan Selasa pagi,'' urainya. Upaya evakuasi juga terhambat dengan medan yang sulit karena berada di tebing terjal. Karena itu, helikopter evakuasi tidak bisa langsung turun vertikal. ''Harus mencari lokasi turun, baru korban dibawa ke helikopter,'' paparnya.
Dia mengatakan, nantinya semua korban helikopter mendarat darurat tersebut akan dirawat ke RS Bhayangkara. Namun, bila perawatan kurang maksimal, Polri telah menyiapkan pesawat untuk membawa korban agar bisa dirawat di Jakarta. ''Satu pesawat Polri disiapkan untuk itu,'' terangnya.
Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Depati Parbo Kerinci (BMKG Kerinci) Kurnianingsih mengungkapkan, cuaca di wilayah Kabupaten Kerinci, khususnya Batang Merangin yang merupakan lokasi pendaratan darurat helikopter yang ditumpangi rombongan Kapolda Jambi diprakirakan akan terjadi hujan. Yakni dari sore hingga malam hari.
''Jadi, untuk di lokasi helikopter polisi yang kemarin memang landing darurat di sana, diperkirakan akan hujan,'' ujarnya.
Di mana, kondisi tersebut, dikatakan Kurnianingsih, dapat mengganggu proses evakuasi penyelamatan rombongan Kapolda Jambi. Terlebih, berdasar informasi yang dia terima, untuk proses evakuasi tersebut memang hanya bisa dilakukan lewat jalur udara. Hingga pukul 15.00 WIB, proses evakuasi lewat jalur udara masih dapat dilakukan. ''Tapi, nanti setelah pukul 16.00 WIB ke atas, kemungkinan tidak bisa lagi dilakukan untuk penerbangan helikopter,'' jelasnya.
Dikatakan Kurnianingsih, titik lokasi evakuasi tersebut merupakan daerah perbukitan. Yakni ketinggiannya 5.000 feet di atas permukaan laut atau sekitar 1.700 hingga 1.800 meter di atas permukaan laut. Di mana, jika terjadi hujan otomatis akan mengurangi jarak pandang. Kemudian, pertumbuhan awan-awannya juga akan semakin tebal. ''Sehingga hal itu dapat membahayakan helikopter yang melakukan evakuasi penyelamatan,'' terangnya.
Namun, untuk kondisi esok hari, Kurnianingsih menambahkan, diprakirakan akan cerah. Sehingga proses evakuasi dapat kembali dilanjutkan. ''Mudah-mudahan besok pagi cuaca cerah, sehingga proses evakuasi bisa dilanjutkan besok (hari ini, red),'' ucapnya.(nda/gih/idr/wan/syn/jpg)