PENDATAAN DAN MANAJEMEN VAKSIN PERLU DIPERBAIKI

Stok Menipis, RS Tunda Vaksinasi Kedua

Riau | Jumat, 18 Juni 2021 - 11:15 WIB

Stok Menipis, RS Tunda Vaksinasi Kedua
Presiden Ir Joko Widodo saat meninjau pelaksanaan vaksinasi massal di GOR Remaja, Jalan Sudirman, Pekanbaru beberapa waktu lalu. (DOK.RIAUPOS.CO)

PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) - STOK vaksin yang ada di Kota Pekanbaru menipis. Dampaknya, beberapa rumah sakit yang sedianya menjadi tempat warga datang untuk mendapatkan suntik vaksin Covid-19 dosis kedua, menunda vaksinasi yang sudah terjadwal itu.

Penundaan vaksinasi dosis kedua oleh rumah sakit diterima warga melalui pesan singkat, Kamis (17/6). Dari informasi yang berhasil dihimpun Riau Pos, di antaranya RS Prima menyampaikan bahwa vaksinasi dosis kedua yang dijadwalkan Jumat (18/6) ditunda dikarenakan belum ada distribusi dari Diskes Pekanbaru. Jika vaksin telah tersedia, maka pihak rumah sakit akan menginfokan kembali.


Sementara itu, RSIA Budhi Mulia menyampaikan kepada warga terkait vaksinasi dosis kedua bahwa penundaan terjadi karena tidak ada stok vaksin di Diskes Pekanbaru maupun Provinsi Riau.  Maka untuk jadwal vaksinasi ditunda paling lambat satu pekan karena vaksin baru dikirim dari Jakarta. Disampaikan pula melalui pesan singkat bahwa rumah sakit hanya pelaksana, untuk regulasi dan kebijakan serta pengadaan vaksin di Dinas Kesehatan. Untuk penundaan vaksinasi dosis kedua satu pekan masih diperbolehkan. Secepatnya setelah vaksin diterima segera dijadwal ulang.

Kondisi berbeda terdapat di Klinik Pratama Annisa Medika 1 Pekanbaru. Klinik ini masih menyampaikan kabar pada warga melalui pesan singkat bahwa penyuntikan vaksin kedua, Sabtu (19/6) dilaksanakan di sana pukul 08.00 WIB hingga pukul 09.30 WIB.

Hingga Kamis (17/6) malam, tak ada informasi yang bisa dikonfirmasi terkait penundaan vaksinasi dan stok vaksin yang menipis dari Diskes Kota Pekanbaru. Plt Kepala Diskes Kota Pekanbaru dr Arnaldo Eka Putra tak merespons upaya konfirmasi berulang kali yang dilayangkan baik melalui sambungan telepon, pesan singkat, maupun pesan WhatsApp.

Sambungan telepon terakhir yang dilayangkan pukul 21.15 WIB juga tak direspons pria yang juga merupakan Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Daerah (RSD) Madani milik Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru ini. Meski begitu, sehari sebelumnya, Rabu (16/6), dia mengakui pihaknya menghentikan dahulu kegiatan vaksin di semua tempat yang sebelumnya di-stand by- kan, baik bus keliling, fasilitas primer, rujukan, puskesmas maupun rumah sakit. "Kita bukan tidak melakukan vaksin, tapi vaksin pertama kita setop dahulu yang saat ini dilakukan di bus maupun di layanan lainnya. Karena vaksin kita sudah mulai menipis, " jelas Arnaldo.

Pernyataan ini disampaikannya saat dikonfirmasi terkait vaksinasi pada 10 bus vaksinasi keliling di Pekanbaru yang dihentikan hingga adanya informasi lebih lanjut. Karena juga disebutkan Arnaldo dari lonjakan gelombang pertama yang vaksin pertamanya sudah mulai jatuh tempo untuk vaksinasi kedua.

"Vaksinasi massal yang pertama itu. Vaksinasi keduanya sudah mulai jatuh tempo. Jadi ini yang mau diselesaikan dahulu baru lanjut ke gelombang berikutnya," jelas Arnaldo.

Dan untuk gelombang berikutnya, disampaikan Arnaldo menunggu vaksin datang lagi.

"Karena koordinasi provinsi ke pusat vaksin belum distribusikan. Setelah datang nanti baru kita lanjutkan vaksinasi pertama untuk gelombang berikutnya," jelasnya.

Dipaparkannya, sampai 15 Juni, sudah menggunakan vaksin sebanyak 299.714 dosis atau sekitar 25.461 vial vaksin, dari jumlah 266.400 dosis vaksin yang diterima untuk program vaksinasi Pekanbaru atau 26.640 vial. Tersisa 8.460 dosis atau 847 vial lagi untuk sasaran 725.630 orang masyarakat Pekanbaru.

"Jadi kenapa kita hentikan pemberian vaksin pertama saat ini, karena kita menyiapkan dahulu vaksin kedua gelombang pertama," kata Arnaldo.

Artinya, diinformasikan Arnaldo jangan sampai nanti warga yang ingin melakukan vaksin gelombang kedua ternyata vaksinnya habis. "Sedangkan vaksin gelombang kedua belum sampai dari pemerintah pusat," paparnya.

Sampai saat ini masyarakat yang telah melakukan vaksin gelombang I, vaksin pertama berjumlah 218.371 orang, vaksin kedua sebanyak 102.915. Artinya sebanyak 115.456 warga yang telah melakukan vaksin pertama belum melakukan vaksin kedua.

"Kami imbau kepada masyarakat yang sudah vaksin pertama di gelombang pertama untuk segera melakukan vaksin keduanya. Karena ini vaksin kedua ini sangat penting agar tercapai herd immunity," jelasnya lagi.

Dilanjutkan Naldo, vaksinasi yang tersedia di Pekanbaru sampai kemarin sekitar 847 vial atau sekitar 8.470 dosis lagi, dan ini diutamakan untuk warga yang telah melakukan vaksinasi pertama di gelombang pertama.

Untuk vaksinasi dengan bus vaksin keliling, disampaikan Naldo, akan dilakukan lagi setelah vaksinasi gelombang kedua dikirim oleh pemerintah pusat dan diprediksi akhir bulan ini akan sampai.

"Setelah sampai nantinya baru akan kita lakukan vaksinasi keliling lagi," katanya lagi.

Target vaksin yang akan dilakukan sebanyak 725.630, untuk memenuhi keperluan tersebut, maka dinas kesehatan memerlukan vaksin keseluruhan 112.048 vial tabung vaksin. Artinya Pekanbaru masih memerlukan sekitar 86.587 vial vaksin lagi.

"Target kami Desember akhir ini sudah bisa terealisasikan, " harapnya.

Tetap Layani Vaksinasi Tahap Dua

Saat ini sejumlah armada bus vaksin keliling tengah diistirahatkan sejenak akibat stok vaksin Covid-19 yang kian menipis, Kamis (17/6). Meskipun begitu Diskes Kota Pekanbaru memastikan tetap mendistribusikan dan melayani vaksinasi. Tapi, stok yang ada hanya untuk penyuntikan vaksin tahap kedua.

Menurut Sekretaris Diskes Kota Pekanbaru dr Zaini Rizaldy Saragih, saat ini stok vaksin untuk penyuntikan tahap dua tinggal 1.000 vial. Dan jumlah ini masih cukup aman dan tidak ada persoalan lain yang membuat dihentikannya sementara penyuntikan vaksin untuk tahap pertama.

"Penyetopan itu murni lantaran stok vaksin terbatas," ucapnya.

Lanjut Zaini, karena keterbatasan vaksin tersebut dari jumlah 1.000 vial itu hanya mampu untuk vaksinasi kedua. Dan sudah didistribusikan ke rumah sakit, dan puskesmas di Kota Pekanbaru. "Jadi 1.000 vial itu untuk 10.000 orang, untuk 10.000 dosis," kata Zaini.

Diskes juga sudah mengajukan permintaan vaksin ke pemerintah pusat. Namun, informasi yang diterima, belum ada kepastian kapan stok vaksin itu dikirim ke Pekanbaru.

"Sekarang permintaan vaksin kami usulkan langsung ke pusat. Pusat nanti yang langsung men-drop ke kabupaten/kota. Jadi dari pusat, informasinya itu belum pasti kapan. Vaksinasi tahap dua tetap berjalan sampai vaksin itu habis," tegasnya.

Stok Habis karena Manajemen Tak Bagus

Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir menyesalkan Pemko Pekanbaru yang tidak bisa memanajemen penggunaan vaksin dengan baik. Seharusnya, pemerintah memanajemen vaksinasi sehingga tidak kehabisan untuk vaksin dosis kedua.

"Seharusnya didata dan dimanajemen dengan bagus. Kalau sudah vaksin pertama harusnya disiapkan untuk dosis kedua," katanya.

Menurut Mimi, pemerintah daerah jangan hanya mengejar target vaksinasi saja. Namun juga harus memiliki data dan manajemen yang bagus, karena antara vaksinasi dosis pertama dan kedua sudah diatur jarak waktunya.

"Kemudian juga kalau stok vaksin sudah menipis, segera laporkan ke dinas kesehatan provinsi. Dengan dasar itu, kami baru akan mengajukan tambahan dosis kepada pemerintah pusat, karena perlu waktu juga untuk meminta vaksin," ujarnya.

Mimi menjelaskan, saat ini pihaknya sudah mengajukan penambahan vaksin, pemerintah pusat juga sudah langsung mengirimkan vaksin. Dalam kurun waktu satu atau dua hari ke depan, kemungkinan vaksin sudah akan datang.

"Kami sudah ajukan penambahan vaksin dan langsung dikirim. Mungkin satu atau dua hari lagi vaksin akan datang," sebutnya.

Dalam kesempatan itu, Mimi juga menginformasikan di Riau per hari Kamis (17/6) terdapat penambahan 332 pasien, dengan demikian maka total pasien Covid-19 do Riau berjumlah 66.851 orang.

"Pasien sembuh bertambah 340 orang, sehingga total pasien yang sudah sembuh sebanyak 61.560 orang. Pasien meninggal dunia bertambah 15 orang sehingga total 1.806 pasien meninggal dunia akibat Covid-19," paparnya.

Sementara itu, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar menyampaikan beberapa upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau dalam rangka pengendalian Covid-19 di Bumi Lancang Kuning. Hal tersebut disampaikan Gubri saat menerima kunjungan spesifik Komisi IX DPR RI dalam rangka pengawasan vaksin Covid-19 di Gedung Daerah Balai Serindit, Kamis (17/6).

"Ada beberapa upaya yang sudah kami lakukan dalam pengendalian Covid-19 di Riau," sebutnya.

Gubri menjelaskan, beberapa upaya tersebut di antaranya pemberlakuan PPKM per RT/RW berdasarkan zonasi dengan berpedoman kepada Instruksi Mendagri Nomor 1 Tahun 2021 dengan SE Kepala BNPB Nomor 9 Tahun 2021.

"Juga dilakukan peningkatan kontak tracing dan testing setiap satu orang terkonfirmasi positif minimal 15 orang," ujarnya.

Kemudian, lanjut Gubri, penambahan ketersediaan ruang isolasi, ICU dan obat-obatan di rumah sakit masing-masing daerah, serta akselerasi pelaksanaan vaksinasi di kabupaten/kota. "Menyediakan rapid antigen di seluruh puskesmas di masing-masing daerah," ucapnya. Gubri melanjutkan, upaya selanjutnya adalah pos penyekatan masih diaktifkan, dengan pengecekan surat keterangan negatif Covid-19, jika tidak ada surat keterangan, maka dilakukan rapid antigen ditempat.

Ia menambahkan, upaya yang dilakukan lainnya adalah penutupan tempat wisata di semua kabupaten/kota, karena Pekanbaru dan Rokan Hulu zona merah, serta kabupaten/kota lainnya zona oranye.

"Melakukan penguatan pengawasan kedisiplinan dan konsistensi kepatuhan pelaksanaan protokol kesehatan di seluruh elemen masyarakat seperti public area, pasar tradisional, sekolah dan kantor serta rumah ibadah," sebutnya.(ali/gus/ayi/sol/ted)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook