PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Akibat permasalahan manajemen biro perjalanan umrah PT Kiblatain Jaya Wisata (KJW), sebanyak 119 calon jamaah umrah nyaris gagal berangkat ke tanah suci. Namun, setelah diurus dan manajemennya diganti dengan yang baru, akhirnya semua calon jamaah umrah bisa berangkat.
Ketua Komisi III DPRD Riau, Hussain Hamidi mengapresiasi penyelesaian sengkarut pemberangkatan ratusan calon jamaah umrah yang sebelumnya nyaris gagal ke tanah suci, akibat permasalahan di manajemen biro perjalanan umrah PT KJW.
"Alhamdulillah, keputusan manajemen baru Kiblatain ini tepat. Setelah kita urus, dan manajemennya diganti dengan yang baru, semua bisa berangkat," kata Hussain kepada, Ahad (16/2).
Dia mengatakan telah berusaha melakukan sejumlah langkah untuk menyelesaikan permasalahan itu, termasuk memanggil biro perjalanan travel umrah dan jamaah yang berlokasi di Jalan Imam Munandar, Pekanbaru. Alhasil, Kiblatain yang berganti manajemen akhirnya berhasil memberangkatkan para calon jamaah umrah itu secara bertahap selama 2019 lalu.
Sementara itu, salah seorang calon jamaah, Hasyim yang juga seorang Camat Pujud, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, saat menceritakan apa dilakukan travel umrah PT Kiblatain Jaya Utama saat memberangkatkan 50 jamaah gagal berangkat ke tanah suci, Arab Saudi, pada 26 Maret 2019 lalu.
Diceritakannya, waktu itu tanggal 27 Maret 2018, ke-50 jamaah umrah, termasuk dirinya bersama istrinya serta kerabatnya telah sampai di Kuala Lumpur, Malaysia, untuk siap-siap melanjutkan perjalanan ke tanah suci. Namun, akhirnya tak jadi berangkat oleh manajemen dan pemilik lama PT Kiblatain Jaya Utama.
Hasyim menjelaskan, jika travel umrah itu bukan PT Kiblatain Jaya Wisata, maka hampir dipastikan jamaah gagal berangkat tak bakal menunaikan ibadah sudah diniatkan ke tanah haram. Ia bersyukur, usai gagal berangkat, kemudian ada pergantian kepemilikan dengan manajemen baru, travel umrah ini akhirnya memberangkatkan mereka ke Arab Saudi.
"Alhamdulillah, ini juga mungkin berkat doa para jamaah. Di antara mereka secara ekonomi tidak beruntung, namun terus menabung untuk berangkat. Akhirnya cita-cita kita ke tanah suci terkabulkan," jelas Hasyim.
Ia mengaku sempat was-was saat PT KJW memutuskan menunda keberangkatan jamaah umrah pada 2018 lalu. Namun, dengan beralihnya kepemilikan dan bergantinya manajemen, Hasyim bersyukur bisa berangkat bersama jamaah lain ke rumah Allah.
Sementara itu, Pimpinan PT KJW Wilayah Riau, H Fadhli Rahman MPd menjelaskan, di bawah manajemen baru, jamaah hanya menyetorkan Rp3 juta untuk mendaftar berangkat umrah. Ketika tiket pesawat, visa dan hotel sudah selesai, maka barulah dibayar lunas oleh jamaah.
Selain itu, Fadhli mengatakan, PT Kiblatain Jaya Wisata juga menggandeng BRI Syariah, sebagai tempat penyimpanan uang pendaftaran. "Alhamdulillah sekarang semuanya berjalan dengan sistematis. Kita menggandeng BRI Syariah untuk jaga titik aman uang jemaah. Jika sudah mendaftar Rp3 juta, kita uruskan semua perlengkapannya. Jika sudah selesai kita akan kembali koordinasi dengan mereka," jelasnya.
Sedangkan Direktur Utama PT Kiblatain Jaya Wisata yang baru, Sintya Nurwahuni menceritakan, proses peralihan perusahaan bermula sejak 2018. Ketika itu ada pertemuan pemilik dan manajemen lama dengan seorang calon investor bersedia mengambil alih perusahaan.
Awalnya manajemen lama hanya menyampaikan PT Kiblatain Jaya Wisata telah gagal memberangkatkan 50 jamaah setelah sampai di Kuala Lumpur. Namun, setelah terjadi kesepakatan peralihan diketahui masih ada puluhan jamaah telah membayar lunas dan belum diberangkatkan, hingga total keseluruhan 119 jamaah, ditambah beberapa puluh jamaah telah menyetorkan uang muka kepada manajemen lama antara Rp5-15 juta.(dof)