Harga Ubi Anjlok, Warga Mengadu ke DPRD

Riau | Kamis, 18 Maret 2021 - 10:55 WIB

Harga Ubi Anjlok, Warga Mengadu ke DPRD
Suasana pertemuan antara Komisi II DPRD Riau dengan kelompok tani membicarakan harga ubi kayu yang anjlok di Ruang Medium Gedung DPRD Riau, Rabu (17/3/2021). (AFIAT ANANDA/RIAU POS)

(RIAUPOS.CO) - Sejumlah kelompok tani yang berasal dari Masyarakat Singkong Indonesia, Koperasi Riau Pangan Lestari, Tasrindo Riau dan Kelompok Tani Kualu mendatangi Gedung DPRD Riau, Rabu (17/3). Kedatangan kelompok tani tersebut mengadukan anjloknya harga ubi kayu yang menjadi satu-satunya sumber pendapatan petani ubi. 

Hal itu diungkapkan Ketua Umum Tani dan Nelayan Indonesia (Tanindo) Provinsi Riau Basriman saat bertemu para wakil rakyat. Diceritakannya, para petani bahkan merugi Rp245/Kg-nya karena harga beli ubi di kalangan pabrikan sangat rendah. Di mana pabrik mengambil ke petani dengan barga Rp830/Kg. Sedangkan biaya produksi mencapai Rp1.075/Kg.


“Rendahnya harga singkong yang menjadi persoalan dan dirasakan petani secara umum. Seperti di Bengkalis dan Kampar, banyak petani yang berusaha dibidang umbi-umbian,” imbuhnya.

Maka dari itu, petani berharap agar DPRD dapat menemukan solusi atas persoalan yang dirasakan oleh hampir seluruh petani umbi-umbian di Riau. Karena jika dibiarkan, petani akan mengalami kerugian yang semakin besar dan berimbas kepada kondisi ekonomi masyarakat.

Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD Riau Sewitri yang menerima kedatangan para kelompok tani menyebut pihaknya bakal memperjuangkan aspirasi yang di sampaikan. Dikatakan dia, dalam pertemuan bersama kelompok tani pihaknya juga turut mengundang beberapa perusahaan.

Seperti PT Asrindo Citra Subur, Indofood, PT RAPP dan PT Indah Kiat. Menurut dia, beberapa perusahaan diatas sampai saat ini masih membutuhkan bahan baku dari ubi atau singkong.

“Karena perusahaan masih membutuhkan bahan baku dari singkong dan diharapkan bahan baku yang diproduksi masyarakat ini bisa tertampung,” ujarnya.

Di mana, perusahaan diminta oleh DPRD agar dapat membeli ubi yang di hasilkan petani dengan harga yang wajar. Sehingga bisa menjalin kerjasama yang saling menguntungkan kedepannya.(gem)

Laporan AFIAT ANANDA, Pekanbaru

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook