Ahli Gizi dan Chef Profesional untuk Dashat di Dumai

Riau | Rabu, 19 Oktober 2022 - 11:59 WIB

Ahli Gizi dan Chef Profesional untuk Dashat di Dumai
Organisasi Indonesian Chef Association (ICA) melatih puluhan ibu dan pengelola Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) dalam mengolah makanan sehat dan bergizi di Kota Dumai, Rabu (19/10). (BKKBN FOR RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - BKKBN Riau menggandeng ahli gizi profesional yang juga bekerja di RSUD Kota Dumai Amanda Gracelia Octara Napitupulu SGz dan chef atau juru masak profesional yang tergabung dalam organisasi Indonesian Chef Association (ICA) untuk melatih puluhan ibu dan pengelola Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) dalam mengolah makanan sehat dan bergizi di Kota Dumai, Rabu (19/10).

Bahkan secara khusus Kepala Perwakilan BKKBN Riau Mardalena Wati Yulia dan rombongan langsung turun ke Rumah Dataku, Rumah Data Kependudukan Kampung KB Darul Ichsan, Jalan Meranti Laut Kelurahan Simpang Tetap Darul Ichsan, Dumai Barat, Kota Dumai, saat diadakan acara dengan nama kegiatan Pemberdayaan Kelompok Masyarkat di Kampung KB dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting dan Pencanangan Dashat di Kampung KB Simpang Tetap Darul Ichsan dan Bukit Timah.


Mardalena mengajak kaum ibu untuk mencermati dan belajar dari dua nara sumber tentang membaut makanan yang sehat dan bergizi, sehigga pada akhirnya bisa mencegah stunting.

“Sengaja kami menghadirkan chef profesional dari Kota Pekanbaru ditambah lagi ahli gizi untuk memberikan pelatihan memasak dengan gizi yang sesuai dengan pertumbuhan anak agar dapat mendorong ibu-ibu di daerah ini untuk memanfaatkan hasil laut yang kaya gizi untuk diolah menjadi makanan sehat, dan bergizi seimbang," katanya.

Menurut Mardalena, kehadiran ahli gizi dan chef, dalam rangka memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman kepada kader dan ibu-ibu untuk mendapatkan cara mengolah bahan makanan menjadi makanan olahan yang bergizi dan menarik bagi anak-anak.

"Tentu harapan kita kader KB yang ada di sini dan ibu-biu mendapatkan pembekalan bagaimana caranya mengelola bahan makanan menjadi olahan yang bergizi dan menarik bagi anak-anak. Apalagi di sini banyak bahan terutama ikan yang bisa diolah," katanya.

Menurutnya, dalam rangka menjalankan program Dashat, maka ikan patin yagn banyak terdapat di Riau bisa ditingkatkan pengolahannya menjadi makanan.

"Dalam hal menjalankan program Dashat. Kan di Riau ini banyak ikan patin, maka dalam rangka memanfaatkan bahan yang ada itulah kita tingkatkan pengetahuan untuk mencegah stunting," tambahnya.

Apalagi lanjutnya, selama ini bakso selalu dibeli oleh ibu-ibu padahal bisa diolah sendiri dengan bahan yang murah dan mudah didapatkan.

"Selama ini bakso dibeli, tetapi kita berikan pengetahuanya yang disampaikan chef maka bisa mengolah ikan dari menjadi bakso, apalagi pengolahannya tanpa bahan penyedap atau pengawet. Jadi bisa diberikan kepada anak-anak," ungkapnya.

Sebelumnya, Amanda Gracelia Octara Napitupulu menyampaikan perlunya gizi seimbang yang merupakan implementasi dari Dashat. Selain itu jadwal pemberian makanan kepada anak-anak juga boleh sampai lima kali.

"Mulai dari sekarang, jadwal pemberian makanan kepada anak-anak itu bukan tiga kali lagi tetapi lima kali yaitu saat sarapan, makan siang dan makan malam, tetapi ditmbah dengan selingan siang pada pukul 10.00 WIB dan selingan sore pukul 16.00 WIB," sarannya.

Kemudian disampaikan juga Prinsip B2SA ynag harus memperhatikan beragam, gizi seimbang dan berimbang. Juga diberikan edukasi tentang Isi Piringku, contoh bahan makanan bayi, contoh makanan anak, disiplin pemberian makanan anak, termasuk porsi makanan ibu hamil, ibu menyusui dan makanan yang dihindari ibu menyusui.

Bakso Ikan Dori Rambutan
Sementara itu chef profesional yang sengaja didatangkan ke Dashat, Deden Prihandy mengajari ibu-ibu dan kader KB untuk membuat bakso duri rambutan.

Menurut chef Deden, dalam kegiatan Dashat tersebut, pihaknya melakukan sosialisasi dan edukasi bagaimana membuat makanan yang sehat dan juga makanan untuk ibu menyusui, anak dan juga untuk bayi.

"Hari ini saya buat menu mengatasi stunting, khususnya untuk bayi, balita, ibu hamil dan ibu menyusui, nah kita buat bakso dari ikan dori.

"Kenapa itu, karena disini banyak ikan itu, dan kualitasnya banyak, rambutan itu dibuat dari bihun jagung. Jadi makanan yang diolah itu, tidak hanya enak, tetapi juga sehat dan bergizi," katanya.

Tanggapan ibu-ibu dan kader KB saat mengikuti kegaitan sangat baik, apalagi bahan yang diolah cukup banyak terdapat di Kota Dumai.

"Kalau mau pake bahan, tidak pake pengawet dan bahan yang tidak baik buat bayi atau ibu menyusui. Jadi dipergunakan bahan yang aman untuk dikonsumsi," urainya.

Selain itu, yang paling penting adalah makanan yang diolah mengandung gizi lengkap dalam memenuhi kebutuhan tubuh. Karena Stunting dapat diartikan kekurangan gizi.

Kegiatan ini dihadiri oleh Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Dumai diwakili Sekretaris DPPKB Dumai, Amrizal Anara, Ibu PKK Dumai Barat, Haraz Rakasiwi, Pokja Kampung KB dan Kader DASHAT Kampung KB dua kelurahan, PLKB Kecamatan Dumai Barat. (eca)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook