PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Tim evakuasi panitia penyelidik kecelakaan pesawat udara (PPKPU) TNI AU melakukan evakuasi bangkai pesawat Hawk 209 TT-0209 di Perumahan Sialang Indah, Dusun I Sialang Indah, Desa Kubang Jaya, Kacamatan Siak Hulu, Kampar, Selasa (16/6) sekitar pukul 17.00 WIB. Bangkai pesawat yang mengalami rusak berat ini dibawa dengan diangkut dua truck crane. Selanjutnya pesawat buatan Inggris yang terbelah dua itu dibawa ke markas Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin (Lanud Rsn).
"Evakuasi menggunakan truck crane. Kemudian dibawa ke Skadron 12 Lanud Rsn," kata Danlanud Roesmin Nurjadin Marsekal Pertama TNI Rony Irianto Moningka saat dihubungi Riau Pos.
Meski badan pesawat sudah dievakusi, Ronny memastikan proses investigasi tetap dilanjutkan di markas Lanud Rsn.
"Proses investigasi tetap berlangsung," jelasnya.
Proses evakuasi berlangsung tertutup. Sekitar 100 meter di lokasi kejadian diberi police line. Puluhan prajurit TNI melakukan penjagaan ketat. Awak media dilarang mendekat selama proses evakuasi. Dalam proses evakuasi, bangkai pesawat dinaikkan ke atas truk menggunakan crane. Seluruh badan pesawat yang rusak total itu ditutup menggunakan terpal biru setelah naik di atas truk. Hal ini, mengantisipasi adanya warga yang mendekati lokasi kejadian.
"Sekitar satu jam tadi proses evakuasinya. Tidak tahu dibawa ke mana. Yang jelas selama bangkai pesawat di sini (permukiman, red) kami takut meledak," kata salah seorang warga setempat kepada wartawan.
Sementara, sekitar 800 meter dari lokasi jatuhnya pesawat, atap rumah warga Jalan Sialang Indah yang rusak akibat kursi pelontar sudah mulai dilakukan perbaikan. Pemilik rumah Dian mengatakan, saat ini atap rumahnya sudah mulai dilakukan perbaikan.
"Tadi malam (Senin, red) pun sudah mulai dilakukan perbaikan kembali, seperti gentengnya sudah diganti dan, plafon juga bakal diperbaiki hari ini (kemarin, red) juga. Kalau rumah kami ini yang terkena cuma atapnya saja, akibat terjatuhnya kursi pelontar," ujar Dian.
Diceritakannya, awal mula kejadian dia bersama keluarganya beraktivitas seperti biasa di rumah. Dan tiba-tiba terdengar suara dari atap rumah.
"Mendengar suara dari atap tersebut kami kaget. Warga sekitar sudah mengetahui bahwa yang jatuh itu kursi pelontar. Harapan kami agar atap yang rusak itu bisa diperbaiki seperti semula," harapnya.
Sebelum dilakukan evakuasi, Sekretaris Daerah Kabupaten Kampar H Yusri sempat melakukan peninjauan di sekitar lokasi kejadian.
"Kami sudah melihat lokasi kejadian. Setelah itu nanti kami akan komunikasi dengan kepala desa, Bhabinkamtibmas, Babinsa dan aparat lainnya. Kami juga mengharapkan kepada masyarakat tidak ada yang mengganggu aktivitas di tempat kejadian," ujarnya.
Terkait bantuan kepada pemilik rumah yang rusak parah akibat jatuhnya pesawat TNI AU tersebut, Yusri menjelaskan akan mendiskusikan terlebih dahulu.
"Nanti kami akan diskusi dulu. Sharing-sharing dengan AURI. Pada prinsipnya tentulah ada nanti dari pemerintah. Yang penting semua bisa selesai," ungkapnya.
Upik (49) warga di sekitar lokasi menuturkan, sampai saat ini dia masih merasa trauma pascakejadian jatuhnya pesawat tempur jenis Hawk 209 tersebut.
"Saya pikir kemarin pesawat itu jatuh menimpa rumah saya karena terbangnya begitu rendah. Tidak lama kemudian tiba-tiba pesawat itu berbelok dan terjatuh di permukiman padat penduduk," ujar Upik.
Dikatakannya, awal kejadian ia sedang berjualan lontong dan kebetulan di kedainya lagi ramai. "Hingga saat ini kami masih trauma pasca kejadian itu. Apalagi di sini merupakan jalur lintas pesawat. Biasa pesawat itu terbangnya tinggi, tiba-tiba kemarin melihat pesawat terbangnya rendah dan terjatuh di sini," kata Upik.(gus/dof)