PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad berhasil melakukan tindakan operasi pengangkatan tumor indung telur pada seorang perempuan asal Kabupaten Indragiri Hilir. Tomor yang berhasil diangkat tersebut seberat 40 Kilogram (Kg).
dr Ari Hidayat, Sp.OG(K)Onk, selaku dokter yang memimpin operasi mengatakan, Ja (51) perempuan asal Kabupaten Indragiri Hilir mengalami pembesaran perut sejak 4 tahun lalu. Awalnya benjolan dirasakan sebesar telur ayam, akan tetapi karena tidak merasa nyeri, Ja memutuskan tetap menjalani hidupnya seperti biasa tanpa memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan di daerahnya.
“Namun sejak tiga bulan terakhir, perut Ny Ja dirasakan semakin membesar, nafsu makan berkurang, berat badan menurun, wajah pucat, sulit beraktifitas sehari-hari karena harus membawa perut yang sangat besar. Buang air besar sudah terganggu karena tumor yang semakin besar mengisi seluruh perutnya, sehingga tidur pun perut tersebut harus diganjal dengan bantal,” katanya.
Karena penyakitnya semakin berat, pada 2 Agustus 2021 lalu Ny Ja datang berobat ke RSUD Puri Husada di Tembilahan. Dikarenakan kecurigaan penyakit yang diderita Ny Ja mengarah ke kanker kandungan, ia kemudian dirujuk ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
“Saat tiba di Instalasi Gawat Darurat RSUD Arifin Achmad pada 5 Agustus 2021, kondisi Ny Ja tampak sakit berat dan anemia. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar hemoglobin 8,0. Artinya ia perlu mendapat perawatan dulu sebelum dipersiapkan untuk tindakan operasi,” jelasnya.
Di ruang perawatan, Ny Ja mendapat transfusi darah sebanyak dua kantong, dilakukan pemeriksaan ronsen dada dan CT scan perut untuk melihat asal tumor dan perluasan serta penyebarannya ke organ tubuh yang lain seperti hati, ginjal, usus dan paru-paru. Akhirnya, setelah dilakukan pemeriksaan PCR sebayak dua kali dengan hasil negatif Covid-19, pasien dipersiapkan untuk operasi.
“Pada 10 Agustus 2021, tim bedah kanker RSUD Arifin Achmad berhasil melakukan operasi pengangkatan tumor ovarium. Operasi ini berlangsung selama sekitar dua jam dan berhasil mengangkat tumor indung telur dengan berat 40 Kg,” paparnya.
Lebih jauh dokter subspesialis kanker kandungan lulusan Universitas Padjadjaran ini mengatakan, sebelum operasi dilakukan, persiapan dengan pemasangan infus melalului vena sentral. Dengan artian, seluruh infus dan obat-obatan dimasukkan melalui pembuluh darah yang langsung ke jantung, bukan dari pembuluh darah yang biasa dipasang di tangan pasien.
“Sehingga kondisi pasien selama operasi dapat dipantau dengan cermat terutama bila terjadi perdarahan. Tindakan pemasangan infus melalui vena sentral ini dilakukan oleh dokter spesialis anestesi (pembiusan) yaitu dr Yustisa Sofirina, Sp.An,” ujarnya.
Pascaoperasi pasien perlu dipantau di ruang ICU yang dilakukan oleh subspesialis perawatan intensif yang dipimpin oleh dr. Novita, Sp.An-KIC. Setelah dipastikan kondisi pasien stabil, keesokan harinya pasien dipindahkan ke ruang perawatan biasa untuk melakukan pemulihan sampai dapat dipulangkan.
Lebih jauh dr Ari Hidayat menguraikan, bahwa di RSUD Arifin Achmad sebagai pusat rujukan kanker di Provinsi Riau, angka kejadian kanker ovarium ini terus meningkat. Tidak saja menyerang wanita yang berumur 50 tahun ke atas, tetapi juga para remaja putri bahkan anak-anak.
Di tahun 2020 lalu, dari 188 pasien baru kanker kandungan, 58 diantaranya atau 30 persen adalah kanker ovarium. Menurut dokter Ari yang pernah mengenyam pendidikan pembedahan kanker ovarium di Universitas California (Amerika Serikat) ini, kanker ovarium menduduki peringkat kedua setelah kanker serviks atau kanker leher rahim.
“Apabila kanker serviks dapat dicegah dengan vaksinasi, maka kanker ovarium sampai saat ini belum ada vaksinnya. Sehingga sangat penting bagi seorang perempuan untuk rutin memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan apabila mengalami keluhan seperti benjolan, nyeri, perdarahan, gangguan buang air dan lain-lain agar dapat mendeteksi kemungkinan kanker sedini mungkin,” ujarnya.
Dihubungi terpisah, Direktur RSUD Arifin Achmad, dr H Nuzelly Husnedi, MARS, mengatakan, layanan kanker terpadu merupakan layanan unggulan RSUD Arifin Achmad disamping layanan bedah jantung. Oleh karena itu ia mengimbau masyarakat agar tidak takut atau ragu ke RSUD Arifin Achmad meskipun pada masa pandemi saat ini, karena RSUD Arifin Achmad melakukan pemisahan yang ketat terhadap pasien Covid-19 dan pasien lainnya termasuk pasien kanker.
“Hal ini dikarenakan pasien kanker termasuk golongan pasien yang memiliki daya imun yang rendah, sehingga lebih rentan terhadap penyakit infeksi termasuk Covid-19, sehingga kita melakukan protokol kesehatan yang ketat agar penyakitnya dapat ditangani sebaik mungkin tanpa tertular Covid-19,” sebutnya.(sol/ifr)