KOTA (RIAUPOS.CO) - Pemerintah Kota Pekanbaru melakukan evaluasi terkait program masjid paripurna bersama camat dan lurah se-Pekanbaru, Jumat (18/1). Dari rapat evaluasi tersebut, salah satu yang akan dilakukan pemko adalah mengurangi imam di masjid paripurna yang ada saat ini.
Sekretaris Kota (Sekko) Pekanbaru M Noer mengatakan, salah satu alasan dilakukannya penggurangan imam masjid paripurna tersebut yakni, banyaknya laporan terkait tidak efektifnya ada dua imam pada satu masjid paripurna. Karena, dari dua imam tersebut, hanya satu imam saja yang aktif memimpin salat dan kegiatan lainnya di masjid.
“Jadi, kami banyak terima laporan. Karena ada dua imam, hanya satu imam saja yang aktif, di satu masjid misalnya. Imam rawatib lebih dominan dari pada imam besar. Imam besarnya lebih sering tidak berada di masjid paripurna karena memiliki kegiatan lain,” kata Sekko usai rapat evaluasi masjid paripurna.
Untuk itu, pada tahun ini, pihaknya akan kembali melakukan seleksi ulang untuk imam-imam di masjid paripurna tersebut. Selain seleksi, ada juga beberapa aturan yang harus dipatuhi oleh para imam. Seperti harus tinggal di sekitar masjid.
“Nantinya untuk imam masjid paripurna tersebut akan disediakan tempat tinggal di sekitar masjid. Sehingga ketika ada kegiatan, imam tersebut dapat segera memimpin para jamaah,” ujarnya.
Dengan adanya pengurangan imam tersebut, total petugas masjid paripurna di tingkat kecamatan yang sebelumnya tujuh orang, maka akan berkurang menjadi enam orang. Kemudian petugas masjid paripurna di tingkat kelurahan, yang sebelumnya lima orang akan menjadi empat orang.
“Pengurangan ini dilakukan agar lebih efektif lagi. Karena kami ada juga mendapat laporan bahwa ada imam yang juga berprofesi sebagai PNS. Tentu kalau seperti ini tidak boleh. Kami inginnya imam tersebut nantinya benar-benar bisa fokus memimpin jamaah,” sebutnya.(yls)
(Laporan SOLEH SAPUTRA, Kota)
