DUMAI (RIAUPOS.CO) -- Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kota Dumai mulai berlaku, Senin (18/5). Hari pertama penerapan PSBB ini tidak berjalan mulus. Pasalnya puluhan pedagang kaki lima (PKL) dan masyarakat di Jalan Sudirman melakukan penolakan, Senin (18/5) malam. Informasi di lapangan penolakan terjadi karena PKL yang berjualan di Jalan Sudirman dekat pasar senggol enggan menutup lapak jualan mereka.
"Kami menolak, karena waktu kami dibolehkan berjualan hanya sampai pukul 20.00 WIB," tutur salah seorang PKL, Anto kepada Riau Pos.
Ia mengaku barang jualan kue menjelang Idulfitri belum ada yang laku dijual. "Kalau tutup cepat, kami mau jualan apa, makan apa," sebutnya.
Ketika ditanya apakah dirinya tidak takut tertular Covid-19, warga Kecamatan Dumai Timur ini mengatakan, dia lebih memilih tertular corona daripada anak dan istrinya mati kelaparan.
"Menjelang Idulfitri inilah kami berupaya mencari rezeki. Kalau bisa batas jam penutupan bisa diperpanjang lagi bisa sampai pukul 22.00 WIB," tuturnya.
Kapolres Dumai AKBP Andri Ananta Yudistira tampak berada di tengah masyarakat yang menolak. Upaya persuasif dilakukan akhirnya masyarakat dan pedagang yang berkumpul membubarkan diri.
"Besok (hari ini, red) kami akan mencari solusi untuk ini," ujarnya singkat.
Dalam pada Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Dumai dr Syaiful mengatakan, dalam penerapan PSBB kemarin, pihaknya melakukan patroli empat kali. Pagi, siang, sore, dan malam. Syaiful mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan sementara ditemukan banyak pelanggaran masyarakat yang belum menggunakan masker. Terutama para pedagang di pasar tradisional di Kota Dumai.
"Kami memahami masyarakat belum semuanya mendapatkan sosialisasi sehingga di pekan pertama ini kami lebih fokus memberikan teguran secara lisan kepada masyarakat," tuturnya.
Ia berharap masyarakat benar-benar memahami esensi di berlakukannya PSBB bukan untuk menghambat masyarakat beraktivitas, namun kepentingan yang lebih besar. Yakni memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kota Dumai.
"Selain itu masih banyak masyarakat yang berboncengan dua. Terutama anak-anak muda yang keluar menjelang waktu berbuka," sebutnya.
Syaiful mengatakan pihaknya akan mengintensifkan sosialisasi dalam pekan pertama PSBB ini.
"Pasar memang jadi perhatian kami, karena pasar menjadi tempat paling rawan. Bahkan tadi pagi (kemarin, red) masih banyak yang mengabaikan protokol kesehatan," tuturnya.
Untuk mencegah terjadinya penyebaran Covid-19 di pasar, pihaknya sudah merencanakan pemeriksaan rapid test massal di pasar tradisional.
"Ada sekitar 1.000 rapid test yang disiapkan," tuturnya.(hsb/esi/end)
>>>Selengkapnya baca koran Riau Pos edisi 19 Mei 2020