Virus Ngorok Lebih Berbahaya dari PMK

Riau | Selasa, 20 September 2022 - 08:49 WIB

Virus Ngorok Lebih Berbahaya dari PMK
YUSRI (ISTIMEWA)

RIAU (RIAUPOS.CO) - Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang sudah mematikan 102 ekor ternak, terdiri dari kerbau dan sapi. Dan sebanyak 207 ekor ternak terpapar akibat serangan PMK dan ngorok.

Tim Satgas PMK Provinsi Riau dan tim Satgas PMK Kampar mengambil tindakan dengan mengisolasi ternak yang masih sehat karena virus berkembang begitu cepat ditambah lagi dengan penyakit ngorok. Ini rupanya lebih kencang dan cepat dibanding PMK, penyakit ngorok ini merupakan kasus tertinggi di Kampar.


Demikian dikatakan Sekretaris Daerah Kabupaten Kampar Drs H Yusri MSi  sa­at membuka sosialisasi PMK di Bangkinang, Senin (19/9). "Saat ini jumlah sapi dan kerbau yang sudah terdampak sebanyak 278 ekor dan sebanyak 102 mati akibat PMK dan ngorok," kata Sekda Kampar Yusri.

Penyakit ngorok (tagere) atau nama lainnya penyakit septicaemia epizootica (SE) merupakan penyakit yang sering menyerang hewan/ternak  manunsia khususnya sapi dan kerbau yang sifatnya akut atau fatal. 

"Untuk Kabupaten Kampar paling banyak terjadi di Kecamatan XIII Koto Kampar dan Koto Kampar Hulu, begitu juga dengan kecamatan lain seperti Kuok dan Salo serta kecamatan lainnya namun tingkat kematian masih rendah," katanya.

PMK ini, sebutnya, sudah diantisipasi sebelumnya termasuk dengan pendirian posko ternak di beberapa lokasi masuk Kampar.  

"Namun virus ngorok lebih berbahaya dari PMK. Bahaya ngorok tiga hari terjangkit ternak sudah mati, sementara PMK seminggu masih dapat bertahan," kata Yusri lagi.

Sementara itu, Tim Satgas dari Provinsi Riau drh Revalita mengatakan,   kasus PMK merupakan kasus yang sudah  terjadi di Indonesia, namun untuk ngorok ini Kampar merupakan kasus pertama di Riau.

Sementara itu,  Direktur Pembinaan Masyarakat Polda Riau Kombes Wendri Purbiantoro menyampikan,  sosialisai PMK di Kabupaten Kampar dapat berjalan dengan baik dan lancar.

"PMK ini bisa membunuh hewan, kami dari kepolisian mengharapkan kerjasama untuk dapat bahu membahu untuk memberikan pengertian kepada masyarakat sebagai perpanjangan tangan Satgas bahwa ini harus di obati dan divaksin ikuti aturan pemerintah," jelasnya.

Kepala Dinas Perkebunan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Kampar Syahrizal mengatakan, tim Satgas PMK Provinsi Riau dan Kabupaten Kampar melakukan sosialisasi kepada pemangku kepentingan, instansi dan OPD terkait.

61.298  Sudah Divaksin PMK

Sisi lain, Pemprov Riau terus menggesa program vaksinasi hewan ternak untuk menghindari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Hingga saat ini, total ternak yang sudah divaksin sebanyak 61.298 ekor.

Juru bicara Satgas PMK Riau Faralinda mengatakan, vaksinasi PMK pada hewan ternak sudah dilakukan di 12 kabupaten/kota di Riau. Vaksinasi tersebut meliputi vaksin dosis pertama dan booster.

"Total hewan ternak yang sudah divaksin PMK di Riau saat ini mencapai 61.298 ekor," katanya.

Sementara itu, untuk jumlah hewan yang terpapar PMK sebanyak 4.012 ekor. Meskipun jumlah hewan ternak di Riau yang terpapar PMK terus meningkat. Namun kabar baiknya, sampai saat ini juga sudah terdapat 3.244 hewan ternak di Riau yang sudah berhasil sembuh dari PMK.

"Jadi tingkat kesembuhan hewan ternak yang terpapar PMK di Riau juga cukup tinggi," katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, upaya yang dilakukan untuk penyembuhan hewan ternak yang terpapar PMK di antaranya yakni, hewan ternak yang terkena PMK, langsung diisolasi, dalam artian tidak boleh ada hewan ternak yang masuk maupun keluar di desa tersebut.

"Penanganannya juga ada tim yang turun langsung memberikan vitamin dan antibiotik," ujar Fara.

Ia juga mengatakan, dari data yang ada, dari total yang sakit, terdapat 21 ekor hewan ternak yang mati, dan 28 ekor dipotong paksa. "Saat ini tersisa 719 kasus PMK di Riau," sambungnya.

Lebih jauh ia mengatakan, dari 9 daerah yang terserang PMK, Kabupaten Kuansing dengan kasus PMK tertinggi di Riau dengan 1.247 kasus. Sementara, Kota Dumai dengan tingkat PMK terendah dengan 16 kasus.

"Untuk di Riau sendiri hanya ada tiga daerah yang belum terserang PMK, yakni Pekanbaru, Rohil, dan Kepulauan Meranti," paparnya.(gem)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook