Waspada, Bulan Ini Diprediksi Puncak DBD

Riau | Kamis, 17 November 2022 - 10:45 WIB

Waspada, Bulan Ini Diprediksi Puncak DBD
ZAINAL ARIFIN (DOK RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau memprediksi puncak kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Riau terjadi pada bulan November ini. Karena itu, masyarakat diminta waspada dengan penyakit DBD ini, karena kasus penambahan bahkan kematian juga terus bertambah.

Perkiraan tersebut diambil dari tren  DBD rata-rata 5 tahun dari 2017 sampai tahun 2021 lalu. Dari data tersebut, jika dilihat dari November tahun 2021 lalu, terjadi 190 kasus DBD di Riau, dan angka tersebut merupakan jumlah kasus tertinggi pada tahun 2021 jika dilihat dari total rekap per bulan.


Kabid Pengendalian Penyakit Diskes Riau, Ridwan mengatakan,  pihaknya memprediksi juga terjadi penambahan dan kasus DBD yang tinggi di Riau pada bulan November ini. Dari grafik perkiraan, prediksinya bisa mencapai hampir 250 kasus. 

Sementara itu, prediksinya pada Bulan Desember mendatang, kasus DBD di Riau akan mengalami penurunan.

"Untuk rekapan datanya, kita merangkum dari Diskes kabupaten/kota dan dihimpun paling lambat setiap tanggal 10 setiap bulannya," katanya.

Untuk diketahui, jumlah kasus DBD dari 12 kabupaten/kota di Riau pada Bulan Oktober lalu berjumlah 215 kasus. Angka ini lebih tinggi dari pada Bulan Oktober di tahun 2021 dan tahun 2020 lalu. Dimana pada Bulan Oktober 2021 jumlah kasusnya 67.

Sementara pada Oktober 2020 hanya 52 kasus. Hingga saat ini, total kasus DBD se-Riau sepanjang tahun 2022 ini tercatat sudah sebanyak 215 kasus. Sementara, sepanjang tahun ini sudah terjadi 1.932 kasus DBD di Riau, dana kabar dukanya sudah 14 orang meninggal.

Sementara itu, Kepala Diskes Riau, Zainal Arifin mengatakan, agar kasus DBD tidak terus bertambah, setiap rumah harus ada juru pemantau jentik (Jumantik). Dan itu adalah anggota keluarga di masing - masing rumah.

"Mulai dari kamar mandi tempat bersarang. Karena kalau tiga hari sekali kita kuras dan bersihkan, itu pasti tidak ada telur, kalau tidak ada telur tidak ada jentik, dan kalau tak ada jentik pasti tak ada nyamuk," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga menyampaikan bahwa untuk mencegah penyebaran penyakit DBD, menurutnya bisa dilakukan dengan cara kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) mulai dari lingkungan rumah masing-masing. Kegiatan PSN harus difokuskan pada tempat-tempat yang disukai nyamuk aedes aegypti tersebut.

"Kegiatan PSN harus difokuskan pada genangan air yang tidak bersentuhan dengan tanah secara langsung. Seperti misalnya bak kamar mandi, tempat  penampungan air, air pembuangan kulkas tempat minum burung, pot bunga, dispenser air minum (wadah limpahan airnya), atau barang bekas di sekitar rumah," katanya.(sol)
 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook