BANGKINANG (RIAUPOS.CO) - Perwakilan penerima beasiswa luar negeri asal Riau berkali-kali menghubungi awak media. Berkeluh-kesah. Visa pelajar sudah di tangan, tapi masih terancam gagal berangkat. Jumlah mereka lumayan, 91 calon mahasiswa dengan 21 negara tujuan. Mulai dari Turki, Rusia hingga Jerman.
Mereka adalah calon mahasiswa penerima beasiswa luar negeri yang difasilitasi oleh Yayasan Pengkaderan Anak Riau Yapari. Yayasan yang beru resmi berdiri satu tahun. Yang menjadi kendala mereka saat ini adalah biaya keberangkatan, biaya hidup awal sebelum menerima beasiswa, sebuah kendala yang menjadi penghambat utama calon mahasiswa kurang mampu untuk berkuliah ke luar negeri.
Ketua Yapari Ilham Afandi menyebutkan, untuk memberangkatkan seluruh mahasiswa tersebut, dibutuhkan biaya sekitar Rp7 miliar. Biaya untuk mengurusi segala hal mulai dari pengurusan visa pelajar, biaya transportasi bolak-balik ibukota, deposit yang disyaratkan sejumlah Universitas di Eropa hingga biaya hidup awal bagi calon mahasiswa yang tidak menerima beasiswa penuh.
’’Ini memang selalu menjadi kendala besar bagi calon mahasiswa penerima beasiswa luar negeri yang berasal dari daerah yang jauh dari ibukota. Selain biaya keberangkatan, biaya pengurusan visa ke Jakarta juga besar. Kami sudah menerima sejumlah bantuan, tapi masih kurang, hanya cukup sampai untuk pengurusan visa. Sementara untuk biaya ke berangkatan ke negara tujuan, biaya pra kuliah belum. Karena tidak semua penerima beasiswa ini orang mampu,’’ kata Ilham.
Ilham yang ditemani para penerima beasiswa pada akhir pekan kemarin menggambarkan situasi terjepit mereka. Di tengah usaha mereka mengumpulkan dana bantuan, ternyata ada juga pihak-pihak yang merong-rong semangat mereka. Karena Yayasan ini baru, banyak juga yang menurut Ilham yang merendahkan dan melecehkan mereka.
’’Akibatnya, perjuangan kami makin berat. Kalau tidak mau bantu tidak apa-apa, tapi jangan runtuhkan moral anak-anak daerah yang ingin maju dan mempengaruhi orang-orang agar tidak mengulurkan tangan untuk mereka. Mereka ini adalah anak-anak Riau Fisabilillah yang sudah tersumpah untuk membangun daerah sebaliknya dari negeri orang,’’ sebut Ilham emosional.
Dari Rp7 miliar yang dibutuhkan, sebanyak Rp3,5 miliar terkumpul dari sejumlah lembaga ambil zakat, perorangan dan tentu saja dari keluarga para calon mahasiswa. Para calon mahasiswa ini sendiri dikejar waktu. Karena gelombang pertama keberangkatan mereka adalah pada tanggal 30 Agustus mendatang. Tanggal itu merupakan jadwal keberangkatan calon mahasiswa tujuan Turki yang kini sudah mengantongi visa pelajar.
’’Untuk tujuan Turki mereka sudah pegang visa pelajar. Kalau masih ada yang meragukan, ini buktinya Yayasan dan adik-adik kita ini serius. Padahal Turki sejak percobaan keduta dan sejak isu terorisme menguat, mereka sangat ketat. Tapi 29 mahasiswa tujuan negera Turki asal Riau sudah siap berangkat, tinggal bantuan sedikit biaya lagi,’’ sebut Ilham.
Sebelum tanggal 30 Agustus, Yayasan butuh setidaknya Rp1 miliar untuk memberangkatkan para mahasiswa tersebut. Lalu batas terakhir adalah pada tanggal 10 September 2018, yang membutuhkan Rp2,5 miliar. Karena merupakan jadwal keberangkatan terakhir mahasiswa Riau ke luar dari dari Yapari. Mereka yang berangkat pada September itu termasuk mahasiswa tujuan negara Austria dan Jerman yang merupakan siswa asal SMAN 1 Bangkinang Kota.
’’Adik, anak dan kemanakan kita butuh bantuan uluran tangan. Mari bantu kami, bantu mereka untuk mencapai cita-cita, Insya Allah mereka pulang untuk memajukan daerah untuk berbagai bidang ilmu. Mulai dari kedokteran, arsitek, jurnalistik sampai ilmu agama yang kuliah ke Sudan,’’ terangnya.
Ilham menyebutkan, bila tidak ada uluran tangan, maka semua calon mahasiswa akan gagal berangkat. Karena menurutnya tidak ada calon mahasiswa yang diutamakan. Semuanya sama hingga semua masuk dalam daftar prioritas. Melihat waktu yang sudah sangat menjepit, Ilham dan sejumlah calon mahasiswa yang bertemu wartawan koran ini menolak menyerah. Menurutnya Riau dan masyarakatnya kaya dan terkenal dermawan, bantuan akan segera datang untuk tujuan yang mulia. (end)