PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau terus mengupayakan Stadion Utama dikelola pihak swasta. Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Riau Doni Aprialdi mengatakan, pihak swasta yang dimaksud adalah para calon investor Stadion Utama Riau yang selama ini sudah banyak berkecimpung di dunia sepakbola internasional. Para investor tersebut juga memiliki koneksi langsung dengan FIFA.
"Para calon investor tersebut ada yang berasal dari Malaysia, Singapura, Indonesia dan Brazil. Mereka juga sudah meminta dokumen terkait Stadion Utama dan dokumen itu juga sudah kami serahkan," ujar Doni.
Sebagai langkah awal, Stadion Utama yang terletak di Jalan SM Amin, Pekanbaru akan diperbaiki oleh pihak swasta mulai tahun ini. Perbaikan dilakukan pada bagian dalam dan luar stadion. Seperti pada lampu, sound, timer dan pengecatan luar dan dalam gedung. Termasuk rumput juga akan diganti dengan yang lebih bagus.
"Mulai tahun ini Stadion Utama akan diperbaiki melalui bantuan swasta. Perbaikan juga akan menggunakan dana APBD, namun tidak banyak," katanya. Lebih lanjut dikatakan Doni, pihaknya menargetkan bahwa pada pertengahan 2020 nanti, Stadion Utama sudah bisa digunakan. Pasalnya setelah stadion internasional selesai diperbaiki, akan ada investor dari Singapura yang akan menggunakan stadion ini.
"Kami targetkan pertengahan tahun stadion sudah bisa fungsional. Karena sudah ada pihak yang akan berinvestasi di Stadion Utama. Yakni pengusaha dari Singapura," sebut Doni.
Dengan adanya investor tersebut, pihaknya berharap Stadion Utama tidak lagi menjadi beban APBD dari segi pemeliharaan dan justru bisa menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD).
"Investor dari Singapura akan menyewa Stadion Utama. Selain keuntungan itu, kita tentunya berharap stadion ini juga bisa digunakan sebagai salah satu destinasi wisata di Riau," ujarnya.
Dijelaskan Doni, salah satu bentuk investasi di Stadion Utama nantinya, pihak investor akan melakukan pertandingan uji coba tim-tim dunia dengan tim Indonesia. Hal seperti ini sebelumnya juga sudah sering dilakukan di Stadion Gelora Bung Karno.
"Jadi akan banyak pertandingan ekshibisi dengan tim atau klub-klub top dunia. Tentunya hal ini akan semakin menarik minat masyarakat datang ke Stadion Utama. Tidak hanya masyarakat Riau, tapi juga dari provinsi lain bahkan negara tetangga," sebutnya.
Selain menyewa stadion, pihak investor juga akan membangun sarana olahraga pendukung seperti kolam renang, hall badminton dan sarana lainnya. Dengan adanya sarana ini, diharapkan Stadion Utama juga bisa menjadi salah satu lokasi wisata.
"Tapi tentunya rencana ini juga harus mendapatkan dukungan dari semua pihak. Terutama DPDR Riau. Karena nantinya akan ada peraturan daerah yang diubah," jelasnya.
Terkait adanya rencana klub lokal Riau yang akan menggunakan Stadion Utama sebagai homebase Liga 2 musim 2020, Doni menyebut pihaknya masih membuka lebar peluang itu.
"Kalau ada tim yang mau menggunakan silakan saja, tapi tentunya harus membayar biaya sewa. Karena ada retribusi yang harus disetor ke daerah," ujarnya.
Sementara Gubernur Riau H Syamsuar mengatakan, dengan diperbaikinya Stadion Utama, dia mengajak seluruh masyarakat sama-sama bisa menjaga stadion tersebut. Jangan sampai ada lagi tangan-tangan jahil yang melakukan perusakan.
"Stadion Utama milik masyarakat Riau. Mari sama-sama kita menjaganya. Jangan dirusak atau kotori dengan hal-hal negatif. Bagaimana pun juga, pemerintah provinsi mencari jalan agar stadion ini tak lagi menjadi beban APBD dan dapat memberikan PAD," ajak Syamsuar.
Dalam pada itu Manajer Tiga Naga Nur Hidayat belum memastikan stadion mana yang mereka gunakan untuk laga kandang di Liga 2. Namun pihaknya sudah membeberkan beberapa opsi.
"Belum ada kejelasan. Saat ini Pak Gubernur lagi umrah, namun kami masih menunggu waktu luang dari Pak Wagub dan Sekdaprov. Nah, nanti baru kita bicarakan soal Stadion Utama," terang Nur Hidayat saat dihubungi Riau Pos, kemarin sore.
Nur Hidayat mengatakan, pihaknya juga mencari opsi lain jika Stadion Utama tidak bisa digunakan. Ketika ditanya penggunaan Stadion Kabupaten Kampar dan Kuansing, Nur Hidayat menyatakan pihaknya sudah menyatakan akan menggunakan stadion di luar Riau.
"Kalau tidak bisa di Stadion Utama, kami mungkin pindah ke Batam, atau ke Bojonegoro. Artinya kami pindah grup timur," beber Nur Hidayat.
Sedangkan untuk laga kandang PSPS, Riau Pos belum mendapat jawaban dari Manajer PSPS, Ary Nugroho. Namun, isu yang berkembang di lapangan menyebutkan PSPS tetap akan menggunakan Stadion Kaharuddin Nasution Rumbai.(sol/yas)