MAKASSAR (RIAUPOS.CO) --Persebaya Surabaya gagal mematahkan rekor buruk yang sudah berlangsung selama 25 tahun di kandang PSM Makassar di Stadion Andi Mattalatta.
Green Force, julukan Persebaya, selalu gagal menang ketika berlaga di Stadion Andi Mattalatta. Terbaru Persebaya dipaksa mengakui ketangguhan PSM dengan skor 1-2 pada lanjutan Liga 1 2019, Rabu (17/7).
Kemenangan terakhir Persebaya di stadion yang juga dikenal dengan nama Stadion Mattoangin tersebut diukir pada musim 1993/1994. Ketika itu Persebaya menang dua gol tanpa balas.
Namun, Rabu malam Persebaya berhasil memutus catatan tidak pernah mencetak gol di Stadion Andi Mattalatta yang sudah terjadi selama 15 tahun. "Tadinya, saat kami bisa mengakhiri catatan tidak pernah mencetak gol di sini, saya yakin kami akan menang. Ternyata lagi-lagi kami kalah di sini," kata Pelatih Persebaya Djadjang Nurdjaman seusai pertandingan.
Harapan mengakhiri tradisi tidak pernah menang dan sulit mencetak gol di Stadion Andi Mattalatta membuncah saat Irfan Jaya membobol gawang PSM pada menit ke-41. Gol itu membuat kondisi berimbang 1-1 setelah PSM mencetak gol lewat Guy Junior pada menit ke-18.
Namun, harapan itu kemudian sirna ketika Ferdinand Sinaga mengoyak jala Persebaya pada menit ke-68. "Dua gol PSM tadi sebenarnya masih bisa diantisipasi. Akan tetapi, lagi-lagi penjagaan di lini belakang tidak ketat. Memang enam gol dalam tiga laga terakhir ini sama persis," ujar Djanur, sapaan akrab Djadjang.
Saat mencetak gol, Guy Junior maupun Ferdinand memang berdiri bebas. Duet bek Persebaya Otavio Dutra dan Rachmat "Rian" Irianto seakan alpa menjaga penyerang PSM.
"Waktu latihan sebenarnya sudah kami perbaiki, tetapi ternyata terulang lagi," sesal Djanur.
Mantan Pelatih Persib Bandung tersebut juga menyesalkan keputusan wasit Nurus Fadilah. Menurut Djanur, seharusnya wasit memberikan Persebaya hadiah penalti ketika Irfan Jaya dijatuhkan di kotak penalti pada pertengahan babak kedua.(jpg)