DUGAAN PENCEMARAN AIR SUNGAI JURAGI DESA BANGUN JAYA

Dinas LH Telah Ambil 4 Titik Sampel

Riau | Kamis, 21 Februari 2019 - 10:00 WIB

ROHUL (RIAUPOS.CO) - Dugaan terjadinya pencemaran air Sungai Juragi Desa, Bangun Jaya, Kecamatan Tambusai, akibat limbah cair kelapa sawit, Tim Dinas Lingkungan Hidup (LH) Rokan Hulu,  Kamis (14/2) telah mengambil 4 titik sampel air Sungai Juragi dan air limbah di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT Merangkai Artha Nusantara (MAN) yang beroperasi di Kecamatan Tambusai Utara, tepatnya di Desa Bangun Jaya.

Turunnya Tim Dinas LH Rohul mengambil titik sampel air Sungai Juragi dan Air Limbah PKS PT MAN, sehubungan dengan adanya laporan dari masyarakat Desa Bangun Jaya terhadap pencemaran air Sungai Juragi yang diduga adanya pembuangan limbah cair perusahaan yang menyebabkan ikan mati.

Kepala Dinas LH Rohul Drs Hen Irfan MSi melalui Kabid Lingkungan Hidup Asdinoper didampingi Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup di Dinas LH Rohul Ir Maas MM  menjelaskan, matinya ikan yang mengapung di Sungai Juragi, Tim Dinas LH Kamis (14/2) turun ke lapangan untuk mengambil sampel ikan mati dan air Sungai Juragi untuk dilakukan uji laboratorium Dinas LH. ‘’Pengambilam sampel di empat titik lokasi, di antaranya tiga titik sampel air Sungai Juragi Desa Bangun Jaya (bagian Hulu, Hilir dan tempat ikan mati), dan satu titik air limbah di kolam terakhir milik PKS PT MAN. Pengambilan sampel disaksikan perwakilan masyarakat, RT, RW dan pihak perusahaan,’’ ujarnya.
Baca Juga :9 Kelurahan Rawan Pangan

Menurutnya, penyebab matinya ikan belum bisa dipastikan, sebelum keluar hasil laboratorium dari sampel air sungai Juragi yang kini telah di uji di laboratorium Dinas LH Rohul. ’’Kita sudah ambil 4 titik lokasi sampel air sungai Juragi dan air Limbah PKS PT MAN. Tapi kepastian tercemar atau tidaknya air Sungai Juragi, belum bisa diketahui. Tentu menunggu hasil laboratorium terhadap sampel yang kita ambil,’’ jelasnya.

Diakuinya, sampel air Sungai Juragi yang diduga tercemar dan air Limbah PKS PT MAN yang diambil, pada Kamis (14/2) malam diantar ke Laboratorium Dinas LH Rohul.  

Maas membenarkan saat pengambilan sampel di lapangan, ditemukan adanya ratusan ikan mati mengapung di aliran Sungai Juragi yang diduga tercemar limbah, dengan kondisi air sungai warna keruh.

‘’PKS PT MAN memiliki 10 kolam limbah. Tapi yang digunakan hanya 9 kolam. Kita tidak ada melakukan pemeriksaan proses pengolahan limbah PKS PT MAN saat turun. Karena yang dilihat air limbah dari kolam terakhir. Kita tidak bisa memastikan, apakah limbah cair itu dibuang ke aliran sungai atau melimpahnya air limbah yang mengalir ke aliran sungai maupun ada hal lain,’’ tuturnya.

Ditanya kapan keluar hasil laboratorium terhadap sampel air Sungai Juragi dan air limbah cair, Maas mengatakan, untuk mengetahui hasil laboratorium, paling lama 14 hari sejak diuji di laboratorium.

Sementara itu, Manajer PKS PT MAN Alex P saat dikonfirmasi Riau Pos, Rabu (20/2) menyebutkan, pengelolaan limbah cair perusahaan telah sesuai prosedur. Dia membantah, tudingan perusahaan dengan sengaja membuang limbah cair ke Sungai Juragi Desa Bangun Jaya.  

‘’Ini di luar dugaan dan aneh saja bisa terjadi. Kemungkinan ada pihak luar dari perusahaan yang sengaja untuk mengabarkan kita dalam membuang limbah cair. Soal matinya ikan apakah diracun atau disentrum, kalau Sungai Juragi tercemar limbah, pasti ikan mati seluruhnya. Kenyataan ikan mati hanya jarak 50 meter saja. Kan aneh,’’ tuturnya.(adv)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook