Dibubar Paksa, Demo RTK Ricuh

Riau | Selasa, 17 Juli 2018 - 17:00 WIB

Dibubar Paksa, Demo RTK Ricuh
Tenaga Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) berbaris di teras pintu masuk Kantor Bupati Kampar beberapa menit sebelum dibubarkan paksa yang berujung kericuhan, Senin (16/7/2018).

BANGKINANG(RIAUPOS.CO) - Suara histeris sejumlah tenaga kesehatan Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) Kabupaten Kampar memecah aksi unjuk rasa sekitar pukul 17.00 WIB.

Aksi unjuk rasa yang telah berlangsung sejak pagi yang semulanya berjalan damai, akhirnya ricuh ketika peserta unjuk rasa yang berjumlah sekitar 60-an tetap tidak membubarkan diri ketika jam kerja ASN di Pemkab Kampar berakhir.

Baca Juga :Kampar Ditetapkan Tanggap Darurat Bencana

Teriakan histeris kaum hawa pada unjuk rasa tersebut bermula ketika seorang petugas Satpol PP Kabupaten Kampar mendorong salah satu pengunjuk rasa dari unsur mahasiswa hingga terpental mengenai sejumlah tenaga RTK perempuan yang ada di belakangnya.

Suasana panas sendiri sudah terasa ketika para pengunjuk rasa sudah saling berhadap-hadapan dan hanya dibatasi spanduk yang ditebar panjang di teras Kantor Bupati Kampar sore itu.

Aksi dorong anggota Satpol PP ini memancing belasan anggota lainnya ikut bereaksi. Namum dorongan tidak berlanjut ketika sejumlah anggota Polres Kampar dan Satpol PP lainnya menahan kawan-kawannya yang ingin mengusir lebih jauh para tenaga RTK dan mahasiswa.

Pascainsiden yang terjadi begitu cepat itu, pengunjuk rasa akhirnya mundur beberapa meter dari pintu masuk Kantor Bupati Kampar.

Terkait insiden tersebut, Koordinator Lapangan unjuk rasa Ryan, sangat menyesalkan aksi beberapa anggota Satpol PP. Pasalnya sejak pagi mereka sama sekali tidak anarkis dan konsisten menggelar aksi damai untuk menuntut kejelasan sekitar 58 tenaga RTK yang tidak dibayarkan sisa honor dan tidak jelas kelanjutan nasib mereka.

‘’Kita mengutuk keras atas tindakan represif yang dilakukan aparat keamanan pada sore hari ini. Rakyat yang hanya menuntut hak-haknya dibalas dengan tindakan represif. Kita mengutuk keras tindakan represif yang dilakukan Satpol PP. Aksi kami dan tenaga RTK berlangsung damai tetapi Satpol PP terus mendesak kita hingga jatuh korban dari pihak mahasiswa dan RTK yang hingga kini masih di IGD RSUD Bangkinang. Apakah Satpol PP diciptakan untuk memijak rakyat bukan untuk mengayomi rakyatnya,’’ ujar Ryan saat mengantar rekannya yang dirawat.

Pantauan Riau Pos, akibat kericuhan tersebut, 1 mahasiswa dan 1 tenaga RTK mendapat luka dan langsung dilarikan IGD RSUD Kampar petang itu juga. Dorongan yang dilakukan salah satu oknum Satpol PP pada sore itu terlihat fatal. Tidak sekedar mendorong, oknum berbadan gempal tersebut terlihat membanting mahasiswa hingga mengenai tenaga RTK yang didominasi kaum hawa.

Sekda Kampar Yusri sangat menyesalkan terjadi insiden sore itu. Apalagi bila benar sampai harus dirawat di rumah sakit. Dirinya meminta para mahasiswa dan tenaga RTK menahan diri, karena Pemkab Kampar saat ini benar-benar sedang mengusahakan solusi permasalahan tenaga RTK tersebut.

‘’Tentu tidak bagus, apalagi kalau benar sampai dirawat. Yang jelas saya sampaikan, Pemkab Kampar menjunjung tinggi prinsip kebebasan berpendapat kepada seluruh masyarakat. Namun, marilah, kita masyarakat Kampar, saling menjaga ketenangan dan kenyamanan, terutama di kantor pelayanan publik,’’ terang Yusri.

Pemkab Kampar menurut Yusri tidak alergi dengan unjuk rasa. Namun untuk menyampaikan pendapat menurutnya tidak selalu lewat lisan. Yang terpenting juga, menurutnya, aksi unjuk rasa harusnya tidak mengganggu pelayanan di kantor pemerintahan. Terkait tuntutan mahasiswa, Yusri meyakinkan permasalahan tenaga RTK sedang dicari jalan ke luar terbaiknya, walau itu membutuhkan waktu.(izl)

(Laporan HENDRAWAN, Bangkinang)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook