PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Hari ini, Senin (20/8), Brigjen Pol Widodo Eko Prihastopo, resmi menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Riau, menggantikan Irjen Pol Nandang. Serah terima jabatan (sertijab) dilakukan di Mabes Polri.
“Besok (hari ini, red) sertijab yang dipimpin oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Mabes Polri,” kata Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto, Ahad (18/8) siang.
Namun kata dia, setelah sertijab dilakukan, Brigjen Widodo Eko tak langsung ke Pekanbaru. Kemungkinan kata dia, Brigjen Widodo Eko baru akan ke Pekanbaru pada Kamis (23/8).“Pak Kapolda yang baru akan merayakan Idul Adha di Jakarta,” ujar Sunarto.
Setelah itu, barulah Brigjen Widodo Eko berangkat ke Pekanbaru, dan mulai menjalankan tugasnya sebagai Kapolda Riau. “Pisah sambut setelah Idul Adha. Jadwalnya masih tentatif,” kata dia.
Diketahui, rotasi dan mutasi ini dilakukan berdasarkan Telegram Rahasia (TR) Kapolri Nomor: ST/2015/VIII/KEP/2018. Surat ini dikeluarkan pada Senin (13/8). Dalam TR tersebut, Irjen Pol Nandang akan bertugas sebagai Perwira Tinggi Baintelkam Polri, dengan penugasan di Badan Intelijen Negara (BIN).
Sedangkan penggantinya, yakni Brigjen Pol Widodo Eko Prihastopo. Brigjen Pol Widodo sendiri sebelumnya menjabat sebagai Wakapolda Jawa Timur.
Di akhir masa jabatannya sebagai Kapolda Riau, Irjen Pol Nandang berpesan kepada masyarakat Riau untuk terus menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Di mana selama ini, di bawah kepemimpinannya, kamtibmas di Riau telah meningkat.
“Harapan saya, masyarakat Riau lebih sejahtera. Kesadaran hukum masyarakat dan toleransi meningkat. Kita ingin tidak ada main hakim sendiri, tidak ada lagi mempersengketakan yang bukan haknya. Jaga keamanan di negeri ini,” ujarnya kepada Riau Pos.
Begitu juga dengan para petani sawit perorangan maupun koorporasi. Dia pesan, agar tidak ada yang membakar lahan.
“Bertanilah dengan baik. Jangan dengan membakar,” ujarnya. Hal ini dikhawatirkannya, karena Riau memang rawat terjadinya karhutla.
Di bawah kepemimpinan Nandang, Polda Riau berhasil menciptakan Pilkada Riau yang aman dan damai. Namun kata dia, partisipasi masyarakat masih rendah dalam menunaikan hak pilihnya.
“Kita harapkan agar partisipasi di pilpres mendatang dapat meningkat. Kalau perlu, partisipasi 100 persen. Saya yakin, masyarakat Riau sudah cerdas dalam berdemokrasi,” ujarnya.
Partisipasi pemilih itu kata dia, penting untuk ditingkatkan. Sebab, satu suara masyarakat, berpengaruh dalam menentukan siapa yang akan memimpin negara ini ke depannya.
“Karena ini adalah hak setiap masyarakat. Berdemokrasilah dengan baik,” pesannya.
Dia juga menyinggung soal peredaran narkoba di Riau. Nandang tak memungkiri bahwa Riau menjadi salah satu pintu masuk narkoba dari negara tetangga. Seiring itu, pihaknya juga sudah serius dalam penegakan hukumnya.
“Tangkapan narkoba meningkat. Di samping karena keseriusan, tapi peredaran narkoba itu juga meningkat. Ini menjadi tugas kita bersama ke depannya. Kita harap masyarakat ikut bersama-sama dalam melawan kejahatan ini,” sebutnya.
Menurut Nandang, kejahatan narkotika ini adalah kejahatan luar biasa. Sebab, kejahatan ini mampu memberikan efek buruk yang banyak. Bahkan, kejahatan narkotika juga mampu menimbulkan kejahatan-kejahatan lainnya.
“Narkoba mampu merusak perilaku masyarakat, merusak perekonomian daerah, generasi, dan keamanan negara. Efek negatifnya banyak. Ini harus menjadi perhatian, dan perlu penanganan yang serius,” ujar Nandang.(dal)